Panggilan telepon...
"Ayolah Jimin, boleh ya!"
"Gak boleh ya Jungkook!"
"Ya kalau kamu gak bisa anterin aku? Berarti aku harus naik apa kalau gak naik mobil sendiri?"
"Kamu inget pesen Seokjin hyung? Kamu itu cuma bisa nyetir dari bangku sebelah kiri. Sementara mobil kamu setirnya ada di sebelah kanan. Jadi kamu belum boleh keluar sendiri pakai mobil itu tanpa didampingi aku ataupun Jin hyung. Ngerti?"
"Aku bisa kali Jim, udah gak apa ya jangan bilang Jin hyung kalau aku naik mobil sendiri. Lagian deket kok cuma ke supermarket. Aku tuh lagi pengen banget es krim."
"Ngidam kamu?"
"Enggak ah, ada-ada aja kamu!"
"Habisnya aneh banget, biasanya juga takut makan es krim. Nanti gendut trus Jin hyungmu itu berpaling. Lagian ini musim dingin Jungkook, masak iya kamu pengen makan es krim, nanti km kena flu."
"Udahlah kenapa jadi bahas ini sih? Jadi gimana? Boleh ya please!!!"
"Tunggu aku pulang acara aja ya. Gimana?"
"Gak mau ! Aku mauanya sekarang!"
"Tapi janji ya kamu pelan-pelan! Jangan mampir kemana-mana! Habis beli es krim langsung pulang."
"Siap! Yeay, makasih Jiminku."
Tut...tut....tut...
Jungkook langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Jimin. Hari ini hari Sabtu. Tapi Seokjin sedang tak ada di rumah sebab lembur, ah tapi bukan rumah juga karena lebih tepatnya sebuah apartemen. Sudah satu tahun Jungkook tinggal di apartemen bersama Seokjin sebagai sepasang suami istri.
Jungkook masih ingat dan akan selalu ingat bagaimana pertama kali ia bertemu tatap dengan sang suami. Saat itu ia dipaksa oleh teman-temannya untuk merayakan hari kelulusan sekolah di sebuah cafe dan berakhir dengan banyaknya teman-teman Jungkook yang melakukan hal yang melewati batas. Mereka merayakannya dengan pesta alkohol sampai mabuk-mabukan.
Beruntunglah Jungkook anak yang baik. Ia bahkan tak meneguk barang setetespun minuman yang disuguhkan oleh bartender. Namun kejadian yang sangat Jungkook syukuri hingga saat ini adalah, temannya yang memuntahkan isi perutnya dan mengenai lengan kaos Jungkook sehingga ia harus pergi ke kamar mandi dan bertemu dengan cinta pertamanya.
Kala itu dengan tergesa ia berjalan menuju kamar mandi dan setelah sampai di depan pintu kamar mandi, tak sengaja ia menabrak seorang pria tampan berbahu lebar dan kokoh dengan perawakan yang begitu sempurna. Wajah pria tersebut nampak seperti orang ketakutan. Tak lama kemudian pria asing itu berjalan memasuki kamar mandi dan merebut kenop pintu yang telah terputar setengah dari tangan Jungkook setelah mendengar teriakan dari seorang perempuan. Perempuan cantik yang Jungkook taksir usianya tak berbeda jauh dengan dirinya. Bahkan Jungkook mengira perempuan itu adalah kekasih dari pria yg saat ini tengah mengungkungnya (?).
Pria asing yang baru Jungkook temui seketika berlari ke dalam kamar mandi tanpa memperhatikan kaki kanan Jungkook yang berada tepat di depan kakinya sehingga membuat ia tersandung. Gerak refleknya secara tak sengaja menarik lengan Jungkook untuk dijadikan pegangan namun apa daya, Jungkook sendiri merasa belum siap hingga ia limbung dan keduanya terjatuh ke dalam bilik kamar mandi.
Lalu apa yang terjadi setelah itu? Yang terjadi setelah itu adalah keduanya bisa sampai pada tahap pernikahan seperti saat ini.