Ego 17. Arjuno

7 2 1
                                    

Alter ego ketujuh belas yang ditemui di tubuh Kastaman bernama Arjuno, ia adalah seorang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

-ooo-

Cilegon, 07 April 1996
Kawasan Lanal Merak

Setelah sekian lama, Arjuno akhirnya memiliki kesempatan untuk mendapatkan cuti lebaran. Tahun ini, Arjuno berencana untuk mudik dan berkumpul dengan keluarganya. H-2 lebaran, Arjuno sudah mempersiapkan diri dan mengemasi barang. Kampung halaman Arjuno berada di Bantul, Yogyakarta.

Arjuno yang sangat antusias pun memutuskan untuk menghubungi keluarganya terlebih dahulu guna menanyakan perihal oleh-oleh sebagai hadiah bawaan dari Banten. Pada tahun ini, telpon umum dan warung telepon menjadi primadona semua orang. Berdasarkan data, jumlah telepon umum di Indonesia pada tahun 1996 mencapai lebih dari 71.000 bilik.

Bukan karena di pangkalan TNI tidak ada telepon, alasan Arjuno untuk menelpon keluarga lewat telepon umum adalah dirinya lebih leluasa mengobrol karena tidak diawasi oleh petugas. Hari itu, Arjuno memang sudah mulai mendapatkan jatah libur, jadi dirinya bisa izin keluar sebentar untuk membeli oleh-oleh.

Arjuno berjalan kaki menuju warung telepon terdekat. Koin telepon sudah ia siapkan sekitar sepuluh buah, agar dirinya bisa sepuasnya menelpon keluarga di kampung. Dengan hati yang berdebar-debar, Arjuno pun mendapati satu telepon umum yang sepi. Ia memasukkan lima koin ke dalamnya, kemudian mulai menekan nomor telepon yang tertera di sobekan kertas usang di genggamannya.

Lama akhirnya telpon tersebut diangkat. Namun, alih-alih mendengar suara istrinya, Arjuno justru hanya mendengar suara gemuruh seperti plastik yang diremas-remas.

"Halo?" panggil Arjuno beberapa kali.

Tidak ada jawaban dari sana. Arjuno sebenarnya merasa kesal karena telpon umum ini memiliki limit waktu. Namun, Arjuno pantang menyerah, dirinya terus mencoba memanggil-manggil seseorang yang mengangkat telepon tersebut. Sampai akhirnya satu dentingan keras senada memekakkan telinga Arjuno.

Belum sempat dirinya menjauhkan telepon tersebut dari telinganya, pandangan Arjuno mulai kabur. Dirinya merasa sangat pusing hingga beberapa detik kemudian Arjuno pingsan.

Lama kiranya sampai akhirnya Arjuno kembali bangun. Namun, alih-alih berada di bilik telepon umum, Arjuno justru berada di ruangan sangat gelap. Awalnya Arjuno berpikir bahwa penglihatannya memang masih belum membaik karena kepalanya masih pusing, tetapi justru setelah menunggu beberapa saat suasana gelap dan dingin itu masih tetap menyelimuti dirinya.

Arjuno mencoba bangkit dari duduknya. Ia mengedarkan pandangannya yang sebenarnya tidak melihat apa pun. Tidak jarang Arjuno memanggil meminta tolong. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada yang menjawab teriakan Arjuno. Merasa kesal, Arjuno pun mencoba berlari ke arah yang ia sendiri tidak tahu. Seolah tidak ada ujungnya, Arjuno akhirnya berhenti saat sekiranya keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya.

Kini perasaan Arjuno lah yang tidak enak, dirinya berkeringat panas tetapi suasana sekitar dingin. Hal ini membuat Arjuno kurang nyaman. Lama kelamaan, Arjuno justru merasakan hawa yang sangat panas mulai menyelimuti dirinya. Saking panasnya, Arjuno sampai membuka semua pakaiannya. Tetap saja, hal ini tidak berpengaruh apa pun. Ia tetap kepanasan, sampai rasanya kulit yang menempel ditubuhnya meleleh. Arjuno berteriak kesakitan.

-ooo-

Diberitakan, sebuah telepon umum di area Cilegon tepatnya tidak jauh dari Pantai Batu mengalami ledakan. Belum diketahui penyebab dari ledakan tersebut. Namun, sampai saat ini terdapat satu korban meninggal di tempat. Diketahui bahwa korban tersebut bernama Arjunoyo, seorang TNI Angkatan Laut yang bertugas di Lanal Merak dengan Letkol Laut (P) Sudiarko.

[END] Kastaman: The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang