Sunrise 17: Bersama Haru dan Cemburu

4.8K 856 370
                                    

***Jangan kaget yak, sama chapter ini, aku nyempil2 dikit wkwwkkwkw. Jangan lupa follow WPku, Teman-teman pembaca yang baik hati :))***

Keterangan untuk Sunrise 17, dibaca, ya, biar nggak bingung pas nemu istilah ini di dalam cerita :D

1. Nia, bahasa Manggarai dari "mana?"

2. Docking, perbaikan/pemeliharaan kapal.

3. Nekarabo, bahasa Manggarai dari "permisi" atau "maaf"

4. Lae, umpatan yang sangat kasar di Flores, tidak untuk ditiru hihiihi.

Selamat membaca Sunrise 17, siap2 war komen hahahha.










Pagi itu, 20 Juli 2022, Yada sedikit memerhatikan bangunan yang baru saja Lesmana beli. Bekas kantor operator diving itu yang biasanya gelap gulita, kini berpendar menyala meski hanya lampu kecil di bagian depan.

Masih jam 5 pagi saat itu, Yada memutuskan turun dari motor. Mengintip bangunan yang bagian depannya full transparan karena dilapisi kaca tebal. Tiga tahun yang lalu, Freaky Shark Diving Centre ditutup permanen. Entah kenapa. Lalu bangunan dua lantai yang lumayan besar dan megah itu terbengkalai hingga saat ini.

Katanya, harga sewa atau jualnya terlalu tinggi. Jadi, tidak ada yang berani melanjutkan bisnis di sana.

"Tapi, kok, perasaan Mas James bisa cepet banget jualinnya? Mana dapet komisi 30juta lagi dari yang punya bangunan." Yada bergumam sendiri, lalu kembali naik ke motor. Mengantar pesanan catering ke dermaga seperti biasa.

Seperti biasa pula, anak itu akan duduk di salah satu sudut dermaga. Ongkang-ongkang kaki menghadap lautan sambil melempar remahan roti ke laut. Sesekali terkekeh saat ada ikan-ikan kecil muncul mengeroyok umpannya.

Tak lama, Dea datang bersama satu mika nasi kuning. Berdiri kaku di belakang Yada sampai pemuda itu menoleh ke belakang dan tersenyum kecil.

"Ngapain berdiri gitu? Cosplay jadi mercusuar pelabuhan?"

Dea berdecak kesal. Gadis cantik berkulit kuning langsat itu duduk di samping Yada, menyodorkan nasi kuning yang dibawanya. "Mau nggak?"

Yada mendengkus. Namun, tangannya menjulur mengambil nasi kuning dari tangan Dea. "Makasih, Dea."

Dea tersenyum kecil. Lalu mengangguk. "Walaupun udah biasa lihat kamu marah, tapi tetep serem lihatnya. Jangan marah lagi, Da. Nanti cepat tua."

"Jangan kebanyakan ngomong, De. Lama-lama kamu mirip toa." Yada cuek, memakan nasi kuning dari Dea sambil sesekali membaginya untuk ikan-ikan.

"Lihat aja, kalau kita bertiga dijejerin, kamu, aku, Ezekiel, nggak ada yang nebak kalau usia kamu lebih muda dari kami. Sekarang kami udah 17, kamu baru mau 16 bulan November nanti."

"Cih, apalah artinya umur. Kalau pinter dan mandirinya masih kalah sama aku." Yada berdecak, menghabiskan nasi kuningnya . Harga lima ribu, porsi liliput. Hanya nasi kuning beberapa sendok, sedikit orek tempe, sepotong tipis timun, dan lima helai telor dadar yang dipotong tipis-tipis.

SUNRISE AT SIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang