Ego 8. Nadia

18 4 2
                                    

Alter ego kedelapan yang ditemukan di tubuh Kastaman adalah Nadia. Ia adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus di Jawa Timur

-ooo-

Surabaya, 08 Juni 2018
Surabaya Pasarturi Station

Ujian akhir semester sudah selesai, Nadia sebagai anak rantau memutuskan untuk pulang kampung setelah hampir lima bulan ia tidak menunjukkan wajahnya di hadapan kedua orang tuanya.

Dengan antusias Nadia membereskan seluruh barang yang hendak ia bawa pulang ke dalam koper. Tidak tertinggal dengan oleh-oleh yang sudah ia beli beberapa hari lalu. Momen yang paling ditunggu-tunggu oleh dirinya pun akhirnya datang.

Nadia tinggal di kosan sendirian, sering kali dirinya merasa kesepian ketika akhir pekan. Seluruh penghuni kos di sana setiap akhir pekan selalu pulang ke rumah masing-masing. Beda halnya dengan Nadia, ia tidak bisa melakukan hal itu karena kondisi rumahnya yang mengharuskan perjalanan sepuluh jam menggunakan kereta.

"Jam sepuluh malam," ujar Nadia seraya memasukkan baju terakhir ke dalam koper.

"Tidak perlu bawa barang terlalu banyak, kamu dua bulan saja di rumah." Terdengar suara lembut seorang wanita dari seberang telepon.

"Iya, Ma. Ini Nadia bawa sekoper kecil." Hati Nadia tidak berhenti berbunga-bunga.

"Kabari Mama terus, ya. Tiket awas jangan lupa dibawa, KTP juga jangan sampai tertinggal." Dari nada bicaranya, Ibu terdengar khawatir.

Ibu Nadia memang selalu bertingkah demikian jika Nadia akan bepergian ke mana pun. Sikapnya yang khawatiran membuat Nadia merasa benar-benar disayang oleh orang tuanya. Menjadi anak satu-satunya, Nadia tergolong ke dalam anak yang manja.

Sejak dulu orang tuanya selalu mengkhawatirkan jika Nadia tidak akan bisa tumbuh dewasa dengan mandiri. Namun, hal ini dibuktikan sendiri oleh Nadia lewat petualangannya menjadi seorang perantau lintas provinsi.

Pukul delapan malam Nadia berangkat ke stasiun diantar oleh temannya. Mereka memang sama-sama hendak pulang kampung, tetapi bedanya teman Nadia pulang menggunakan motor. Jarak rumahnya hanya berkisar satu jam saja.

"Aku langsung lanjut, ya. Kamu hati-hati di jalan, kabari kalau udah sampai," ujar teman Nadia yang langsung menancapkan gas.

Nadia hanya membalas dengan lambaian tangan. Ia pun tidak sempat mengucapkan sampai jumpa pada temannya itu.

Sambil menunggu jam keberangkatan, Nadia pergi ke Indomart Poin terlebih dahulu untuk membeli beberapa makanan dan minuman untuk persediaan di kereta. Menurutnya jika ia beli makan dan minum di kereta, akan lebih mahal harganya. Padalah jika dihitung-hitung, harga Nadia beli makanan di stasiun dengan estimasi harga bila beli di kereta sama saja.

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Panggilan kepada penumpang kereta Airlangga pun sudah diumumkan. Nadia dengan bawaan yang terbilang banyak pun, dengan susah payah. Sampai akhirnya Nadia terduduk di kursi penumpang menghadap ke depan. Kebetulan gerbong kereta Nadia saat itu tidak terlalu ramai, kursi samping dan depan Nadia pun kosong, jadi ia bisa simpan barang-barangnya di sana.

Ketika kereta mulai melaju, Nadia pun menelpon kedua orang tuanya untuk melapor.

-ooo-

Subang, 09 Juni 2018
Kediaman rumah Nadia di Pagaden

Ibu Nadia baru keluar dari dapur setelah bergulat dengan masakan kesukaan Nadia yang hendak ia hidangkan di hadapan anaknya yang paling disayang itu. Matanya berbinar melihat semur daging sapi, sayur kangkung, dan aneka gorengan kesukaan Nadia sudah terhidang di meja.

"Pa, Eneng sebentar lagi sampai, Baiknya tunggu di stasiun saja." Ibu Nadia mendekat ke arah Ayah yang sedang sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Tapi belum ada kabar dari Eneng, Ma. Ponsel dia pun tidak aktif." Ayah beberapa kali menelpon Nadia, tetapi tidak kunjung menyambung. "Memanggil," sambungnya.

"Mungkin ponselnya habis baterai, sudah tunggu di stasiun saja. Supaya ketika Eneng datang, Bapa sudah ada di sana." Ibu menarik tangan Ayah untuk berdiri dan bergegas pergi dari rumah menjemput Nadia.

Setelah bersiap dan pergi, tersisa Ibu sendirian di rumah. Ia menunggu dengan hati yang sangat senang hendak bertemu dengan anaknya. Perjalanan Nadia selama hampir sepuluh jam pun sudah terlewati.

Ibu menyalakan televisi sembari menunggu Nadia dan Ayah pulang.

... Kereta jurusan Surabaya Pasarturi – Pasar Senen mengalami kecelakaan anjlok rel di rute tiga saat hendak tiba di Stasiun Semarang Tawang ...

[END] Kastaman: The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang