Ego 10. Hana

20 5 2
                                    

Alter ego kesepuluh yang ditemui di tubuh Kastaman bernama Hana, ia adalah seorang mahasiswabaru jurusan Sastra Korea

-ooo-

Bandung, 11 September 2022
Little Seoul Korea, Bandung

Menjadi mahasiswa jurusan Sastra Korea di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung adalah sebuah impian Hana yang akhirnya tercapai. Ia memang sangat tertarik dengan serba-serbi yang berhubungan dengan Korea. Selain itu, Hana memang memiliki keturunan darah Korea dari sang Ibu. Hal ini menguatkan dirinya untuk bisa menjadi seorang Ahli Sastra Korea kelak.

Sepulang melakukan Ospek Jurusan di kampus, Hana dan beberapa kenalannya memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang memang iconic di daerah Bandung, khususnya para pecinta Korea. Tempat ini biasa disebut dengan Little Seoul Korea yang terletak di Tamansari, Bandung Wetan.

Tempat tersebut sebenarnya bisa dibilang sebagai Kampung Korea karena nuansanya memang benar-benar melekat dengan Negeri Ginseng tersebut. Mulai dari desain arsitektur bangunan hingga sajian makanan khasnya semua serba Korea.

Hana pergi ke Little Seoul Korea hampir berdekatan dengan jam tutup tempat tersebut. Sesampainya di sana, Hana dan teman-teman langsung berburu makanan dan berfoto di beberapa titik lokasi di sana. Memang terdengar norak, tetapi bagi Hana ini bisa mengobati kerinduan dirinya dengan Negara Korea.

Hana memang lahir dan tumbuh hingga sekolah dasar di Korea, tetapi sejak saat itu ia dan keluarga total pindah ke Indonesia karena tuntutan pekerjaan Sang Ayah.

Lama akhirnya sebelum pulang, Hana menghampiri food court terakhir yang menjual Jjajangmyeon. Teman Hana yang sudah kelelahan pun tidak ikut serta untuk makan Mie Khas Korea tersebut dan pamit untuk pulang. Hana tidak protes soal itu sehingga dirinya mengizinkan teman-temannya untuk pulang terlebih dahulu.

Tersisa Hana sendiri di sana. Suasana Little Seoul sudah lumayan sepi, meski penerangan di sana tetap terang, tetapi karena cukup sunyi jadi terkesan menyeramkan. Hana yang tidak banyak pikiran negatif pun melanjutkan aktivitasnya, ia menunggu makanannya dihidangkan di hadapannya.

Selagi menunggu, ada satu hal yang benar-benar menarik perhatian Hana. Seorang mengenakan pakaian tradisional Korea berjalan perlahan di tengah jalanan Little Seoul. Mata Hana berbinar ketika melihat lelaki tersebut. Perawakannya tinggi, memiliki kulit putih bersih dan hidung mancung.

Ini sepertinya bukan warga Indonesia asli. Hana bergumam dalam hati, tetapi saat itu juga si lelaki berkostum Era Joseon pun menoleh ke arah Hana dan tersenyum.

Hana yang tertangkap basah sedang memandangi lelaki tersebut pun membalas senyuman dengan canggung. Ia melihat lelaki tersebut datang menghampirinya. Hana yakin sekali jika orang tersebut adalah orang Korea asli atau setidaknya seperti dirinya yang memiliki darah Korea kental.

"Hai," ujar lelaki tersebut yang tanpa Hana sadari sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Eh, hai." Hana masih canggung karena mengingat dirinya tertangkap basah tadi.

"Boleh aku duduk di sini." Terdengar dari logatnya, benar saja, lelaki tersebut adalah orang Korea asli. Meski Bahasa Indonesia-nya sangat bagus, tetap saja masih terdengar aksen Korea-nya.

Hana membalas dengan anggukan. Lelaki tersebut duduk dan mulai mengajak Hana berbincang panjang. Hana mengetahui bahwa lelaki itu bernama Lodi, kondisinya sama dengan Hana, ia juga keturunan Korea dari ibu dan ayahnya. Bedanya Lodi adalah korban krisis moneter Korea tahun 90-an lalu. Orang tuanya pindah ke Indonesia karena mengalami kebangkrutan di Korea.

Hana dan Lodi asik sekali mengobrol. Lodi menceritakan sejarah-sejarah Korea pada Era Joseon karena ia tahu Hana sangat tertarik dengan hal tersebut. Dengan rinci Lodi menjelaskannya, sesekali mereka juga tertawa dengan lelucon-lelucon Korea yang Lodi lontarkan.

Saat sedang asik mengobrol, seorang pelayan Jjajangmyeon menghampiri Hana dengan semangkuk mie yang masih hangat. Sudah tercium bau mie tersebut meski dari kejauhan. Hana menoleh ke arah pelayan tersebut dan mendapati bahwa pelayan itu mengerutkan dahinya.

Hana tersenyum pada sang pelayan ketika ia sampai. Namun, ada satu pertanyaan yang pelayan lontarkan sambil memberikan makanan tersebut pada Hana.

"Teh, lagi ngobrol sama siapa?"

[END] Kastaman: The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang