"Jadi ada apa lagi?"
"Hmm."
"Kookie sudah ku bilang untuk berhenti saja bukan ? Dia tidak pantas untukmu."
"Maksudmu?"
Pagi itu di awal bulan Juli, Jungkook tengah berdua bersama dengan seorang teman dekatnya di sebuah tempat yang tidak begitu privat. Setelah album digital solonya rilis, Jungkook agaknya ingin sedikit bersantai dengan pergi keluar bersama teman-temannya.
Mingyu, salah satu teman satu angkatan yang cukup dekat dengannya menjadi orang yang terpilih untuk menemani Jungkook menghabiskan waktu. Tapi itu tak akan terjadi jika Seokjin tidak sedang berada di pusat kemiliteran. Karena sudah bisa dipastkan bahwa Jungkook akan lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan orang tercinta.
"Aku bisa membahagiakanmu lebih dari dia Jungkook. Apa kamu masih belum yakin dengan semua itu?"
Inilah yang tak Jungkook sukai. Mingyu akan selalu mengatakan hal seperti itu puluhan kali saat ia sedang bersama dengan Jungkook. Awalnya Jungkook merasa risih, namun karena kalimat itu sering sekali Mingyu ucapkan, Jungkook menjadi terbiasa untuk mengabaikan.
Percakapan yang tak semestinya itupun selalu berakhir dengan candaan atau bahkan Jungkook yang tiba-tiba saja beralih membahas topik lain. Ia tak terlalu memikirkan apapun sebab Jungkook hanya percaya bahwa ia mencintai Seokjin, tidak dengan siapapun selain Seokjin.
*****
Singkat cerita, keduanya menghabiskan waktu bersama. Dengan Mingyu yang selalu setia menemani kemanapun Jungkook ingin pergi menghabiskan hari itu. Jungkookpun semakin dibuat betah dan nyaman. Dan ketika hari menunjukkan waktu hampir tengah malam, Jungkook meminta sahabatnya untuk mengantakan ia pulang.
"Aku lelah Mingyu, kita sudah seharian berada di luar."
"Hanya mampir sebentar, kamu tidak pernah mengijinkanku masuk ke apartemenmu meski hanya sekali. Padahal kita sudah berteman sejak lama."
"Karena apartemen ini sangat privasi, dan lagi ini milik Seokjin."
"Kamu pikir aku tidak tau kalau si kaya itu menghadiahkan ini untukmu?"
"Tapi tetap saja rasanya tidak etis jika aku memasukkan orang lain tanpa seijinnya Mingyu, tolong mengertilah. Aku ingin istirahat. Jika kamu mau menemaniku hanya untuk meminta imbalan maaf, mungkin lain kali aku tidak akan memintamu. Aku tau kamu juga sama sibuknya. Permisi."
"Jungkook! Hanya sekali. Sekali ini saja biarkan aku melihat tempat yang kamu tinggali. Aku hanya ingin tau seperti apa hunian yang bisa membuatmu betah berhari-hari berada di dalam rumah."
Jungkook menghrla nafasnya dengan kasar. Mingyu memang orang seperti itu. Tapi wajahnya tampan dan tatapan lembutnya pada Jungkook, selalu berhasil membuat lelaki manis satu itu luluh dan menuruti permintaannya.
"Baiklah terserahmu saja. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu lama bertamu, kamu tau? Itu akan jadi fitnah nanti."
Meski begitu, Mingyu tetap mengangguk pelan. Tak apa walau hanya beberapa menit. Sebab yang ia inginkan hanya menghirup aroma ruangan yang dipenuhi dengan wangi Jungkook. Ia juga ingin melihat seperti apa selera Seokjin dalam membuat hunian yang nyaman untuk si cantik.
___
Beberapa waktu berlalu, niat awal Jungkook yang hanya akan mengijinkan sang sahabat untuk singgah sejenak namun berakhir dengan nyaman hingga lupa waktu. Memang benar apa yang dikatakan oleh beberapa teman-teman seangkatan lainnya kalau saja Jungkook dan Mingyu itu sebenarnya sangat serasi. Mereka berdua berada dalam lingkaran yang sama. Cara mereka bercanda dan melihat sesuatu dari sudut pandang yang sama selalu menjadi hal yang bisa dijadikan guyonan bagi teman-teman Jungkook.