Alter ego kedua puluh yang ditemui di tubuh Kastaman bernama Putri. Ia adalah seorang istri berusia delapan belas tahun yang belum siap dikaruniai anak
-ooo-
Subang, 31 Agustus 1995
Kediaman rumah Putri dan SuamiPernikahan dini sama sekali bukan keinginan Putri sebenarnya. Ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang lelaki yang usianya terpaut jauh di atas dirinya. Namun, permasalahan sesungguhnya bukanlah hal itu. Putri masih belum siap dikaruniai anak.
Singkat cerita, sampailah hari di mana Putri sudah empat bulan telat datang bulan. Ia pun bersama suaminya yang bernama Faisal memeriksakan diri ke bidan. Ternyata secara mengejutkan Putri dinyatakan hamil. Namun, terdapat kejanggalan di sana, bayi yang ada di perut Putri tidak terlihat. Alat medis kebidanan pada saat itu sudah lumayan canggih, tetapi setelah beberapa kali pemeriksaan tetap saja, sang bayi tidak nampak.
Putri sendiri sebenarnya memang merasakan ada yang mengisi perutnya, semacam sesuatu yang bergerak kecil. Bidan pun mengatakan pada Putri jika dirinya tengah hamil selama tiga bulan. Pada umumnya ibu hamil tiga bulan perut sudah mulai membesar dengan perasaan ada sebuah benjolan kecil di bagian bawah perut. Ajaibnya justru Putri tidak mengalami hal itu. Gejala-gejala seperti mual, muntah, sering ingin buang air kecil Putri turut merasakan.
Setelah beberapa pemeriksaan di bidan dan dokter yang berbeda, karena kunjung tidak mendapatkan jawaban, Putri dan Faisal pun memutuskan untuk tenang dan beristirahat terlebih dahulu. Putri sempat meminta maaf pada Faisal terkait doa dirinya untuk tidak dikaruniai anak terlebih dahulu karena belum siap. Namun, sebagai suami yang sudah berpikiran dewasa, Faisal memahami perasaan istrinya.
Malam hari, saat keduanya tertidur, Putri merasa ingin buang air kecil. Bagaimana pun, meski kamar mandi ada di dalam kamar tidurnya, Putri terlalu malas untuk bangun karena di saat yang bersamaan ia juga mengalami mual-mual. Saat dirinya menoleh ke samping, ia menatap suaminya tertidur pulas sehingga perasaan awal ingin membangunkannya pun diurungkan.
Mau tidak mau agar tidak mengompol di kasur, Putri terpaksa beranjak dari tidurnya kemudian berjalan perlahan menuju kamar mandi. Putri yang sudah tinggal di rumah itu hampir setahun pun sudah terbiasa dengan suasana rumah yang sunyi. Rumah Putri memang tidak besar, tetapi terletak di pojok pedesaan dan dihuni hanya berdua dengan sang suami.
Sesampainya di kamar mandi, Putri langsung buang air kecil. Sambil ia merasakan perutnya yang mual tidak nyaman, sayup-sayup Putri mendengar suara bisikan. Awalnya Putri mengira itu adalah halusinasinya saja. Namun, tunggu punya tunggu, suara tersebut terasa semakin jelas. Sampai akhirnya Putri terkagetkan dengan melihat sesosok hitam besar berbulu muncul dari balik pintu dan berdiri tepat di hadapan Putri.
Hendak berteriak pun Putri tidak bisa. Seolah membeku, Putri hanya bisa mengeluarkan air matanya. Air seninya yang keluar semakin deras entah mengapa ketika Putri lihat ke arah bawah, air itu sudah berubah merah pekat. Rasanya ingin berteriak, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kepalanya pun yang tadinya bisa digerakkan sekarang tinggal mematung menghadap sosok berbulu itu.
Sosok itu mulai berjalan perlahan mendekati Putri sampai akhirnya jarak antara muka sosok tersebut dengan muka Putri hanya sekitar lima sentimeter. Aroma dari sosok tersebut sangatlah bau, matanya merah, dengan taring yang mencuat panjang dari dalam mulutnya. Wujud yang mengerikan itu semakin membuat Putri ketakutan. Di dalam hati, Putri berdoa agar ia dipingsankan, tetapi hasilnya tetap nihil. Ia masih terjaga.
"Berekeun orok eta ka urang mun geus gede engke! Ayeuna maneh urusan orok eta nepi lahir! Iyeu perjanjian urang jieun, daek teu daek maneh kudu tarima! Mun maneh ngalanggar, maneh bakal paeh, Putri!"
Setelah mengatakan demikian, sosok tersebut menghilang dari pandangan Putri. Sebelum akhirnya dirinya berhasil pingsan, Putri mendengar sayup-sayup suara Faisal berteriak kaget di pintu kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kastaman: The Untold Story
Mystery / ThrillerIstilah yang sudah marak dipakai sejak awal abad ke-19 lagi-lagi menjadi sebuah malapetaka. Istilah ini dicetuskan oleh seorang psikolog saat dirinya meneliti terkait gangguan identitas disosiatif. Alter ego .... Banyak orang yang mengklaim gangguan...