𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 1

☂𝑝𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑎𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖
𝑛𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢,
𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢
𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑜𝑑𝑜ℎ
☃

~~~

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

인천국제공항 [Bandara Internasional Incheon-Seoul Korsel] 10.10 KST

      Dua orang pria menurunkan beberapa koper dari bagasi bandara dan segera menyusul pergerakan kedua tuan yang dilayaninya. Sampai didepan pintu masuk sudah ditunggu, pria lain membukakan pintu mobil mewah yang akan ditumpangi sang tuan. Sedang dua pria tadi langsung memasukkan beberapa koper kedalam bagasi mobil lalu menghampiri mobil dibelakangnya bersama beberapa bodyguard untuk mengiringi.

"Apa kita langsung ke kediaman atau ketempat lain, Tuan?" si sopir bertanya dengan hati-hati. Sedang sang tuan yang diajak bicara tak langsung menjawab malah menolehkan kepala pada pria manis disebelahnya.

"Wajahmu tampak pucat, Love. Apa kau baik-baik saja?" tanya si pria tampan berdimple itu.

"Benarkah? Mungkin sudah lama aku tidak melakukan perjalanan panjang, kak." jawab pria manis bersurai golden brown disampingnya.

"Haruskah kita ke rumah sakit saja?" tanyanya lagi.

"Tidak, tidak perlu. Aku ingin langsung istirahat dirumah, aku terlalu lelah." tolaknya.

“Baiklah, nanti biar ku panggilkan dokter keluarga ke-kediaman. Aku tidak mau kau sakit, Love. Bersandarlah, akan ku peluk.”

Selalu seperti ini. Pria tampan yang kini mendekapnya selalu berlebihan terhadap dirinya. Tentang apapun itu. Tapi dia merasa senang, hidupnya terasa dicintai.

Pria manis itu hanya berdehem dan menyandarkan kepalanya pada bahu sang dominan, sedang pria itu memeluknya sesekali menciumi kepala si pria manis sambil memerintah sopir untuk mengemudikan mobilnya ke-kediaman sesegera mungkin.

•🄻🄾🅅🄴🅁•

Mansion Lee, Cheongdam-dong

      Pria yang memakai jaket tebal bernama Christopher Bang atau yang akrab dipanggil Bangchan, sedang melangkah sedikit berlari dengan tergopoh-gopoh hingga beberapa kali menabrak maid/pelayan yang berlalu-lalang tapi tak sekalipun meminta maaf.

Sesampainya dipintu besar berwarna coklat berukiran emas melingkar, tanpa permisi dia membukanya kasar, hingga segerombol pria disana berjengit kaget.

Tak menghiraukan itu, dia lalu menghampiri pria tampan berkulit putih yang sedang duduk santai disofa lebar bercorak macan tutul sambil menghisap rokok. Setelah menormalkan detak jantungnya akibat 'olahraga pagi' dadakan tadi, dia berkata

"Dia... kembali." tak mendapat respon berarti dari orang didepannya, ia ingin mengatakannya kembali sebelum-

"Ada apa, Bangchan? Kenapa kau seperti orang sedang kebelet begitu?" sapa pria gondrong berambut blonde yang melihat kelakuannya tadi dengan berdecak.