"...Az,"
Cloe terperangah. Tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.
"Az?"
"Ya, benar. Nama yang indah, bukan?"
Cloe mengatupkan mulutnya yang sempat membuka. Netra hazelnya melirik ke samping, sisi lain menara. Didapatinya sosok Az sedang berbicara dengan seorang remaja lelaki.
Az menegak ludahnya. Ia menangkap sosok Cloe kini sedang meliriknya. Kini ia tenggelam dalam kepanikannya sendiri. Dengan tergesa ia menatap dirinya dari masa lalu yang ada di hadapannya kini.
"Dengar, aku tidak mau ada kekacauan di bawah kendaliku. Jadi, tolong Az. Jangan mendekati perempuan bernama Cloe itu,"
Az remaja mengernyitkan dahinya.
"Hah? Apa maksudmu?"
Az mendengus. Berdecak kesal.
"Bukankah sudah kujelaskan kepadamu? Jadi kuharap kau tidak merusaknya,"
Az remaja ikut mendengus, memasang senyuman miringnya yang khas.
"Tapi itu urusanmu. Bukan urusanku,"
Az menggeram. Ia tidak menyangka akan mendapatkan jawaban di luar ekspektasinya.
"Apapun itu, jangan merusak segala hal yang telah ku rancang!"
"Sudah kubilang itu urusanmu!"
"Urusanku adalah urusanmu!"
Az remaja melipat kedua tangannya. Ditatapnya dirinya dari masa depan yang lebih tinggi lima belas senti darinya.
"Dengar. Meski nama kita sama-sama Az, dan mungkin kita adalah orang yang sama di masa yang berbeda. Tetapi aku adalah aku. Dan kamu adalah kamu. Kita berbeda. Tidak terkecuali dengan urusan kita masing-masing,"
***
Ruang bawah tanah George, masa kini.
Seseorang memasuki ruang kerja George dengan tergesa. Nampak benar dia membawa sebuah kabar.
"Permisi, Mister. Seseorang hendak menemui anda,"
Tep, tep, tep
Langkah George menggema di setiap lelorongan. Seorang tamu di tengah situasi genting, pastilah orang penting.
Langkahnya berhenti di ambang tirai pembatas ruang tamu dengan ruang tengah. Sesosok lelaki ber hoodie tengah duduk menunggunya.
"Selamat malam, Tuan George," sapa orang itu. Sebuah masker hitam menutup wajahnya. Membuat wajahnya tertutup, tidak terlihat.
"Malam,"
George mengambil posisi duduk di atas sofanya. Ditatapnya sosok misterius yang kini duduk di hadapannya.
"Aku dengar kau mencariku,"
"Benar, ada beberapa hal yang ingin kusampaikan,"
Samar suara tamu itu terhalang masker hitamnya. Membuat George harus menajamkan pendengarannya.
"Baiklah, tapi maaf-"
"Berkaitan dengan time-remote,"
George tersentak. Pupil matanya mengecil sedang kelopaknya membesar. Tamunya kali ini tidak sedang main-main.
"Pembuatan time-remote yang dapat membawa seseorang dalam perjalanan waktu adalah ide fantastis," ucap orang itu, mengawali pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kau Tak Ada [END]
خيال علميSudah dua tahun rumah tangga Az dan Cloe berjalan. Tetapi tidak menambah baik malah keadaanya memburuk. Alih-alih melupakan Jack, sang kekasih, Cloe malah larut ke dalam cinta yang tak seharusnya. Segala cara sudah dilakukan oleh Az agar Cloe menci...