"Kenapa, kenapa aku merasakan atmosfir yang berbeda? Ada apa denganku?"
Az menghela napas. Netranya kembali menatap matahari yang sebentar lagi tenggelam. Dirinya kalut. Pikirnya menjelajah hingga kemana-mana. Sakit masih terasa dalam dadanya.
"Andai kau tahu, Cloe. Senja kali ini, di depan apartemenmu adalah kali kedua kita bertemu,"
Az menopang dirinya dengan tangannya yang bersandar pada pegangan jembatan. Jiwanya seakan dibawa terbang oleh burung-burung yang mengepakkan sayapnya menuju sarangnya.
"Tapi lagi-lagi aku mengubah kisahnya. Maafkan aku, Cloe. Ini demi kebaikanmu,"
Cloe menghembuskan napasnya pelan. Diliriknya sesekali sosok pria yang mengaku sebagai "keponakan" nya itu.
Az melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. Pukul 17.32.
"Kalau tidak salah, sebentar lagi Jack akan datang,"
Az menatap bangku yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Bersiap, Bi. Duduk di bangku itu!" Az memberikan isyarat agar Cloe duduk di tempat yang ia tunjuk. Alis kanan Cloe meninggi.
"Kenapa? Kamu lelah?" Tanyanya. Az terkekeh pelan, lantas menggeleng.
"Tidak, tapi sebentar lagi Jack akan datang. Dan... Duduk di sebelah Bibi," ucap Az lirih. Mata Cloe membinar.
"Benarkah?" Serunya yang disusul anggukan kepala Az.
"Apakah aku terlihat berbohong?" Tanya Az kemudian. Cloe nyengir, lantas menggeleng dengan cepat.
"Tidak, maaf telah membuatmu merasa diragukan ya, keponakanku sayang..." Ujar Cloe dengan nada riang.
Az memasang senyuman miringnya.
"Seharusnya kamu hilangkan kata 'keponakanku' itu. Langsung panggil 'Sayang' saja," tukasnya seraya menutup mata, menghirup udara segar.
Rona merah segera menghiasi pipi putih Cloe. Dia tidak menyangka kata seperti itu akan terlontar dari lisan Az sendiri.
"D-dasar Az. Aneh!"
Az terbahak melihat Cloe yang salah tingkah.
"Maaf, maafkan aku," kekehnya. Cloe menggerutu. Pipinya menggelembung, menandakan bahwa ia sedang kesal.
"Tidak akan! Kamu keterlaluan! Lancang!" Omelnya kemudian. Az tidak bisa berhenti tertawa.
"Sudah, sudah. Cepat duduk di bangku itu!"
Cloe menarik lengan Az. Az tersentak, menatap lengannya yang ditarik.
"Kenapa?"
"Kamu, kamu harus berdiri di sampingku!" Celetuk Cloe tiba-tiba. Dahi Az mengernyit. Apa maksudnya? Cloe ingin dia menjadi nyamuk nantinya?
"Kenapa begitu?" Tanya Az kemudian yang disusul wajah datar dari Cloe.
"Tidak, bukan untuk menjadi nyamuk,"
Az terkekeh lagi.
"Hahaha... Kupikir memang begitu. Aku tidak akan mau kalau begitu,"
Cloe kembali menggerutu. Ia mendengus lantas memasang wajah badmood miliknya.
"Apasih maksudmu? Aku kan hanya minta ditemani oleh keponakanku!" Gerutunya, lantas menarik lengan Az menuju bangku yang ditunjuk.
"Maaf, maaf," ujar Az. Pasrah lengannya ditarik. Padahal dia bisa menolaknya.
Cloe memasang posisi duduk di atas bangku. Sementara Az berdiri di sampingnya, menyilangkan kedua tangannya.
Nampak dari kejauhan batang hidung Jack yang kini berjalan mendekat. Az memalingkan muka, tidak ingin melihat percakapan yang akan terjadi beberapa saat kemudian. Hatinya akan kembali merasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kau Tak Ada [END]
Science FictionSudah dua tahun rumah tangga Az dan Cloe berjalan. Tetapi tidak menambah baik malah keadaanya memburuk. Alih-alih melupakan Jack, sang kekasih, Cloe malah larut ke dalam cinta yang tak seharusnya. Segala cara sudah dilakukan oleh Az agar Cloe menci...