"Apakah ini yang kau inginkan?" Wajahnya kelihatan pucat, seperti lukisan tinta yang baru, selagi ia berujar pelan namun tegas, "Aku mengerti."
.... Ini bukan begitu, oke?!
Benak Yi Ran sedang menertawakannya seperti menggila, tetapi ia harus mengakui kalau ciuman ini mengingatkannya akan banyaknya kenangan indrawi yang intim, yang mana membuatnya tercengang sampai-sampai tidak sanggup berkata-kata. Bukan hal yang bagus!
Gu Ting Chuan masih terfokus pada ciuman tersebut dan matanya beralih dari bibirnya ke matanya.
"Kau ... apa yang kau lakukan?"
Melihat wajah malunya, Gu Ting Chuan dengan tenang mengalihkan tatapannya ke layar laptopnya, mendadak ingin menggodanya. "Kau tidak mengatakan kau mau melakukan lebih banyak hal-hal di antara suami dan istri?"
Yi Ran masih terdiam. Setelah sekian lama, ia hanya mampu menggigit bibir bawahnya dan tersenyum geli. "Kau tidak mengucapkan kata-kata ambigu semacam ini, oke? Aku hanya merasa, tidak menghubungiku selama hampir sebulan itu hal yang aneh. Aku akan berkaca pada masalahku sendiri, tetapi kau pun harus melakukan bagianmu."
Ia memikirkannya begitu serius, seolah sekarang ini, ia sedang berdiri di depan kelasnya yang penuh dengan murid-murid SD. Gu Ting Chuan membenarkan posisi duduknya dan bibirnya agak melengkung, seakan ia tidak punya keberatan soal ini.
Yi Ran berdeham dan sangat merefleksikan kondisi pikirannya sebelumnya. Dulu, ia merasa bahwa, karena ia punya pekerjaan dan pernikahan, tidak perlu bagi mereka untuk terlampau ikut campur dengan kehidupan masing-masing. Faktanya, ini tidak cukup. Hubungan yang dekat, sering sekali menjauh oleh waktu dan jarak, dan satu-satunya hal yang tersisa hanyalah pernikahan dalam nama saja.
"Aku tidak pandai dalam mengurusi orang lain—pokoknya, aku belum pernah terlalu mengurusi orang. Tetapi, aku akan berusaha melakukan yang terbaik di masa mendatang. Contohnya ... jika kau ingin makan sementara kau ada di sini, aku bisa memasakkanmu sup ayam?"
Gu Ting Chuan masih sangat pucat, tetapi ia menatapnya, seolah ia mendengar kata-katanya dan menyetujuinya.
Biarpun pria di hadapannya tampak begitu serius, ia bisa merasakan dengan jelas atmosfer membara di udara. Ia berdiri tak nyaman, kemudian menyentuh kening Gu Ting Chuan dan menemukan bahwa keningnya sangat panas. "Apa yang sebenarnya terjadi?! Bagaimana bisa kau tidak fokus istirahat sementara kau masih demam? Kau hanya terus bekerja ...."
Respon Gu Ting Chuan agak lamban. Faktanya, apa yang sedang dipikirkannya pun terkait dengan wanita ini.
Ia tidak pernah menjadi seorang pria "berbasis rumah" dan terbiasa dengan beban kerja jangka panjang dan berintensitas tinggi. Segera setelah ia jadi sibuk, seluruh perhatiannya akan tertuju pada masalah yang sedang dihadapi. Ia sungguh tidak pernah berpikir untuk menelepon atau menghubunginya ....
"Kurasa, kau benar. Karena sekarang ini kita adalah sepasang suami-istri, sudah waktunya kita saling mengurusi satu sama lain."
Yi Ran tertegun akan ucapannya, lalu ia mengangguk dan dengan sangat serius, menyetujuinya.
Ekpsresi Gu Ting Chuan mengandung sejejak kelelahan. Ia mengerutkan alisnya dan melanjutkan, "Belakangan ini, Jia Ye benar-benar mendorongku. 'Homecoming' harus dipercepat demi memenuhi deadline untuk festival film luar negeri. Pelan-pelan mengejarnya, sudah menjadi kerjaan yang nyaris tidak mungkin."
Apalagi, ada begitu bayak hal yang unik bagi Gu Ting Chuan. Penciptaan karya seni adalah sesuatu yang hanya bisa dibantu orang lain, tetapi tidak bisa dipalsukan. Pada akhirnya, ia hanya bisa memaksakan dirinya sendiri, kemudian memaksa orang lain. Itu merupakan suatu pengalaman mimpi buruk ....
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lifetime of Peace and Care [Terjemahan Indonesia]
Casuale[Novel Terjemahan] [END] Judul : A Lifetime of Peace and Care Genres : Entertainment, Josei, Romance, Slice of Life Jumlah Chapter : 73 Tahun : 2016 Pengarang : Dan Er Man Hua (儋耳蛮花) Penerjemah Bahasa Inggris : Xixi Penerjemah Bahasa Indonesia : Ali...