Bab 16

7 3 0
                                    

Laboratorium bawah tanah, Masa kini.

Langkah George membawanya kembali ke laboratorium bawah tanah miliknya. Setelah isakan Cloe, kini dia mendapatkan petunjuk tentang identitas peretas data pribadi perjalanan waktu milik Az.

"Stabilkan data pengguna time-remote pertama! Jangan sampai ada yang menghilang sekata, pun!" Titah George. Ia berjalan menuju tempat komisi B bekerja.

"Komisi B, kirim umpan balik kepada peretas berinisial K!"

"Baik,"

George melangkah, menatap arloji di tangan kirinya. Pukul 16.30.

"Apakah komunikasi antarwaktu sudah bisa digunakan?"

"Belum, Mister. Setengah jam lagi. Kami pastikan Anda dapat berkomunikasi dengan pengguna time-remote pertama,"

George menduduki kursi di meja pengendali pusat. Ia merenggangkan ototnya. Menciptakan bunyi 'kretek'yang renyah.

"Baiklah, selagi menunggu mari kita menumpas kutu pengganggu,"

Jemari George lincah mengetikkan sesuatu pada keyboard.

"Bersiaplah, Jack. Kamu akan habis kulahap,"

Tekad George dengan mata tajamnya menatap layar monitor.

***

05 Februari 2037 pukul 12.58

Cloe menghempaskan genggaman tangan Az ke udara. Az tersentak. Mereka berdiri di lantai satu mall.

"Maafkan aku tiba-tiba menarikmu," tukas Az sebelum kemudian melanjutkan langkahnya. Mendahului Cloe yang tak bergerak sama sekali.

"Apa-apaan dia menarikku begitu saja?! Dia pikir aku ini apa?"

Cloe menatap kesal punggung Az yang perlahan meninggalkannya.

"Seenaknya menarik tanpa memberi penjelasan. Sebenarnya, aku ini siapanya? Dan lagi, siapa orang tadi? Mengapa menyapa Az seolah kawan lama?"

Az terus berjalan tanpa tersadar bahwa Cloe masih berhenti di tempatnya tanpa bergerak sesenti pun.

"Kita kembali ke apartemen saja, Cloe," ucap Az sambil menoleh ke samping. Ia terkejut pasal tidak menemukan sosok Cloe yang tadi ada di sampingnya. "Cloe?"

Kepala Az menoleh ke belakang. Di dapatinya sosok Cloe masih terdiam di tempat. Tidak bergerak.

Cloe terkekeh kecil.

"Kami pikir aku bodoh?"

"Maaf, aku melamun," ujar Cloe sambil menatap Az, tersenyum. Kakinya mulai melangkah menyusul Az. "Mungkin karena terkejut kamu tarik tiba-tiba tadi,"

"Eh, maafkan aku. Bibi marah, ya?" Ucap Az penuh rasa bersalah.

Cloe tersenyum jengkel. Ia mendengus pelan.

"Tentu saja. Siapa yang tidak kesal kalau begitu?"

"Maaf, maaf, nanti Az belikan es krim, deh," Az mengusap-usap tengkuknya.

"Huh, pokonya es krimnya lima! Harus lima!"

"Iya iyaaa, aku akan membelikannya nanti,"

Karena Kau Tak Ada [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang