part 5

2.4K 152 8
                                    

"Fort ...." Lirih Peat sedikit lebih lega melihat Fort berdiri disana, jauh di depannya di sinari cahaya remang-remang bulan yang masuk melalui celah-celah dahan pepohonan rimbun hutan lebat itu.

"Hahaha ... Kau lagi? Makhluk malam seperti dirimu tidak bisa menggertak diriku. Jadi menyingkir lah dan jangan ganggu makan malam ku," desis pria itu melirik Fort tajam, Peat meronta dan melawan. Entah kenapa dia ingin berlari dan menangis di pelukan pria berbadan raksasa yang dua hari ini selalu tidur dengannya.

Peat ditarik oleh pria itu namun salah satu lengannya juga di tarik oleh orang lain, yang tak lain Fort.

"Bukankah sudah ku bilang lepaskan tangan kotor mu itu," ujar Fort dengan suara yang berubah berat, dengan sekali hempasan pria tadi terlempar hingga membentur salah satu pepohonan.

"Ckckck ... Kau juga mengincarnya?" tanya pria itu seraya berusaha berdiri dari posisi terjerembabnya. "Makhluk penghisap darah seperti mu memang tidak ada habisnya ikut campur dengan urusan ku," lanjutnya dengan mata coklatnya yang berubah warna kecoklatan. Tiba-tiba terdengar suara dari bunyi tulang-tulang yang saling bergesekan, bulu-bulu lebat mulai tumbuh di tubuh pria itu.

"Sialan ...." decak Fort menarik lengan Peat untuk berbalik arah dan tidak melihat adegan transformasi itu, dia tau Peat pasti akan syok melihat hal-hal supranatural semacam ini. Fort memegang pundak Peat dan membawa pandangan pria berwajah cantik itu padanya.
"Percaya pada ku, apapun yang terjadi jangan lihat, jangan mendengar atau pun berlari kemana pun. Kau harus tetap di sini, di belakang ku. Kau tidak boleh jauh-jauh dari ku Peat," pinta Fort. Peat hanya mengangguk patuh, dia pun tidak tau mau melakukan apa-apa.

Peat akhirnya menutup matanya dan juga kedua telinganya dengan tangan menjalankan perintah Fort padanya.

"Awwwwwwwwuuuu!!!" lolongan panjang seekor serigala berbulu putih di depannya membuat Fort semakin berapi-api untuk menjadikan serigala itu sebagai salah satu koleksinya, dia akan mengambil bulunya untuk di jadikan keset dan bola matanya sebagai makanan burung gagak kesayangannya.

Taringbya perlahan muncul, mencuat hingga keluar di bibirnya kuku-kuku tangannya berubah menjadi panjang dengan mata yang sudah berubah menjadi merah darah. Udara tiba-tiba terasa menipis, angin panas terbawa melingkupi mereka.

"Kau tau makhluk lemas seperti mu seharusnya tidak menyentuh milik ku," ujar Fort kemudian maju memberikan serangan awalnya dengan mengayunkan tangannya di udara, seperti sihir serigala itu kembali terhempas dan mengeluarkan lolongan panjang.

  Serangan itu tidak sepenuhnya melumpuhkan serigala tadi, meski sudah terhempas serigala itu kembali maju dan menerjang tubuh besar Fort. Lelaki itu tidak kelihatan takut sama sekali, keduanya terlibat pertarungan hebat dengan saling menyerang satu sama lain. Darah menetes dari pundak punggung Fort saat serigala sialan itu mengambil kesempatan menyerangnya kala Fort sedikit lengah, namun Fort dengan cepat membalikkan keadaan dengan memberikan dua pukulan terbaiknya hingga membuat serigala itu kembali terhembas dengan keras menabrak pohon sampai pohon itu tumbang.

"Berani-beraninya kau berurusan dengan ku, huhh ... Dasar serigala bodoh," sinis Fort tersenyum penuh kemenangan saat ia memastikan serigala itu tidak sadarkan diri setelah mendapatkan serangan telak darinya.

Kini Fort berbalik menatap Peat, kekasihnya. Pria kecil itu sudah terduduk dengan kedua tangan yang menutup telinganya dan mata yang tertutup erat, wajahnya penuh keringat dan jalan lupakan wajahnya yang memerah akibat tangisannya yang pecah.

"Hey," panggil Fort lembut untuk menenangkannya. "Sekarang ayo buka matamu ...." Pinta Fort mengusap Surai hitam Peat.

Peat perlahan membuka matanya menatap Fort dengan matanya yang memerah karna tangisan, wajah Fort yang tersenyum membuat rasa sesak di dadanya kian terasa.
"Hikss ... Maaf, maafkan aku," racau Peat dengan tangisan yang semakin menjadi.

Only MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang