"Fort aku punya tawaran untuk mu ... Bagaimana kalau kau pulangkan aku dan aku bawa orang lain sebagai gantinya?"
"Hah?"
Fort mengerjapkan matanya lucu, pria itu mendelik tak suka dengan ucapan Peat. Rahangnya mengeras dengan bola mata yang entah sejak kapan berubah menjadi merah, yah Peat menyadarinya.
"Iya aku akan pulang dan membawakan mu orang lain yang akan menggantikan ku sebagai tawanan mu," ujar Peat.
"Tidak mau," tolak Fort mentah-mentah, dia mengeratkan pelukannya lagi, seolah jika ia melonggarkannya sedikit saja makan Peat akan menghilang dalam sekejap dari pandangan matanya.
"Kenapa? Kau takut aku tidak bisa membawa orang lain? Aku bisa kok, aku tidak akan memberikan satu. Aku akan berikan 3 ... Emmm tidak aku akan berikan 10 sebagai gantinya," ngawur Peat, sebenarnya membawa satupun dia tidak yakin. Tapi jika pria di hadapannya ini benar-benar percaya, bukankah itu jackpot. Dia bisa pulang dan melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib dan menjebloskan dua oknum ini ke penjara.
Mengabaikan apa yang Peat ucapkan Fort malah mengendus-endus leher Peat dan mencari posisi yang nyaman untuk bermanja-manja lebih lama, dan hey kemana hilangnya mata merah tadi.
"Enak ... Wangimu seperti jasmine. Aku menyukainya," tutur Fort ngawur, Peat mengernyitkan keningnya heran. Sejak kapan dia berbau Jasmine, peat tidak pernah menggunakan produk-produk atau olahan apapun yang berhubungan dengan Jasmine.Cupp ..
"Bibirmu terasa seperti caramel, manis dan dingin," Peat menbuang nafasnya kesal, ini sih memang akal-akalan si Fort ini untuk bermanja-manja dengannya. Mencuri-curi kesempatan untuk mengambil ciuman ataupun berpegangan dengan Peat, jujur saja saat berpacaran dengan Off dia tidak sebegininya, ciuman pun Peat belum pernah. Dan lihat pria ini, mereka bahkan belum saling mengenal tapi dia sudah mendapatkan banyak bonus darinya, Peat tidak suka itu.
"Fortt!!" rengek Peat.
"Apa?" tanya Fort enteng, ayolah dia melupakan kalimat panjang yang sudah Peat ucapkan. " Aku tidak mau orang lain, entah itu lebih sedikit atau lebih banyak. Aku cuma mau kamu, hanya KAMU," lanjut Fort menekankan ucapannya.
"Tapi kenapa harus aku?" tanya Peat dengan sorot mata yang redup, Peat tidak suka di sini. Dia merindukan ayahnya, dia rindu ibu, juga Doppy.
Raut wajah Fort berubah serius, pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Peat. "Kau tau Peat, sekarang aku dan kamu sudah terikat," bisik Fort dengan raut misteriusnya. "Maka dari itu, jangan coba-coba untuk berpikir kabur, karna sejauh apapun kamu pergi aku akan selalu bisa menemukan kamu," lanjut Fort membuat bulu kuduk Peat meremang. TUHAN makhluk menakutkan macam apa ini.
...
Hari sudah berubah gelap, matahari sudah berpulang peraduannya. Sejak tadi ada seorang anak manusia yang dirundung kegelisahan, pria berbadan besar di depannya itu bahkan tidak pernah berpisah seincipun dari tempatnya, baik itu makanan, minuman. Semuanya di sediakan oleh para pelayanan dengan satu kali jentikan jari. Peat berkali-kali mencoba memutar otaknya, mencari cara agar bisa kabur dari pria gila yang mengklaim keterikatan antara keduanya.
"Fort ... Kau tidak ada urusan mau kemana kek gitu," tanya Peat mulai tak tahan dengan situasi ini, mau kabur juga banyak penjaganya. Melawan Fort juga tidak mungkin, pria itu begitu kuat Peat pasti akan kalah melawannya, sekali di tampar saja mungkin dia akan melayang hingga Antartika.
"Kenapa? Kau tak senang berduaan denganku, huh!" tanya Fort sangsi.
"Meskipun aku seorang tawanan tidak membuat ku lepas dari rasa bosan, Khun Fort," jengah Peat kemudian mengguncang pelan tubuh pria tampan berkulit Tan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only MINE
Vampire"Mulai sekarang kau tidak bisa lari kemana-mana lagi kelinci kecil, kamu ... milik ku!" Bercerita tentang seorang Fort yang jatuh cinta dengan tumbalnya sendiri.