"Fort..."
"Fort..."
"Ai Fort ..." peat terus memanggil nama Fort, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria itu. Namun Fort tidak meresponnya dan terus berjalan menuju kamar mereka.
"Fortttt ..." Geram peat yang langsung mengigit leher Fort, sungguh Fort juga tengah menahan hasratnya sedari tadi. Fort tidak tahan lagi, dia sudah tidak perduli kalau keduanya belum tiba di kamar.
Fort kemudian menarik wajah peat menjauh dari lehernya dan mulai melumat bibir peat, kemudian memberikan gigitan lembut. Mengulumnya dan memainkan bibir peat dengan mengisapnya dan sesekali menariknya kuat.
"Hmmmp ... Fort," desah Peat di sela ciuman panas keduanya.
Fort terus menciumi peat dan terus mengambil langkah menuju kamar mereka tanpa melepaskan pagutannya. Fort membuka pintu dengan keras, dan bergerak tak sabaran menuju ranjang. Melempar peat dan kemudian menindihnya.
"Ahhh ... Ashhh ..." Peat terus mendesah saat Fort mengelus penis miliknya yang masih berbalut piyama tipis yang peat pakai. Dengan sekali tarikan Fort langsung mengoyak baju piyama yang Peat kenakan.
Fort kemudian menyusuri dari leher Peat hingga turun ke dadanya, Fort mengisap dada itu dan memainkannya, memerintir dan menggigit kecil hingga membuat punting itu basah dan penuh dengan air liurnya. Sedangkan tangan satunya tidak tinggal diam, Fort meremas dada peat yang satunya dan sesekali mencubit nipple peat yang terlihat seperti choco chips.
"Kau tau Peat ... Kau tidak harus punya dada yang besar, dengan tubuh mu yang sekarang saja aku terus-terusan menahan diri untuk tidak menerkam mu di setiap saat," ujar Fort di sela-sela aksinya.
Peat tidak menjawab pria itu sibuk meracau keenakan karna Fort menghisap dadanya kuat, Fort kemudian menurunkan celana peat dan membuat pria itu full telanjang. Peat kemudian menggesekkan tubuh bagian bawahnya ke perut kotak-kotak Fort dan mengalirkan sensasi aneh. Pijatan dari perut Fort yang keras membuat penisnya berdenyut.
"Arghh ... Arghh ...."
Peat tak tahan dan mendorong tubuh Fort dan beralih menindihnya, peat menurunkan celana Fort kemudian memegang penis Fort dan memompanya naik turun dengan tangannya. Peat terus mengocok penis Fort, namun yang tak si sangka-sangka peat malah menunduk dan mengulumnya. Fort bahkan berteriak ke enakan, lidah peat bermain dengan luar biasa. Fort bahkan merasa kuwalahan hanya dengan mulutnya saja.
"Arghhh..m sayang terus lakukan. Perkuat temponya," racau Fort menekan kepala peat agar menghisap penisnya semakin dalam, peat bahkan beberapa kali berbatuk karena ukuran milik Fort yang terus bertambah besar dan semakin sulit untuk masuk ke dalam mulutnya.
"Arghh baby ... Kau belajar dari mana melakukan hal ini. Kau nakal sayang," seringai Fort melihat wajah peat yang tampak semakin seksi dengan peluh yang mengalir membanjiri keningnya.
"Mmphhh ... Slurpp ..m akhssss ..."
Peat membuka dan menutup matanya saat penis panjang milik Fort bahkan terasa menyentuh kerongkongannya yang hangat, tak berselang lama benda panjang itu berkedut dan mengeluarkan cairannya dalam mulut peat. Fort kemudian menarik leher Peat dan kembali mencium nya menjilat sisa-sisa sperma yang masih tersisa di sekitaran mulut peat.
"Arghh Fort ... Kau gila!" Seru peat menggerakkan pinggulnya menggesekkan penis keduanya dan membuat tubuh bagian bawahnya itu terus berkedut.
Fort menyeringai dan mengigit bibir peat lembut, peat semakin lihai bermain dengan tubuh bagian bawahnya. Menggesekkan penis kecilnya dengan penis Fort yang terlihat lebih besar dan berurat.
Fort kemudian mengangkat kaki peat keatas pundaknya dan mulai menciumi jari-jari kakinya kemudian naik ke kaki lutut hingga paha bagian dalamnya, peat sedikit mengangkat bokongnya saat Fort mulai menjulurkan lidahnya kedalam rektum peat dan membuat gerakan menggunting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only MINE
Vampire"Mulai sekarang kau tidak bisa lari kemana-mana lagi kelinci kecil, kamu ... milik ku!" Bercerita tentang seorang Fort yang jatuh cinta dengan tumbalnya sendiri.