Ego 7. Taufik

19 6 4
                                    

Alter ego ketujuh yang ditemukan di tubuh Kastaman bernama Taufik, ia adalah seorang lelaki berumur tiga puluh tiga tahun berprofesi sampingan sebagai badut kondang

-ooo-

Bandung, 16 April 2021
Paris Van Java Mall, Sukajadi

Persiapan yang sangat matang sudah Taufik lakukan sejak beberapa minggu lalu. Ia mendapatkan panggilan untuk mengisi pentas seni di sebuah mall terkenal di Bandung. Ini merupakan job pertama bagi diri Taufik setelah hiatus sejak 2019 dikarenakan adanya wabah COVID-19.

Taufik sangat antusias karena dirinya bisa kembali menghibur pengunjung dengan trik-trik sulap dan sedikit candaan kasar ala badut. Profesinya sebagai badut kondang sudah ia tekuni sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu Taufik adalah lulusan dari salah satu universitas seni di Indonesia.

Alasan ia memilih untuk menjadi badut adalah karena menurutnya ia bisa mengekspresikan sisi dari dirinya yang lain tanpa harus menggunakan wujud aslinya. Taufik yang notabenenya sebagai seseorang yang kaku, akan menjadi beringas saat sudah mengenakan kostum badut lengkap dengan riasan wajahnya.

Badut Taufik biasanya selalu membawa satu balon berwarna oranye dan mengenakan rambut palsu jingga gelap.

Saat Taufik sedang bersiap-siap, beberapa kali ponselnya berdering. Jika tidak sedang sibuk seperti ini, jelas Taufik tidak akan menghiraukan deringan tersebut karena itu adalah dari pacarnya. Namun, kali ini ia tidak bisa mengangkatnya apalagi panggilan video.

Taufik sebenarnya merahasiakan profesinya sebagai badut kondang ini pada sang pacar yang sekitar sepuluh hari lagi dilamar oleh dirinya. Untuk itu, Taufik mengambil job di Paris Van Java ini sebagai panggilan terakhir dirinya, ia rindu menjadi badut lagi. Niatnya, setelah proyek ini selesai, Taufik akan benar-benar berhenti dari dunia perbadutan.

Alasan Taufik menyembunyikan identitasnya sebagai badut adalah ia tahu jika pacarnya ini tidak akan pernah setuju jika Taufik berprofesi sebagai badut. Hal ini bisa Taufik simpulkan karena beberapa kali dirinya bercanda dengan sang pacar terkait badut, pacar Taufik selalu mengejek dan memberikan umpatan kasar pada sosok badut itu. Maka itu, Taufik lebih baik menyembunyikannya.

Setelah sekiranya siap semua, Taufik yang berada di belakang panggung pun mulai beranjak dan berjalan dengan sedikit gugup ke atas panggung. Sesampainya di sana, tepukan tangan dari seluruh penonton sangat gemuruh. Karena merasa mendapatkan dukungan, Taufik pun langsung menjalankan atraksinya.

Beberapa adegan Taufik lakukan dengan lancar. Sampai akhirnya di penghujung acara, Pria dengan senyuman yang tidak pernah luntur itu pun turun dari panggung. Namun, saat dirinya sampai di belakang panggung, tanpa diduga seorang perempuan sudah menunggu dirinya berkacak pinggang dengan sorot mata tajam menandakan emosi.

"Apa maksudnya ini?" Tanpa basa-basi perempuan itu menghampiri Taufik dan menarik paksa rambut palsu yang dikenakannya.

"Tina? Kenapa kamu bisa di sini?" Masih syok karena pacarnya datang dan melabrak dirinya, Taufik pun tidak bisa banyak berkata-kata.

"Ini adalah acaraku, kenapa kau mengisi acaraku sebagai badut, tolol! Kau tidak tahu, sejak awal kau muncul di panggung seluruh temanku mengejekku tanpa henti karena jelas mereka tahu itu adalah kau!" Caci dan maki sesuai dugaan Taufik akan meluncur tanpa halangan dari bibir Tina.

"Aku tanya, apa salahnya jika aku memiliki pekerjaan sampingan sebagai badut?" Taufik masih menahan nada bicaranya di tingkat rendah dengan kesabaran tinggi.

"Kau tahu aku tidak pernah menyukai badut. Menurutku badut adalah sesuatu yang sangat bodoh, udik, dan tidak bisa dibanggakan." Telapak tangan mulus Tina akhirnya mendarat telak di pipi kiri Taufik. "Kita putus, aku benci kau!" Tanpa diduga, Tina meminta putus dari Taufik dan meludahi mukanya sebelum akhirnya ia keluar dari ruang rias yang sebenarnya banyak orang di sana.

Taufik hanya bergeming. Ia tidak tahu harus bagaimana, perlakuan pacarnya seperti tadi membuatnya sangat malu. Lelaki malang itu sembari menahan air mata, bersiap pulang dengan perasaan kecewa. Bagaimana bisa dirinya di atas panggung menularkan canda tawa, tetapi saat turun panggung hal itu sirna semua.

Taufik pun bergegas pulang. Sesampainya di rumah, Taufik langsung meluapkan semua emosinya. Ia berteriak kencang-kencang, melempar barang ke sana-ke mari. Meninju tembok dan menampar dirinya berkali-kali. Taufik benar-benar kecewa, tetapi ia tidak tahu kekecewaan ini ditujukan untuk siapa. Ia yang sangat menyayangi Tina tidak mengharapkan ludah seorang perempuan itu mendarat di mukanya.

-ooo-

Bandung, 20 April 2021
Lokasi Kepolisian Bandung

Seorang dokter dengan ponsel di genggamannya berbicara, "Hasil forensik mayat sudah keluar, Inspektur Dero."

"Laporkan," ujar Dero dari seberang sana.

"Terdapat kandungan alkohol melebihi kadar toleransi tubuh dan arsenik dua ratus miligram di dalam tubuhnya, ini yang menyebabkan mayat tersebut meninggal." Dokter forensik tersebut mencoba menjelaskan dengan rinci terkait laporan autopsinya.

"Baik, ada lagi?" tanya Inspektur Dero sambil mencatat dalam buku investigasinya.

"Sejauh ini cukup, Inspektur."

"Baiklah, saya tutup, jika ada perkembangan harap dilaporkan sesegera mungkin, ya." Inspektur Dero menutup teleponnya.

Ia duduk di depan meja kerjanya dan mengamati beberapa temuan dirinya. Ia melihat tulisannya yang rapi di dalam buku kecil, menatap penuh kasihan.

"Teman, kau akan baik-baik saja sekarang di sana." Air mata Dero mulai menggenang. "Taufik Febriansyah, tiga puluh tiga tahun."

[END] Kastaman: The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang