Chapter 42 : Pergi Melihat Salju

136 15 0
                                    

Saat matahari terbenam, Yi Ran mendongak dan melihat pemandangan dari pegunungan dan bebatuan di kejauhan. Terselimuti oleh selapis salju tipis. Mobil yang dikirimkan oleh Gu Ting Chuan sedang menuju ke arah pegunungan, dan pemandangan di sepanjang jalannya sangat indah.

Itu tepatnya karena salju, hingga langitnya begitu suram dan abu-abu, membuatnya sulit untuk membedakan waktu dengan tepat.

Yi Ran berpikir bahwa, mungkin tidak ada yang bisa membuat seluruh kota tampak lebih musim dingin lagi seperti hujan salju yang lebat. Melihat ke seluruh Teluk Ming, tampak berdiri di antara parit tahunan, menciptakan pemandangan yang indahnya tak tertahankan sampai-sampai hatinya menjadi sesak karena ketakjuban.

Ia segera sampai di sebuah gazebo kecil dekat tepi danau gunung, yang merupakan sebuah wilayah pemukiman pribadi di Teluk Ming. Alhasil, tidak ada orang luar yang lewat dan hanya sedikit penghuninya yang akan datang dan pergi.

Karena suhu yang berada di bawah nol derajat belakangan ini, selapis tipis es sudah terbentuk di danaunya. Saat ini, saljunya mulai turun, menyelimuti pemandangan dan paviliun, menjadi campuran warna putih dan hijau. Seorang pria duduk di sebelah paviliunnya, diam-diam menikmati pemandangan dari danau yang bersalju.

Yi Ran menyadari bahwa Gu Ting Chuan pasti sudah duduk untuk waktu yang lama, seolah ia tidak takut pada dingin. Rambut hitamnya dan bahunya tertutup selapis salju. Punggungnya bersandar di susuran bangku dan rambutnya terjuntai di keningnya jadi acak-acakan karena angin. Ritsleting jaket hitamnya terbuka, memperlihatkan sebagian kecil kulit di garis leher dari kaosnya. Mata jernih dan dingin Gu Ting Chuan sangat memikat.

Gambaran itu sangat indah. Ia tampak mirip sekali dengan pemeran utama yang keluar dari sebuah film, membuat Yi Ran teringat kalimat: wajah dingin sang rembulan adalah setangkai bunga yang berkilauan dengan salju.

Gu Ting Chuan mendengar Yi Ran mendekat dan berbalik. Ia mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi merah muda Yi Ran yang tertiup angin. Selagi mereka jadi lebih dekat, ia melihat ada butiran salju yang menggantung di bulu mata Yi Ran, seperti bintang yang berkilauan, dan ia hanya bisa memandang serius ke dalam matanya.

Saat ini, anginnya hening dan tenang. Yi Ran mendekatinya dan menekankan tangannya ke tangan Gu Ting Chuan yang ada di pipinya. Untuk waktu yang sangat lama, keduanya tidak berbicara.

Akhirnya, tatapan Gu Ting Chuan teralihkan, menatap pemandangan bersalju di sekitar mereka. "Sekarang, bersalju dan agak berangin, tetapi itu tidak jadi masalah. Cuacanya akan membaik sebentar lagi."

Yi Ran terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menggelengkan kepalanya tak berdaya dan diam-diam berkata, "Kadang kala, aku pikir, kau adalah orang yang paling dingin dan paling kejam di dunia, tetapi terkadang, aku pikir, kau adalah pria paling romantis dan tidak ada harapan."

Gu Ting Chuan tersenyum dan dengan mudah menerima deskripsi Yi Ran mengenai dirinya.

Ia mengangkat selimut kecil di sebelah kanannya dan membentangkannya di sebelah Yi Ran di atas bangku. Kemudian, ia mengangkat tangannya, meminta Yi Ran untuk datang dan duduk.

Yi Ran tidak tahu apakah ia tergerak oleh pemandangannya atau karena alasan lain, tetapi, sementara ia duduk di atas selimut hangat itu, suaranya sangat enteng. "Apa ini? Apa kau memberikan rasa hormat yang besar pada guru untuk memenangkan poin simpati?"

Gu Ting Chuan mencondongkan diri dan memegang tangannya. Menyadari kalau mereka terasa dingin, ia hanya meletakkan mantelnya di atas tangan mereka dan berkata, "Ungkapan 'rasa hormat pada guru' di sini sangat relevan. Tergantung apakah kau merasa tersentuh atau tidak."

Tangan Gu Ting Chuan membungkus tangan Yi Ran sendiri dengan erat, dan rasa antusias serta kepedulian, yang mana pria itu membuat sekujur tubuhnya terasa hangat. Yi Ran tidak tahan untuk mendongak dan mengamatinya. Sudut mulut pria itu agak terangkat dan mata dalamnya sepertinya dilapisi dengan kabut dingin.

A Lifetime of Peace and Care [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang