Ego 1. Kastaman

49 14 8
                                    

Alter ego pertama yang ditemui di tubuh Kastaman bernama Kastaman, dia adalah ego asli dari dirinya sendiri yang tumbuh berkembang sejak Kastaman lahir hingga saat ini.

-ooo-

Bali, 01 Juni 2023
Single Malt, IZE Hotel Seminyak

Bukan hari pertama sejak kejadian memilukan yang berturut-turut selama lima bulan terjadi pada beberapa titik di Indonesia. Para detektif memburon seorang pembunuh berantai yang sampai saat ini diketahui telah membunuh tiga orang wanita, dua balita, dan lima pemuda.

Informasi yang didapatkan setelah berhasil menemukan korelasi antara satu korban dengan korban lain adalah bahwa pembunuh melakukan aksinya seorang diri, hal ini diketahui dari cara dia menghabisi semua korbannya.

Dua detektif dalam pengawasan inverstigator dan polisi setempat dikerahkan untuk memantau seorang buron tersebut di sebuah bar yang ada di Seminyak, Bali. Pelaku diketahui sebagai penduduk asli Bali, tetapi tidak pernah tinggal di rumahnya, ia selalu berpindah-pindah dari satu hotel ke hotel yang lain.

Inspektur Dero Alisigit dan rekannya Deputi Inspektur Azizah melakukan pengintaian selama beberapa hari di sebuah bar hotel, Single Malt. Namun, tiga hari ke belakang keduanya tidak menemukan hasil apa pun. Tidak ada tanda-tanda burnonan itu tinggal di IZE Hotel Seminyak.

"Ini hari terakhir kita mengintai tempat ini, semoga ada kemajuan,"  Azizah mengedarkan pandangannya.

Sebuah bar dengan nuansa tahun 1920an dengan dinding bata yang terekspos, bangku berbahan kulit berukuran besar, lampu-lampu vintage serta permadani Persia turut menguatkan suasana di bar tersebut.

"Aku yakin dia ada di hotel ini ... atau mungkin dia menyadari jika ada yang mengintai dirinya sejak beberapa hari lalu?" gumam Dero dengan sesekali menyeruput whiskey bercampur es batu berbentuk bulat.

"Radar yang diberikan kepala membuktikan lelaki itu masih ada di tempat ini. Mereka melacak dengan benar, kan?"

Keduanya menoleh secara bersamaan setelah lonceng pintu masuk berbunyi tertanda seseorang memasuki ruangan.

Seorang lelaki muda sekitar umur dua puluh tiga tahun berjalan masuk ke dalam bar. Ia mengenakan pakaian yang rapi. Setelan jas berwarna krem menandakan keluwesan lelaki tersebut dalam menjalani hari-hari. Menghisap vape dengan tali yang dikalungkannya. Lelaki itu mengenakan topi hitam, memegang sebuah buku kecil, dan handphone.

Ia duduk tidak jauh dari posisi Dero dan Azizah dan segera memesan satu gelas bir pada si pelayan.

Saat pesanannya sampai, sang pelayang menoleh ke arah dua inspektur tersebut dan tersenyum memberikan isyarat. Sebelumnya Dero dan Azizah memang sudah berkoordinasi dengan seluruh staff bar terkait penangkapan ini.

Lelaki tersebut menatap tajam ke arah pelayan dan mengikuti pergerakan bola mata pelayan tersebut. Menyadari bahwa dirinya sedang dipantau, ia langsung bangkit melompat ke arah si pelayan dan menyergapnya.

Melihat itu, Dero dan Azizah segera mengeluarkan pistol dari saku celana kemudian mengarahkannya kepada lelaki yang kini menyandera si pelayan.

"Tolong!" teriak sang pelayan.

Alih-alih melepaskan, lelaki itu justru mencengkeramnya lebih erat. "Diam kau!"

"Lepaskan dia." Dero mendekat perlahan.

"Selangkah lagi atau pelayan ini akan mati," ancam lelaki itu dengan tangan yang siap mencekik.

Azizah merasa situasi yang seperti ini akan serba salah. Setelah berbagai pertimbangan ia pikirkan, Azizah memutuskan untuk dengan hati-hati menarik pelatuk pistol HS2000 miliknya.

Pistol tersebut telak mengenai paha kanan si buronan. Saat ia kesakitan, Dero segera berlari untuk menyergap sang buronan.

"Tutup akses keluar!" teriak Azizah pada pegawai bar.

Buronan tersebut masih bisa menghindar dan melawan saat Dero dan Azizah mengepungnya. Beberapa pukulan brutal ia layangkan secara acak. Namun, Dero jelas lebih kuat daripada lelaki tersebut sehingga dengan satu kejutan stun gun ia berhasil melumpuhkannya.

Lelaki yang tidak berdaya serta berlumuran darah di kakinya pun kini sudah dalam keadaan diborgol dan dituntun paksa masuk ke dalam mobil polisi.

Dero dan Azizah memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh pegawai bar Single Malt dan pihak IZE Hotel yang telah bekerja sama untuk menangkap pelaku pembunuhan berantai yang sudah menjadi burornan polisi di satu Indonesia.

Berikutnya Dero dan Azizah menggeledah kamar hotel yang ditempati oleh lelaki burnonan tersebut. Banyak sekali barang bukti yang ditemukan di sana, satu dokumen penting berupa Kartu Tanda Pengenal (KTP) akhirnya didapatkan dalam sebuah dompet hitam kecil.

"Kastaman,dua puluh tiga tahun."

[END] Kastaman: The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang