09

5 2 0
                                    

Kamar. 19.00 Wib.

Anara kini tengah duduk di kursi meja rias nya dengan menggunakan Celana Jeans Dan Blouse Berwarna biru Dongker sangat cocok di tubuh Indah Anara.

Anara tersenyum tipis ketika melihat pantulan dirinya di Kaca rias itu, benar-benar perfect dengan rambut Gelombang yang ia biar kan tergerai.

Drtt..Drttt..

Suara nada dering paggilan berbunyi dari ponsel milik Anara, Anara melirik ke arah ponsel nya dan dengan cepat mengambil ponsel itu.

Dada Anara berdegup saat menatap Nama Si pemanggil membuat Anara Degdegan.

NAKA CALLING...

Dengan cepat Anara menerima panggilan dan menempel kan ponsel nya di telinga nya.

"Udah siap ra? Gue udah di depan rumah lo" Ucap Naka dari seberang sana membuat Anara gugup.

"Emm udah kok kak, Kalo gitu gue turun Ke bawah" ucap anara Gugup

'Oke. Gue tunggu" panggilan dimatikan oleh sepihak dari naka.

Anara dengan cepat meletak kan ponsel nya di Tas selempang milik nya dan bergegas keluar dari kamar.

Anara dengan langkah Tergesa-gesa nya menuruni satu persatu anak tangga, Dan berlalu dari sana.

"Hiks..Pa..bujuk mama untuk pulang, Fely mau mama pulang" Tangis Fely terdengar membuat langkah Anara terhenti. Dengan cepat ia kembali berjalan menuju ruang tamu, menatap Ke arah kakak nya yang sedang menangis sambil memohon Di hadapan Aaron.

Anara hanya melihat itu tanpa ingin Menghampiri Sepasang ayah dan anak itu, ia hanya menghela nafas pelan dan kembali melangkah kan kaki nya.

"Anara tunggu" ucap Fely Dari arah belakang membuat langkah anara terhenti kembali.

Fely berjalan dengan langkah Gontai nya ke arah Anara, bediri di hadapan anara dengan pipi yang sudah di banjiri oleh air mata.
"Ra, Tolong bujuk papa untuk Nyuruh mama pulang Ra" ucap Fely dengan suara serak nya.

Anara menatap datar Fely, Menarik alis nya sebelah ke atas.
"Memang nya gue siapa? Sehingga gue bisa membujuk kedua orang tua lo itu" ucap anara membuat Fely terdiam.

Sedangkan Aaron yang mendengar penuturan Putri bungsu nya itu Membuat Dada nya terasa tercekat. Ia hanya mampu menatap raut tidak perduli dari Anara.

Fely memegang Tangan Anara dengan memasang raut wajah memohon.
"Kamu juga Anak dari mama dan papa, kamu juga bisa membujuk mereka untuk baikan lagi ra, papa gak mau Dengerin apa yang kakak bilang, mungkin kamu bisa membujuk papa untuk membawa mama pulang"

Anara menghempas kan tangan fely kasar.
"Anak mereka? Gak salah denger gue? Bukan nya selama ini mereka gak pernah nganggep keberadaan gue atau mengakui gue sebagai anak mereka, lalu untuk apa gue membujuk mereka untuk bisa baikan lagi?" ucap Anara dengan Raut miris nya membuat Aaron dan Fely lagi-lagi terdiam.

Anara menggeleng Miris dan kembali menatap Fely.
"Lagian kan, lo anak kesayangan mereka. Anak yang di bangga-banggain mereka, Seharus nya mereka bisa dong nurutin permintaan lo. Kan selama ini mereka selalu ngabulin Apa yang lo ingin kan, dan untuk apa lo Cape-cape Meminta bantuan Ke anak yang Gak di akui ini?" lanjut Anara dengan santai nya.
"Udah lah minggir, lo Hanya buang-buang waktu berharga gue aja" ucap nya sambil Mendorong Sedikit tubuh Fely sehingga membuat Fely minggir dari jalan Anara.

Anara dengan Cepat berlalu dari sana menuju pintu rumah. Sejenak anara menahan nafas nya dan menghembus kan nya dengan perlahan, membuka pintu itu dan berjalan keluar menuju pagar rumah.

ANARA ARE YOU OKE?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang