Chapter 23 [𝑬𝒏𝒅]

2K 124 6
                                    

🌬️aku menyukai siang karenamu
aku menyukai malam karenamu
bahkan membenci juga karenamu
kaulah alasan ditiap hidupku

~~~
⚠ ️🔞

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ



"Ngomong-ngomong, ini bagaimana?" ucap Johnny seraya menunjuk beberapa benda dalam kotak menggunakan ibu jarinya yang melengkung.

"Lempar peledak skala low explosive itu untuk menghancurkan keluarga Lee lain yang tersisa." Jaehyun memberikan perintah setelah beberapa saat menimbang.

"Hah? Bagaimana denganku dan Lee lain yang tidak ada sangkut pautnya?" Dongmin yang protes hanya dilewati Jaehyun begitu saja karna dia harus menenangkan Jaemin yang masih terguncang.

"Tentu saja yang dimaksud adalah yang ikut andil bagian rencana Jeno. Aku rasa Jaehyun sudah sangat marah sampai menggunakan bom segala." bukan apa, tapi keluarga Lee adalah keluarga terkemuka. Salah satu dari pemegang perekonomian Korea Selatan, entah bagaimana mereka akan menutupi hal seperti ini ke ranah publik.

Tapi jika Jaehyun sudah memberi perintah kemungkinan besar dia sudah memikirkan semua konsekuensi dan apa saja yang perlu dilakukan, dengan kata lain ini bukanlah masalah besar. Mingyu berpikir sejenak
"Oh ya, bukannya suami Johnny juga dari Lee, Ten Lee?"

"Benar. Memangnya ada apa?"

"Tidak apa, hanya meyakinkan saja. Aku rasa keluarga Lee sebentar lagi akan mencari kandidat lain untuk menjadi pemegang seluruh aset keluarga Lee. Karna Jeno sudah mati."

Untuk sejenak, Dongmin terkesiap akan perkataan Mingyu. Bagaimanapun, dia adalah orang yang terbilang lumayan dekat dengan Jeno dikeluarga mereka. Entah akan seperti apa jadinya semua Lee jika mendengar kabar ini. "Ternyata lebih rumit dari yang ku kira."

"Love?" Jaehyun menggenggam jemari tangan Jaemin yang dingin. Lalu memeluknya dengan sayang dan menempelkan hidung ke ceruk leher Jaemin serta menghirup tubuh yang dirindukannya. "Ich vermisse dich, ma Queen"

Lama mereka berada posisi seperti itu. Tubuh Jaemin bergetar menyalurkan segala emosinya selama ini. Dia menangis tanpa suara. Hingga lama kelamaan berubah menjadi sesenggukan dan raungan. Biarlah ini menjadi pelukannya yang terakhir dengan Jaehyun.

Jaehyun mengusap punggung bergetarnya dan menggumamkan bahwa dia ada disisinya.

Saat tangisannya berhenti, barulah Jaehyun melepas pelukannya dan menangkup wajah basah Jaemin. Mengelus lembut pipinya yang tergenang bekas air mata.

Masih belum mampu berkata-kata karena butuh waktu baginya meredakan sesenggukan yang pedih. Menyelami wajah tampan Jaehyun. Wajah yang mungkin tak akan dilihatnya lagi.

Jaehyun menciumnya penuh kelembutan. "사랑한다... 재민아'' (saranghanda... Jaemin-ah), ah rasanya sudah lama sekali Jaehyun tak memanggil namanya. Terbiasa mendapat panggilan sayang, membuatnya lupa. Tapi itu mengingatkannya pada 'dua orang itu'.

"나도 사랑해 재현아" (Nado salanghae Jaehyun-ah)

"Nah, sudah selesai. Perbannya harus rutin diganti, jangan lupa obat untuk imun dan anti nyeri diminum. Aku tau kalian juga pasti tau tapi aku akan selalu katakan lagi dan lagi sampai bosan. Jika ada apa-apa nanti hubungi aku." ucap Taeil, dokter pribadi Jung seraya membereskan peralatannya untuk mengobati Jaemin.

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang