Happy reading
Jam dinding menunjukkan pukul 23.56. Beberapa menit lagi hari berganti. Tapi Jendra masih belum juga bisa terlelap. Sejak pertemuannya dengan Jaksa tadi, ia jadi tidak bisa tidur.
"Sekarang aku datang untuk menjemputmu, dan membawamu serta ke London. Seperti janjiku. Janji kita."
Kata-kata yang diucapkan Jaksa benar-benar mengganggu pikirannya. Jendra jadi teringat kejadian 12 tahun lalu.
Flashback on
"Hiks.. Nana gak boleh pergi.. Hiks.. Nana.. Nana gak boleh ninggalin Abi," isak Jendra yang saat itu berusia 6 tahun."Tapi Nana gak pergi Abi. Nana cuma mau belajar," bujuk Jaksa yang usianya masih 13 tahun kala itu.
"Nana gak usah belajar.. Hiks.. Nana gak boleh belajar.. Nana disini aja sama Abi.. Hiks..."
"Lo koq gitu? Nana kan pengen jadi orang sukses. Jadi Nana harus belajar dong. Kalo Nana nanti udah jadi orang sukses kan bisa beliin motor balap buat Abi. Katanya Abi pengen motor kaya' punya Valentino Rossi."
"Abi gak jadi pengen motor balap. Hiks.. Abi pengen Nana aja pokoknya! Hiks.. Hiks..."
Jaksa menghembuskan nafas dalam.
"Abi, liat Nana!"
Jaksa memerintah Jendra yang sedang menunduk. Dan anak itu menurut. Ditatapnya Jaksa yang kini juga tengah menatapnya sambil memegang kedua pundaknya.
"Sekarang Nana sekolah dulu sampai tinggi, supaya jadi orang sukses. Nanti kalo Nana sudah sukses, Nana bakalan dateng. Nana bakal jemput Abi. Nana bakal ajak Abi ke London. Kita tinggal sama-sama disana. Berdua. Gimana?"
Jendra terdiam. Isakannya terhenti.
"Beneran? Nana bakal jemput Abi?"
"Iya, Sayang. Nana bakal jemput Abi. Asal Abi janji bakal nunggu Nana."
Jendra kecil mengangguk-angguk.
"Iya, Abi janji! Abi janji bakal nunggu Nana."
"Beneran ya!?"
"Iya! Percaya sama Abi!"
Jaksa tersenyum. Lalu Jendra mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan Jaksa. Dan Jaksa menautkan jari kelingkingnya pada jari Jendra.
"Nana harus tepati janji ya!"
"Iya, Abi Sayang..."
Dan semburat merah muda itu muncul di pipi putih Jendra saat mendengar ucapan sayang dari Jaksa. Jaksa menjadi gemas. Dicubitnya pipi Jendra.
"Gemes banget sihh bayi!" serunya.
"Ih, Nana! Sakit tau pipi Abi!" Bibir Jendra mengerucut.
"Hahaha... Iya, iya. Maafin Nana ya Abi."
Jaksa mengusap lembut pipi Jendra yang tadi dicubitnya, lalu mengecupnya singkat. Membuat pipi itu semakin merona merah. Hingga Jaksa tertawa puas dan direngkuhnya Jendra ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Two Hearts | MarkNo (Revisi)
RomanceJENDRA : "Vin.. Tolongin aku, Vin.. Aku takut." MARVIN : "Ssstt... Tenang. Jangan takut! Saya ada disini." Start : 230623 End : 060723 Revisi start : 280624