25

3 2 0
                                    

Hari Demi hari Telah Anara jalani Bersama dengan Naka yang selalu ada di sisi nya, Naka membuat nya bangkit dari rasa kesedihan yang  ada pada diri nya, membawa nya untuk Keluar dari kesunyian dan Kegelapan, Menerangi setiap warna di hidup anara, membuat nya bangkit dari semua rasa sakit, anara Beruntung memiliki naka yang selalu ada. Walau Ketika Ia pulang ke rumah masih merasakan Perasaan hancur tapi dengan kehadiran naka membuat rasa hancur nya dengan perlahan mengurang.

Hubungan yang di jalani naka dan Anara Tidak terasa sudah mancapai 3 bulan. Banyak momen indah yang di ciptakan oleh naka Dan anara bersama-sama, momen indah yang mampu membuat Anara merasa bahagia.

Kini Sepasang Goals Itu tengah Duduk di kantin Sekolah bersama dengan teman mereka yang lain nya, tapi mereka hanya sibuk dengan dunia mereka. Hingga tidak Memperdulikan Teman-teman mereka yang menatap Iri ke arah mereka.
"Anjir lah, Serasa nyamuk kita di sini" Ucap lingga menggerutu kesal sambil menatap sinis Anara dan naka yang saling menyuapi satu sama lain

"Maka nya, cari pacar sana gih" ucap Arzan mengejek Lingga

Lingga Mendelik sinis menatap Arzan
"Diem lo setan, Gue masih setia menunggu ayang naya" ucap lingga sambil menatap ke arah naya yang curi-curi pandang ke arah Dean

"Dih naya aja gak Suka sama monyet kayak lo" ucap tenggara mengejek sahabat Segesrek nya itu

Lingga menampol Punggung Tenggara sedikit keras.
"Anjingg, masih mending gue, bego. Lah elu suka sama cewek tapi Cewek nya malah pacaran sama temen lo sendiri" ucap lingga membuat Tenggara tertohok

"Menyedih kan banget nasib lo Teng" ucap Arzan menimpali membuat Yang lain nya tertawa menatap Wajah Tertekan tenggara.

Tenggara mendengus kesal.
"Si babi ini udah curi start gue duluan" sungut nya menatap Refal dengan pandangan permusuhan

"Udahlah Ling, mupon aja, saingan lo itu berat" ucap lingga menatap kasihan Tenggara

Plak

Arzan menggeplak Tengkuk Lingga sedikit keras
"Move on bangsat" ucap nya mengoreksi ucapan Lingga

"alah sama aja setan" sungut lingga dan mengusap tengkuk nya yang sedikit panas oleh tamparan Arzan

Arzan hanya memutar bola mata nya malas.

Sedangkan Tenggara menatap Sasa dengan pandangan memelas nya
"Ayang sasa, kenapa mau sih sama modelan sempak piraun ini" ucap nya sambil menunjuk Refal tidak santai

Byurr

Ucapan tenggara membuat Arzan dan Lingga menyembur kan Es teh yang baru mereka minum ke arah Wajah Tenggara, kemudian mereka tertawa.
"Anjing sempak Piraun Bwahaha" Tawa Arzan keras begitu pun dengan Lingga

Tenggara menggeram kesal, Wajah nya sudah basah oleh Semburan dari Kedua sahabat bajingan nya itu. Dirinya sangat tertekan karena di kelilingi manusia tidak berakhlak seperti teman-teman nya ini, mengusap dengan kasar wajah nya menggunakan tissu kemudian menatap permusuhan ke arah Arzan dan lingga.
"Anak setan, gue sumpahin Tai Lo berdua Gak keluar-keluar"

"Jorok banget sih Lo" ucap Aneesha menatap sinis Tenggara.

Tenggara Memutar bola mata nya malas.
"Diem lo nenek lampir" balas nya kesal membuat Aneesha mendengus kasar.

"Brisik banget sih lo Bertiga, ganggu orang makan aja" ucap Refal sinis menatap tenggara, arzan dan lingga

Lingga meredah kan tawa nya dan mendelik Menatap Refal
"Dih, yang lain nya gak Ke ganggu tuh, lo nya aja yang sensian"

Refal hanya mendengus kasar mendengar ucapan Lingga, bangkit dari duduk nya dan berlalu dari sana meninggal kan raut keheranan dari mereka.
"Dih tuh orang kenapa sih? Dari berangkat Sekolah sampai sekarang Sensian mulu" ucap Tenggara Heran

Lingga manggut-manggut.
"Mana cewe nya pake di tinggalin segala lagi" ucap nya sambil menatap Sasa yang hanya menatap Kepergian Refal dengan berkaca-kaca

Anara menatap Sasa heran
"Sa. Ada apa? Kalian gak Kenapa-kenapa kan?" tanya nya

Sasa menatap ke arah nya dan menggeleng kan kepala nya singkat dan berdiri dari duduk nya
"Kita gak kenapa-kenapa kok, Kalo gitu gue cabut duluan" ucap nya dan berlalu dari sana

Anara, Aneesha dan Naya saling pandang, dan menggunakan isyarat untuk menyusul Sasa, kemudian mereka mengangguk serentak dan berdiri dari duduk mereka.
"Kak naka, aku susul Sasa bentar ya"

Naka terdiam, menghela nafas nya kemudian mengangguk.

Anara, Aneesha dan Naya dengan cepat melangkah kan kaki mereka untuk menyusul Sasa

****************

Sedangkan sasa kini tengah berada di rooftop sekolah, Ia menangis terisak-isak sambil memegang Perut yang sedikit Buncit itu.

Brak

Pintu Rooftop di buka dengan kasar oleh Anara, Aneesha dan naya, mereka menatap Ke arah sasa yang terlihat Mengusap air mata nya Terburu-buru membuat mereka dengan cepat Melangkah mendekati Sasa.

"Sa, lo kenapa? Lagi ada masalah sama kak Refal?" tanya anara lembut sambil memegang Bahu Sasa

Sasa mendongak kan kepala nya, menatap Anara dengan mata sembab nya.
"Gue lagi gak ada masalah kok sama Kak refal" ucap nya sambil tersenyum

Anara menghela nafas nya dan duduk di sebelah Sasa.
"Terus kalo gak ada masalah. Kenapa nangis?"

Sasa gelagapan, ia terkekeh sebentar
"Gue lagi gak nangis Ra, tadi ada debu masuk ke mata gue maka nya kelilipan" ucap nya mencoba mengelak

Aneesha ikut duduk di samping kiri Sasa.
"Sa, lo gak perlu bohong sama kita, beberapa hari ini kita selalu mergokin lo nangis di sini, Dan lo bilang kalo lo baik-baik aja?" ucapan Aneesha sukses membuat sasa Terdiam.
"Kita tau lo sa, kita mengenal lo udah lama banget, gak butuh waktu Lama untuk ngenal gimana sifat lo Sa, jadi kita mohon untuk gak bohong sama kita"

Sasa menunduk kan kepala nya dalam. Buliran air mata kembali menetes dengan bebas nya
"Sa, plis Cerita sama kita, kalo lo ada masalah tinggal bilang sama kita" ucap naya menimpali.
"Kita ini sahabat lo sa, bukan orang lain"

Sasa menangis terisak-isak, menumpah kan rasa sesak pada dada nya, ia tidak berani menatap mata ketiga sahabat nya ini
"Kalo gue cerita hiks..Gue takut lo semua hiks..Benci sama gue hiks..terus jauhin gue dan gue gak mau itu"

Anara merangkul bahu Sasa untuk menguat kan sang sahabat.
"Kalo lo cerita sama kita, kita akan ngerti sa, Kita gak mungkin benci sama lo atau ngejauhin lo" ucap Anara berusaha meyakin kan Sasa

Sasa menggeleng kuat dengan air mata yang sudah membasahi pipi nya, Berdiri dari duduk nya dan menatap ke arah ketiga sahabat nya
"Maaf. Maaf Hiks..Gue gak bisa hiks..untuk ceritain ini ke kalian hiks..Gue bener-bener gak bisa" ucap nya dan berlari keluar dari Rooftop

Anara, Aneesha dan naya ikut mengejar Sasa, mereka takut terjadi sesuatu kepada sasa.

Menatap sasa yang tengah berlari menuruni tangga, Hingga di pertengahan tangga, kaki Sasa terpeleset dan dengan cepat tubuh nya berguling-guling di tangga dan jatuh kebawah.

AGHHH

Bruk

Anara, aneesha dan naya yang melihat itu terkejut dan berteriak histeris.
"SASA" Teriak mereka dan dengan cepat turun dari tangga

Mendekati Tubuh Sasa yang sudah mengeluar kan darah segar dari kening, Bukan hanya itu saja, mereka menatap speechless ke arah paha Sasa yang sudah di banjiri oleh Darah dari sana. Mereka menutup mulut mereka tidak percaya.

Para murid telah berdatangan Menuju ke arah mereka, mereka sama terkejut nya dari Anara Dkk. Berbisik-bisik Sambil menatap Ke bagian Paha Sasa yang banyak mengeluar kan banyak dari.

Anara menatap marah ke arah para murid.
"ANJINGG!! JANGAN CUMA PADA LIATIN. CEPET BANTU ANGKAT SASA!!" Teriak anara marah

beberapa murid Cowo Segera mendekati tubuh lemah sasa, mengangkat Tubuh sasa dan membawa nya Pergi dari sana.

ANARA ARE YOU OKE?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang