Chapter 23

2.5K 179 0
                                    

Happy reading

         

       

Jagad terduduk lesu di kursi sebelah sofa tempat Jendra di rebahkan. Dilihatnya putranya itu dengan tatapan penuh kesedihan. Wajah tampannya kini tampak sangat pucat. Belum lagi luka lebam dan luka di ujung bibirnya. Melihat putranya seperti ini, hatinya sangat sakit. Apalagi setelah mendengar semua penjelasan Marvin soal kejadian yang baru saja menimpa Jendra.

Bagaimana mungkin orang yang selama ini ia anggap teman baik, justru menjadi duri dalam kehidupannya. Soal hubungan Rosa dan Lucas, ia memang sudah tahu sejak awal. Walaupun hatinya sakit karena dikhianati 2 orang yang paling ia percaya, namun Jagad memilih memaafkan dan mengikhlaskan. Tapi tak disangka, Lucas bukan hanya merusak pernikahannya dengan Rosa, namun juga telah merusak putranya. Ia bahkan telah meninggalkan trauma mendalam pada Jendra. Yang sayangnya, Jagad tak pernah mengetahuinya.

Saat ini Lucas sudah ditangani oleh polisi. Sebenarnya Jagad sangat ingin mendatangi dan menghajar pria itu. Ia sangat marah dan sakit hati mengetahui bahwa Lucas sudah dua kali mencoba untuk melecehkan Jendra. Namun ia memilih untuk tetap di kantor Marvin di MVN, demi menemani putra semata wayangnya tersebut. Ia ingin saat Jendra sadar nanti, dirinya lah yang pertama dilihatnya.

Marvin memasuki ruangan bersama Geo. Ia baru saja menemui polisi untuk memberikan keterangan mengenai kejadian 1 jam lalu. Saat masuk ke dalam ruangannya, ia mendapati Jagad tengah melamun seraya menatap Jendra.

Pandangan pria itu tak terlepas sedetik pun dari putranya. Kesedihan mendalam serta amarah tampak dari sorot matanya. Jelas saja. Ayah mana yang tidak sedih dan juga marah mengetahui putranya menjadi korban pelecehan. Apalagi Jendra adalah putra semata wayangnya. Ia adalah segalanya bagi Jagad. Satu-satunya putra yang ia miliki. Kebanggaannya. Semangat hidupnya. Tapi ia justru tak tahu hal paling besar yang ada dalam diri Jendra.

"Ayah macam apa saya, Marvin?" ucapnya lirih.

Marvin mendengarnya. Ia lalu meminta Geo untuk keluar. Bagaimana pun ini adalah hal pribadi dan sensitif.

"Saya gak pernah tau Jendra mengalami hal mengerikan ini 3 tahun lalu. Saya bahkan gak tau Jendra memiliki trauma. Ayah seperti apa saya ini?" ucap Jagad sendu.

Pandangannya masih pada Jendra.

"Saya biarkan pria itu leluasa keluar masuk rumah karena saya pikir kami adalah teman baik. Sampai saya tau dia dan Rosa berselingkuh hingga Rosa hamil. Bodoh! Saya bodoh karena gak menyadarinya. Saya bodoh karena terlalu percaya sama mereka. Pada akhirnya saya kalah. Dia berhasil mengambil Rosa dari tangan saya. Hati saya sakit. Sangat sakit. Tapi saya gak mau Jendra merasakan sakit yang saya rasa. Makanya saya menyembunyikan semua fakta ini darinya. Sampai Rosa akhirnya memilih pergi dan meninggalkan kami. Saya tau saya salah karena membohongi Jendra. Tapi saya terpaksa. Saya gak mau Jendra sakit hati dan membenci ibunya. Saya ingin dia tetap menghormati ibunya."

"Dan sekarang saya baru tau siapa Lucas sebenarnya. Dia bukan teman. Dia gak pantas disebut teman. Teman gak akan melukai sampai sejauh ini. Dia bahkan tidak hanya menggores, tapi juga menusuk saya sangat dalam. Bagaimana bisa dia merusak putra saya? Bagaimana bisa dia tega berbuat keji pada Jendra? Apa salah Jendra sama dia, sampai dia menyakitinya seperti ini? Apa gak cukup saya saja yang dia sakiti? Kenapa harus Jendra juga?"

Suara Jagad bergetar di akhir kalimatnya. Air matanya sudah hampir luruh, tapi ia menahannya. Dadanya bergerak naik turun, menunjukkan emosinya yang sedang tinggi.

"Saya bukan Ayah yang baik, Marvin. Saya gak bisa melindungi Jendra," ucapnya sedih.

"Gak Pak. Anda adalah orang terbaik yang dimiliki Jendra. Tuhan telah memberikan Jendra kepada Anda. Karena Tuhan tau, Anda adalah orang yang tepat untuknya. Anda adalah yang terbaik buat dia," sanggah Marvin.

Between Two Hearts | MarkNo (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang