16

6 2 0
                                    

Malam Telah berganti Pagi. Cahaya matahari menyembul dari permukaan nya dan menyinari seluruh bumi.

Kini Anara Telah rapih-rapih dengan seragam sekolah yang melekat di Tubuh nya. Entah mengapa Di awal pagi ini Anara Memulai Aktivitas nya dengan Perasaan bahagia nya.

Melirik Jam Yang melingkar di pergelangan tangan nya yang menunjuk kan pukul 7 pagi, Anara dengan cepat melangkah kan kaki nya beranjak dari pintu kamar, membuka pintu itu dan keluar dari sana.

Menuruni satu persatu anak tangga dengan langkah ceria nya.

Drtt...Drt..

Suara ponsel Anara terdengar dari saku rok nya, dengan cepat Anara mengambil Ponsel tersebut, Menatap tersenyum ke arah layar Ponsel nya yang terpampang Nama naka. Anara menerima panggilan Tersebut dan menempel kan Ponsel nya ke telinga nya.

"Hallo Ra, Kamu udah siap? Aku udah Di depan Rumah kamu"

Anara yang mendengar penuturan Naka Dengan cepat menuruni tangga dengan tergesa-gesa
"Kakak udah di depan? Tunggu. Aku keluar" ucap anara dan mematikan panggilan tersebut.

Anara telah turun, Melangkah kan kaki Begitu saja Dari Ruang makan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Aaron dan Fely yang telah berada di meja makan.

"Anara kamu mau Kemana? sini Sarapan bareng sama Papa dan Fely" Ucap Aaron sedikit keras ke arah Anara.

Anara memberhentikan langkah nya sejenak tanpa menoleh ke belakang, Terkekeh sinis kemudian Kembali melangkah kan kaki nya tanpa Membalas ucapan dari Aaron

Sedangkan Aaron hanya menghela nafas nya pelan ketika melihat tingkah tidak perduli anara, perasaan bersalah kembali menghinggap di dirinya, apalagi mengingat kejadian tadi malam saat ia memaki anara dengan Melayang kan sebuah tamparan ke pipi anara membuat nya kembali merasa bersalah.

Aaron menatap ke Arah makanan dengan tidak berselera. Sedangkan Fely yang menatap wajah Papa Nya yang terlihat sedih. Mulai mengangkat suara.
"Papa kenapa?" ucap Fely lembut.

Aaron menatap Fely dengan raut sendu nya
"Kita semakin jauh Dari anara."

Fely yang mendengar penuturan Aaron terdiam
"Jangan di pikir kan Pa, Anara memang seperti itu, dia itu keras kepala" ucap Fely membuat Aaron Terdiam.
"Dia yang telah menjauh dari keluarga nya sendiri. Dan kita Gak usah mikirin Itu. Palingan juga kalau dia butuh sesuatu. Pasti anara akan lari ke kita" lanjut nya dan kembali memakan makanan nya.

Aaron menghembus kan nafas nya berat.
"Seberat apapun masalah Yang anara Hadapi, dia tidak pernah lari ke kita Fel, Anara sudah terbiasa Mandiri. Bahkan dia bisa membuat Dirinya tumbuh tanpa Bantuan dari mama dan papa, Anara tumbuh sendirian tanpa Campur tangan kita" ucap Aaron lagi-lagi membuat Fely terdiam

"Dia mampu melalui hari-hari nya tanpa mengeluh Kepada Mama dan papa, Dan papa sangat menyesal karena telah mengacuh kan nya selama belasan tahun"

Aaron menghela nafas berat nya.
"Harus nya Papa adil kepada Adik mu itu, bukan Malah seperti menelantar kan nya. Harus nya papa Memikir kan anara juga, Karena selama ini Kami hanya melimpah kan kasih sayang kepada kamu, Harus nya papa tidak melakukan itu" ucap nya membuat perasaan Fely tiba-tiba kesal ketika mendengar Ucapan Aaron

"Jadi selama ini papa nyesel karena telah menyanyangi Fely?!" ucap nya Dengan raut tidak suka nya

Aaron menggeleng kan kepala nya pelan
"Tidak seperti itu maksud Papa, Fel" ucap Aaron mencoba Menjelas kan nya kepada Fely

Fely berdiri dari duduk nya, Menyampir kan tas ransel di Bahu nya dan menatap Aaron dengan Acuh.
"Udah lah pa, Fely gak mau denger apa apa pun lagi yang Papa ucap kan" ucap nya Ketus.
"Fely berangkat bareng supir aja" lanjut nya dan berlalu dari meja makan.

ANARA ARE YOU OKE?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang