28

5 3 0
                                    

19.00 Wib.

Anara turun dari kamar nya, Tiba-tiba ia merasa lapar, Melangkah Ke arah meja makan yang dimana Fely bersama Elina sudah stay di meja makan. Mengernyit kan dahi nya ketika melihat keberadaan Elina. Tumben sekali mama nya itu datang Ke rumah setelah Resmi berpisah dengan Aaron. Pikir nya

Mengedik kan bahu nya dan terus melangkah mendekati meja makan, Menarik Kursi yang tidak jauh dari mereka dan segera menduduki nya, Anara mengambil piring milik nya dan menuang kan nasi beserta lauk pauk kedalam piring nya. Kemudian menyantap makanan itu

Elina dan Fely menatap ke arah Anara yang sibuk dengan makanan nya tanpa Memperduli kan keberadaan mereka berdua. Elina menghela nafas kesal ketika melihat Raut ketidak perdulian Anara.
"Anara, mama pengen ngomong sesuatu ke kamu"

Anara menghentikan sejenak makanan nya dan menatap diam Elina

"Dua minggu lagi, Fely akan ikut bersekolah di Sekolah kamu, Dan mama minta, kamu harus selalu menemani fely kemana pun dia pergi" ucap Elina

Anara menatap tidak percaya Elina
"Mama kira, Anara pengawal Anak manja itu! Dia bisa ngejaga diri nya sendiri"

Elina menatap kesal Anara
"Anara jaga ucapan kamu. Bagaimana pun dia kakak kamu" Sentak nya."lagi pula, Fely belum mempunyai teman disana, Untuk sementara kamu harus menemani Fely, dan mama tidak menerima bantahan apa pun dari kamu" lanjut nya Tegas.

Anara berdiri dari duduk nya, menatap tidak terima Elina
"Itu bukan urusan Ara, Sampai kapan pun aku gak akan sudi untuk sekedar berdekatan dengan Anak kesayangan mama itu. Apa lagi harus nemenin dia"

Elina menggeram kesal dan bangkit dari duduk nya, melangkah mendekati anara.

Plak

Melayang kan tangan nya ke pipi anara, menampar pipi anara keras membuat kepala anara tertoleh ke samping
"Dasar anak kurang ajar, Begitu kah cara mu berbicara kepada orang tua mu sendiri."

Anara menyentuh pipi nya yang terdapat bekas tamparan Elina, Menatap Elina dengan raut miris nya.
"Kenapa gak sekalian bunuh anara aja mah? Anara udah muak mendapat kan tamparan ini Selama belasan tahun. Kenapa mama gak sekalian bunuh aku?" Anara berucap dengan nada serak nya, setetes air mata lolos dari pelupuk mata nya, Dada nya begitu berdenyut sakit.

Elina tersentak. Menatap anara dengan Mata memerah nya
"Dari dulu saya memang mau membunuh kamu Di dalam kandungan waktu itu, dan Nasib sial selalu membuat saya tidak memiliki kesempatan untuk membunuh kamu, Dan akhirnya kamu lahir." Ucap nya membuat hati anara tercelos.

"Andai saja waktu itu kamu tidak Lahir, Mungkin kehidupan saya jauh lebih baik. Karena kehadiran kamu, membuat saya tetap berada di rumah ini. Kamu memang anak pembawa sial Anara. Kenapa kamu tidak mati saja dari dulu"

Anara tercengang, tubuh anara terdorong kebelakang untung saja Ia bisa mengimbangi bobot tubuh nya, anara benar-benar terkejut atas ucapan Elina, Akhirnya ia mengetahui alasan mengapa kedua orang tua nya sangat membenci kehadiran nya selama ini, Dan hari ini Alasan itu sendiri telah ia dengar langsung dari mulut Elina. Mama kandung nya sendiri.

Buliran-buliran Air mata Anara dengan deras turun tanpa henti nya, Menatap kosong ke arah Elina yang hanya menatap nya dengan raut tanpa bersalah nya

"Mama, Apa yang mama ucapkan!" Ucap Fely menatap Elina tidak percaya

Elina mengalih kan Tatapan nya dari Anara dan menatap putri kesayangan nya itu
"Kenapa? Mama hanya mengatakan sesuai dengan fakta. Dan dia harus tau. Kalo Dia itu memang anak pembawa sial. tidak seharus nya dia hidup di dunia ini."

"Mama cukup! Anara juga Anak kandung mama. Dan dia adalah adik Fely. Gak seharus nya mama Ngomong gitu ke anara" ucap Fely marah
"Apa mama gak berpikir sekali aja, Gimana perasaan anara ngedenger ucapan Mama!"

ANARA ARE YOU OKE?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang