part 1

5.3K 223 14
                                    

Di dunia ini siapa yang tidak ingin menikah? Semua orang ingin menikah, menua bersama orang yang terkasih. Begitu juga dengan seorang Peat Wasuthon, seorang pria cantik yang tengah jatuh hati pada lelaki tampan bernama Off Jumpol si pria berdarah campuran yang selalu di dielu-elukan oleh gadis-gadis ataupun pria cantik sepertinya. Namun sayangnya, mimpi itu harus pupus. Kedua orang tua Peat tidak menyetujui hubungannya dengan Off karena latarbelakang pria itu yang tak jelas.

Orangtuanya tak menutup mata dari kesuksesan Off, akan tetapi pria itu tidak pernah terbuka untuk mengenalkan mereka pada keluarganya. Hanya Peat yang mengenalkan keluarganya dan Off hanya mencari-cari alasan untuk tidak mengenalkan Peat pada kedua orang tuanya. Peat tau itu, Ia berpikir mungkin saja Off masih membutuhkan waktu untuk mengenalkannya segera pada keluarga besarnya.

"Pssss ... Peat!!! Sayang!"
Lamunan panjangnya terpecah kembali masuk ke alam nyata, di sana berdiri kekasihnya, Off.

"Hey! Apa yang kau lakukan disitu, kau bisa jatuh dan mati," kesal Peat menarik kerah kaos yang Off kenakan, pasalnya Off tengah bergelantungan di jendela kamarnya. Entah apa yang ingin kekasihnya itu lakukan sampai-sampai menyelinap masuk ke kamarnya seperti ini.

"Hahaha ... Tenang saja sayang. Aku ini kuat, aku tidak akan mati semudah itu," pungkas Off dengan jumawa.

"Cih, kuat apanya. Mengenalkan ku pada keluarga besarnya saja tak mampu, huhhh dasar lemah," cibir Peat pelan, namun masih bisa terdengar oleh indera pendengarannya.

Tiba-tiba saja Off menggenggam tangan mungil dengan jari-jari putih yang kemerah-merahan itu, diusapnya lembut. Peat tidak bisa berkata-kata dan sibuk menata hatinya yang bergetar penuh dengan rasa cinta.

"Maka dari itu Peat, ayo kita menikah-"
"Hah! Kau sudah gila ya," protes Peat tersentak dengan pernyataan gila dari Off, ia menghempaskan tangan kekasihnya itu di udara.

"Peat coba dengar kan aku," panggil Off menyentuh lembut pipi kanan Peat, " Kau tidak mau aku gantung terus kan, kau ingin kepastian. Kau ingin menjadi bagian dari keluarga ku kan? Jika kau mau ayo, aku tidak akan mengatakan hal ini dua kali," Peat mengerjakan matanya beberapa kali. Tolonglah apakah dia bermimpi, lamaran macam apa ini tidak ada romantis-romantisnya.

"Aku mau Off, tentu saja aku mau. Tapi kenapa tiba-tiba," tutur Peat mengeluarkan keresahan hatinya. Dia tentu saja senang saat Off melamarnya, tapi tidak begini juga kenapa harus malam-malam dengan acara mengendap-endap masuk seperti pencuri.

"Yasudah kalau kau memang mau menikah dengan ku, aku juga mau menikah dengan mu. Ayo kita beritahu ibu dan ayah ku," ajak Peat senang, ia menarik tangan kekar milik Off untuk berjalan mengikuti dirinya, tapi belum beberapa langkah Off sudah menahan dirinya.

"Tidak Peat," Off menggelengkan kepalanya seolah memberi penolakan keras untuk ide dari sang kekasih.

"Tapi kenap-"

"Kita kawin lari!" Ujar Off

"Hah?"

"Sekarang juga!"

"Hah!"

...

Hari semakin malam, namun sebuah mobil Fortuner keluaran terbaru itu terus membelah jalanan ibukota Thailand. Hanya ada keheningan yang mengisi kedua insan yang tengah bergelut dengan isi pikirannya masing-masing. Namun, semua berubah saat tiba-tiba Off membelokkan setir mobilnya ke jalan sepi yang kiri-kanannya di penuhi oleh pepohonan lebat yang menakutkan. Tidak ada pencahayaan sama sekali di luar kecuali lampu dari mobil yang Off kemudikan.

"Off, kau mau membawaku kemana?" Tanya Peat mulai panik, saat Off mulai membawanya masuk ke dalam hutan lebat. Pria itu tak menjawabnya sama sekali dan hanya sibuk menyetir dengan raut serius.

"OFF! Katakan kau pada ku ini di mana? Tidak mungkin ada tempat ibadah di dalam hutan, kita tidak bisa menikah di sini!" hentak Peat kesal.

"Tenang saja Peat, aku tidak akan macam-macam padamu ...." Balas Off tenang, dan hey kemana hilangnya panggilan sayang mereka. Belum juga menikah Off sudah membuatnya kesal setengah mati. Tapi tolong lupakan perkara kecil yang hanya sebatas panggilan cinta ini.

Astaga Peat mulai ketakutan, ia benar-benar buta wilayah ini. Peat bukanlah orang yang jarang bepergian, namun dia tak pernah menyangka ada hutan selebat ini di jantung kota Bangkok. Ayolahhh tuhan tolong, dia mau dibawa kemana malam-malam di tempat seperti ini.

Bunyi mobil berdecit pertanda mereka sudah berhenti. Keduanya tiba di depan pagar besi besar dan di dalamnya terdapat rumah megah yang tak kalah besarnya. Peat melongo tak percaya, rumah megah? Di tengah-tengah hutan seperti ini? Apa ini taktik agar tidak dirampok? Oh ayolah ide gila siapa yang membangun rumah semewah ini di tengah hutan rimba.

"Ini dimana?" tanya Peat untuk yang kesekian kalinya bertanya dimana mereka sekarang.

Tapi respon yang Off berikan tetap sama, diam dan langsung membukakan pintu mobilnya. Menarik tangan Peat untuk masuk kedalam, setibanya di dalam rumah megah itu Peat dapat melihat banyak wanita dan pria yang menjadi pelayan serta penjaga. Woahhh ini benar-benar gila, meskipun di tengah hutan tidak mengurangi kesan mewah dan modern dari rumah itu, fasilitas lengkap ada di dalamnya.

"Off, kau mau membawa ku kemana? Tolong jawablah aku takut," rengek Peat menggerak-gerakkan tangannya yang digenggam erat oleh kekasihnya itu.

Lagi, lagi dan lagi, Off tidak menjawab. Hanya terus melangkah hingga kaki mereka berhenti di aula utama. Jujur saja Peat begitu kagum dengan rumah mewah itu, besar dan megah. Namun, kini tatapannya teralihkan pada sosok pria berkulit Tan dengan tubuhnya yang besar dan tinggi tengah duduk bak seorang raja di singgasananya. Tatapannya sinis, membuat bulu kuduk Peat merinding.

"Tuan," tiba-tiba Off membungkukkan badannya, Peat mengerjakan matanya tak mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan," tiba-tiba Off membungkukkan badannya, Peat mengerjakan matanya tak mengerti.

"Apa dia keluarga mu, Off?" tanya Peat dengan nada heran.

"Maaf atas keterlambatan saya tuan, ini orang yang akan menjadi tumbal saya kali ini," ujar Off seraya mendorong tubuh Peat ke depan. Lalu bagaimana respon Peat? Pria itu tentu terkejut setengah mati. Reflek Peat maju ke depan, tapi sedetik kemudian pria itu mundur lagi ke belakang.

...

Sksksks ayang Peat nya aku malah di jadiin tumbal sama papi Opp, dasar tidak berperipujoan. Akan ku rebut ayang Gun mu ... Wkwkwk bercanda papi Off.

Btw jangan lupa like dan komennya ya babyfeat.🥰🤣

Only MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang