Chapter 16

1.4K 117 7
                                    

🌬️aku ingin menjadi bumi yang tak akan marah meski dipijak orang paling jahat sekalipun

aku ingin menjadi batu karang yang kokoh meski diterjang ombak dan badai

~~~

Lust, Obsession, Victim, Ego, Revenge



Kediaman Jaehyun, Hannam-dong Residence

Jaehyun membanting semua barang yang ada didepannya. Ruangan yang tertata rapi elegan dan mewah modern dalam sekejap menjadi hancur. Dia melepaskan kemarahannya pada bodyguard yang menjaga Jaemin tak terkecuali Shun yang kini terlihat beberapa luka pukul di wajahnya.

"Ini belum berakhir. Cari Jaemin segera. Hukumanmu akan kuselesaikan setelah dia kembali. Jika dia tak kembali, nyawamu taruhannya." Shun membungkuk mengerti lalu pergi dari sana.

Beberapa bodyguard yang menjaga Jaemin yang tadi dihajar Jaehyun terkapar dengan banyaknya darah yang tercecer dilantai. Adapun yang sudah pingsan. Maid yang berjajar rapi dekat pintu menatap mereka ngeri ada juga yang menutup mulut bahkan mata mereka memejam saking tak sanggup melihat. Kepala pengurus kediaman [ seperti Shun tapi bawahan Jaehyun langsung ] dengan sigap menyuruh maid membawa mereka keluar dari ruangan untuk diobati.

Mingyu datang ke arah Jaehyun, matanya menyisir setiap sudut ruangan melihat kekacauan yang Jaehyun buat. Kembali menatap Jaehyun yang duduk di kursi singgahsananya sambil memejamkan mata dan mengurut pelipisnya. Cerutu bertengger sombong di sela-sela jari telunjuk dan manis. Tak seperti biasa, dia hanya akan melakukannya jika memang masalah yang dihadapi begitu rumit. Karena Jaemin tidak suka bau cerutu. Seperti orang tua botak berperut buncit yang mesum, katanya.

"Dia ada disalah satu tempat Jeno. Aku sudah melacaknya melalui GPS yang terpasang dicincin pernikahan kalian."

"Aku sudah tau jika yang itu. Tepatnya?" Jaehyun membalas tanpa mengubah posisi dan kegiatannya.

"Distrik Nonhyeon. Nine-One. Yonsang-gu. komplek Myeong-hee." mata Jaehyun terbuka lebar seolah ingin bergegas kesana. Salah satu kakinya yang menumpu kaki lain sudah berpindah dan akan berdiri.

"Tapi kau tau kan, itu tak mudah. Seperti kita para mafia dapat kita genggam. Dia dengan kepolisian dan badan hukum negara bisa dikendalikan. Tempat itu tidak mudah di-"

"Aku tidak peduli." berkata dingin seperti desisan memotong ucapan Mingyu. "Persiapkan anak buahmu dan yang lain. Kita harus bergerak cepat sebelum terjadi sesuatu pada Jaeminku."

Mendesah berat. Mingyu tau jika berkenaan dengan Jaemin, otak rasional Jaehyun tidak akan bekerja dengan baik. Dia tidak ingin temannya itu gegabah dalam mengambil tindakan. Dia juga tau seperti apa Lee Jeno yang dia kenal. Hampir mirip seperti Jaehyun atau mungkin mereka sepertinya duplikat satu sama lain. Dan sialnya, Jaemin dikelilingi orang-orang seperti mereka. Obsesi mereka terlalu menakutkan. Otoriter dan tak mengenal siapapun yang menghalangi akan dibabat habis hingga ke akar. Jaemin mungkin tidak tau lebih mendalam, jika selama ini Jaehyun pun tidak sepenuhnya bersih seperti yang terlihat.

Karena bagaimanapun kerajaan bisnis mereka tentu harus diperkuat dengan tumpuan lain agar siapapun tidak menggoyahkan mereka saat berada dipuncak. Bahkan jika ingin cuci tangan pun tetap tidak ada yang bisa sepenuhnya keluar dari perkara pembunuhan 'diam-diam' atau yang biasa mereka perhalus dengan 'membereskan'. Seperti itulah dunia kekuasaan bertindak. Hingga hal itu juga yang merenggut orang tua Jaehyun, mau tak mau dia juga ikut terjun kedalamnya sekalian. Demi melindungi Jaemin, keluarganya.

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang