Chapter 18

1.4K 116 18
                                    

🌬️terlalu dalam benci yang terasa

terasa pula cinta yang tertanam namun menjadi penghalang

~~~

Lust, Obsession, Victim, Ego, Revenge


Kediaman Jaehyun, Hannam-dong Residence

"Aku sudah meretas ponsel, laptop bahkan elektronik sebagian keluarga Lee dan ratusan platform bahkan ribuan. Aku lelah. Tapi ini masih belum berakhir, aku tak tau file penting lain jika disimpan dalam harddisk eksternal." Kun memijit kedua tangannya bergantian setelah mengetik sesuatu di laptop dan komputer lainnya yang berdampingan.

"Tak masalah, itu bisa diurus Mingyu." Jaehyun mengisi peluru 357 Magnum, 440 Con-bon dan Action Express ke dalam Desert Eagle miliknya dibelakang Vantum gaming chair yang diduduki oleh Kun. Satu matanya ditutup dan satu lagi membidik pada vas beberapa meter didepannya seolah itu adalah sasaran.

Clak

DORR..

pyaarrrrr

"Hoey, hoey hoey pakai aba-aba dong aku kaget nih.." Kun memegangi dadanya yang berdebar kencang setelah membalikkan kursinya kearah Jaehyun yang mulai menyesuaikan tangan menggenggam pistol.

"Apa perlu pakai peredam?" tanyanya pada diri sendiri, sedang Kun hanya memperhatikan dengan diam. Diamatinya wajah Jaehyun tanpa senyuman hanya menampilkan sorot tajam penuh dendam.

"Kau terlihat berbeda tanpa Jaemin...."

Jaehyun menoleh pada Kun dan menatap lurus pada kedua iris matanya. Kun menggeleng kemudian.

"Hentikan! Kau... menakutkan! Jangan melihatku seperti itu!"

Mingyu datang dari atas berjalan cepat menuju lantai bawah tanah yang terdapat Jaehyun dan Kun. "Aku sudah menyingkirkan 'para ulat bulu' sisanya tinggal Lee Jeno dan bawahannya. Sepertinya Squad milik Jeno akan dibereskan Johnny dan pasukannya." Mingyu menyebut para Lee adalah 'ulat bulu' karna dia paling benci hewan itu. "Dimana Dongmin? Sejak kemarin dia tidak ada." lanjutnya.

Orang yang baru saja disebutkan namanya memunculkan diri disamping Jaehyun yang membersihkan pistol lain, Ruger Super Redhawk 454 Casull dengan hati-hati.

"Istrimu ada di penthouse milik Jeno. Apa dia selingkuh darimu?" terkutuklah Dongmin dengan mulut besarnya. Jaehyun menatap garang dengan menodongkan pistol ke-kepalanya.

"Ak-aku hanya mengatakan yang sejujurnya s-saja." Dongmin berkeringat dingin dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan kepala.

"Apa yang dilakukan bajingan itu pada Jaeminku?" suara Jaehyun terdengar dingin dengan wajah datar andalannya, masih menodongkan pistol.

"Jae, apa yang kau lakukan! Dia teman kita. Lakukan itu pada Jeno, bukan Dongmin! Dan kau Dongmin, hati-hati dengan ucapanmu. Jaemin diculik. Bukan selingkuh." Kun berusaha membujuk Jaehyun yang mulai dikuasai amarah. Tangannya sudah menurunkan pistol itu tapi masih waspada.

"Ap-apa... kenapa tidak ada yang memberitahuku? Kalian tega sekali." rengeknya menetralkan suasana ketegangan, tubuhnya masih bergetar karna tatapan tajam Jaehyun.

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang