uneasines pt 2

983 83 28
                                    

"Jadi kenapa? Hm?"

Sebuah pelukan hangat yang sudah beberapa pekan tak dirasakan sosok lelaki berambut ikal itu, kini menaunginya. Bahu yang lebar dan semakin kokoh akibat pelatihan yang tiap hari dilakoni si dominan, sungguh membuat Jungkook semakin takut. Takut jika pesona pria yang sangat ia cintai mampu menguasai hati pria dan wanita lain. Bayangan akan pria dan wanita diluaran sana yang jauh lebih sempurna darinya, mampu membuat hati Jungkook menciut. Ia takut Seokjin berpaling. Bagaimana mungkin ia akan sanggup menjalani pahitnya hidup tanpa Seokjin ada bersamanya?

"Aku baru saja tiba. Bahkan aku belum mengganti seragamku. Tapi malah sambutan seperti ini yang aku dapatkan. Coba cerita pada hyung, siapa orang yang berani membuatmu murung?"

"Kamu Jin."

"Hm?"

Jungkook menarik nafas dalam saat Seokjin membalikkan tubuhnya.

"Aku? Memangnya aku kenapa?"

Hari ini Seokjin mendapatkan jatah libur. Jatah yang seharusnya baru ia dapatkan minggu depan namun dengan susah payah ia dapatkan ijin dengan segala macam syarat dari kemiliteran yang harus ia lakukan hanya demi bisa merayakan hari spesialnya bersama kelinci tercinta.

"No, no! Jangan menangis, jangan menangis. Cukup baby. Aku tak akan memaksamu bercerita."

Melihat mata bulat yang lebih muda berkaca-kaca, membuat hati Seokjin berdenyut. Sebelum air mata itu jatuh, Seokjin lantas memeluknya erat dan mengusap punggung Jungkook agar lebih tenang.

"Kau mau tau tidak? Aku sudah menyiapkan jadwal yang sangat padat yang akan kita lakukan untuk tiga hari kedepan. Jadi tak ada alasan untuk bersedih disini. Tapi kurasa aku bisa menyisihkan sedikit waktu untuk kita berbaring berdua sebelum melakukan semuanya."

Seokjin berkata begitu lembut saat Jungkook mendongak. Yang lebih muda terlihat merenggangkan sedikit pelukannya pada calon suami dan menatap wajah yang selalu ia rindukan meski hanya sedetik tak melihatnya.

Jungkook masih sibuk menahan tangis dan Seokjin tau itu. Lantas ia menarik lengan yang lebih muda untuk dibawanya menuju ranjang super mahal yang sengaja Seokjin pilih sebagai tempat peraduan mereka berdua.

Harga yang fantastis hanya untuk sebuah tempat tidur yang sengaja dihadiahkan Seokjin saat Jungkook memutuskan untuk tinggal bersamanya. 1,9 miliar rupiah. Kasur yang berasal dari Swedia Utara tersebut digadang-gadang memiliki ketahanan dan keawetan penggunaan selama 45 tahun. Dan Seokjin memesannya tentu saja untuk kenyamanan Jungkook saat nanti harus melayaninya.

Meski diawal sempat mendapat penolakan dari Jungkook sebab ia merasa Seokjin terlalu berlebihan, namun tentu saja Jungkook tak dapat mengelak karena tempat tidur tersebut telah dibayar kontan beserta dengan asuransinya. Dan sejak saat itu Jungkook semakin memahami bahwa Seokjin mungkin hanya menginginkan yang terbaik untuk dirinya. Jadi sejak saat itu pula Jungkook lebih memilih diam dan tak memprotes saat Seokjin membelikan ia perabotan-perabotan mewah dengan dalih supaya tahan lama dan nyaman saat digunakan olehnya.
















































....

"Iya eomma."

...

"Apa eomma tidak mengijinkan anak eomma ini istirahat sebentar saja?"

...

"Jungkook juga sedang tidur eomma. Mungkin dia lelah."

...

One shot - AU JINKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang