part 7

2K 132 7
                                    

Setelah sarapan selesai para pelayan kembali ke tugas mereka masing-masing membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja, sedangkan Peat mengantar Fort untuk pergi bekerja. Fort mengusap Surai hitam Peat lembut kemudian memeluk pria itu dan menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam.

"Ya ampun Fort, kau hanya akan pergi berkerja bukan pergi berperang kenapa lebay sekali," keluh Peat merasa sesak oleh pelukan erat Fort.

"Kau hanya perlu membalas pelukan ku, sayang," protes Fort kemudian mencium kening peat, turun ke dua matanya, lalu ke hidung peat, kedua pipinya dan terakhir bibirnya.

"Ehmmm ... Fort," keluh Peat.

" Ayolah sayang aku hanya mengisi energi kau tidak boleh marah-marah, okey," tuntut Fort gemas, Peat membalasnya dengan tatapan jengah. Di hentikan seperti apa juga Fort akan tetap melakukannya, pria itu akan tetap memeluk dan mencium peat saat ada kesempatan.

Setelah ritual peluk cium-peluk cium Fort akhirnya berangkat bekerja dengan perasaan berat meninggalkan kekasihnya itu takut jika Peat di goda oleh pelayan atau penjaga rumahnya. Okey jangan salahkan Fort dengan pikirannya yang selalu buruk tentang orang lain. Salahkan saja peat, kenapa pria itu begitu cantik dan manis, pria atau wanita mana yang tak akan menaruh hati padanya, sejak awal bertemu saja Fort sudah kepincut dengan pesona dirinya.

"Hmmm ... Akhirnya bisa bebas juga dari Fort," lega Peat bersorak bahagia, tapi semenit kemudian dia kembali merasa bosan. Bingung mau melakukan hal apa, matanya kemudian bergerilya menatap setiap penjaga dan juga pelayan sampai matanya berhenti di pria yang tadi hendak duduk di samping dirinya.

"Emm ... Hai," sapa peat dengan nada canggung.

Pria itu terlibat terkejut dan kemudian membungkukkan tubuhnya hormat.
"Maaf ... Maafkan aku nyonya, apa aku melakukan kesalahan?" tanya pria itu dengan nada takut.

"Eh ... Eh tidak, aku hanya ingin menyapa mu," jelas Peat berusaha membuat pria itu tenang, senyumnya yang ramah membuat wajah takut pria itu perlahan sirna.
"Siapa nama mu?" tanya peat.

"Aku Nouel, nyonya," ujarnya dengan nada hormat dan kaku. Aduh ayolah peat tak suka ini dan panggilan macam apa tadi itu.

"Oke Nouel dan tolong jangan panggil aku nyonya. Aku ini belum menikah dan aku seorang pria," kesalnya berenggut lucu.

"Tidak bisa, tuan Fort akan marah nyonya. Dan bukankah kau memang sudah menikah dengan tuan Fort," heran Nouel menatap majikannya itu dengan tatapan bingung.

"Hah?"

"Eh!" noeul menutup mulutnya seakan baru menyadari kesalahannya. Pria dengan cepat hendak berbalik meninggalkan Peat dengan segala kebingungan yang bersarang di kepalanya.

"Jelaskan pada ku sekarang atau aku akan marah noeul," sentak Peat kemudian menarik noeul untuk menjauh dari penjaga ataupun pelayan lainnya, perkataan yang keluar dari mulut noeul bukan hanya mengejutkannya tapi juga cukup membuatnya terguncang.

"Apa yang terjadi ... Kau harus menjelaskannya secara detail padaku," tuntut peat tetap memperhatikan keadaan sekitar takut-takut menimbulkan kesalahpahaman, tau kan jika Fort itu cemburu buta. Mendengar ataupun tau dia dekat-dekat dengan pria lain akan membuat pria bertubuh raksasa itu mengamuk nantinya.

"Nyonya ..." desah noeul merasa cukup berat untuk menceritakan hal tersebut, dia takut nanti Fort akan mengamuk padanya.

"Noeul, kau tau aku cukup nekat bukan? Kau hanya perlu bercerita padaku. Aku tidak akan membawa-bawa dirimu dalam masalah ku dengan si Fort sialan itu," sunggut peat dengan nada kesal.

"Kau tau nyonya, hari itu tuan Fort tidak membawa mu ke ruangan tempat dia biasa memakan mangsa-mangsanya, tuan membawamu ke dalam kamar miliknya. Sekitar jam 10 malam tuan keluar dengan menggendong dirimu dan meminta di bawakan pendeta untuk menikahkan kalian. Aku dan pelayan lainnya juga hanya bisa menurut," jelas noeul panjang lebar, Peat masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Fort yang menikah seperti orang ngajak makan seblak, semudah itu. Padahal Peat juga belum tentu setuju, pernikahan ini tidak sah. "Dan alangkah baiknya kau pun menurut dengannya nyonya, tuan Fort itu menakutkan. Jika kau sudah di rumah ini kau tidak akan menemukan jalan keluar untuk kabur kemana pun, di rumah ini adalah tempat paling aman nyonya," lanjut noeul memberikan wajengan yang setengah di dengar oleh peat karena pria cantik itu cukup sibuk dengan pikirannya sendiri.

Only MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang