11

1.5K 116 5
                                    

Setelah acara pernikahan berlangsung Fort memutuskan untuk menginap di istana malam ini, ia tak tega jika harus memaksakan pulang setelah melihat peat yang terlihat kelelahan. Hal itu wajar karena pria cantik itu terus saja mondar mandir ke sana kemari di tarik oleh pacar kakaknya, nong ping yang begitu aktif.

"Apa kau mau makan sayang? Atau aku perintah kan pelayang untuk menyediakan air hangat untuk mu mandi?" tanya Fort lembut, peat kini berdiri cukup jauh dari dari pria itu seolah menjaga jarak.

"Aku sudah makan, aku tidak ingin makan lagi. Dan aku juga sudah mandi, kau tidak lihat aku sudah berganti pakaian," kesal Peat membuang wajahnya ke samping merasa jengah saat Fort bahkan tak menyadari penampilannya yang berubah.

"Ini pasti karna dia sibuk bersama mantannya itu," batin peat tak berani bersuara, meski dia berbisik dengan suara yang sepelan apapun Fort pasti tetap dapat mendengarkan suaranya. Ucapan dew tadi terus terngiang-ngiang dan membuatnya kesal sendiri memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.

"Ya sudah kenapa berdirinya jauh sekali, ayo mendekat," Fort merentangkan tangannya memberikan pesan tak langsung pada peat agar datang ke pelukannya.

"Kau bau aku tidak mau dekat-dekat," alasan peat yang langsung duduk di sofa dan berusaha menghindari Fort.

"Hey ... Sejak kapan ada sejarahnya seorang Fort thitipong bau, baby," protes Fort yang ikut duduk di samping peat, tapi pria itu malah menggeser posisi duduknya untuk memberi jarak di keduanya. Fort yang kesal ikut melakukan hal yang sama, peat menggeser duduknya hingga ujung sofa dan membuatnya tidak bisa bergerak lagi.

"Geser ih sempit," keluh Peat berusaha mendorong tubuh Fort menjauh, namun tubuh raksasa pria itu bahkan tidak bergerak se Senti pun.

"Lagian kenapa kau terlihat marah pada ku baby, beritahu aku na jika aku melakukan kesalahan," bujuk Fort hendak menggenggam tangan peat tapi segera di tepis oleh pria itu.

"Ya ... Kau memang salah, kau memang selalu membuat masalah Khun Fort," kesal Peat yang langsung mengambil kesempatan untuk itu untuk mendorong Fort dan berdiri dari sofa, peat berdiri di hadapan Fort dengan tatapan tajam.

"Kau menyebalkan," ketus Peat langsung menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya membelakangi Fort yang masih duduk di sofa. Pria bertubuh kekar itu menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Sebenarnya aku melakukan kesalahan apalagi sih?" gumam Fort frustasi, pria itu menguyar rambutnya ke belakang dengan perasaan gusar.

Fort kemudian bangkit dan menuju ranjang, Fort ikut membaringkan tubuhnya di samping peat dan menyelimuti tubuh pria itu, namun peat malah menyingkap selimut yang Fort pakaikan padanya. Fort dengan sabar kembali menyelimuti peat tapi peat kembali melakukan hal yang sama.

"Ihh Fort kamu sangat tidak peka, aku membencimu," kesal Peat kemudian bangkit dari ranjang. Sebelum membuka pintu kamar peat menyempatkan dirinya untuk berbalik menatap suaminya yang kini benar-benar melongo tak percaya dengan apa yang Peat lakukan.

"Dan kau jangan berusaha untuk dekat-dekat dengan ku, aku akan mencari phi ping dan tidur dengannya," ujar Peat kemudian keluar dan membanting pintu cukup keras, Fort bahkan tak bisa menutup mulutnya saking cengonya. Apakah dia sudah melakukan kesalahan fatal hingga nyonya Thitipong marah-marah padanya, namun seingat Fort seharian ini dia bahkan tak melakukan apapun yang membuat Peat kesal.

"Ayolah sayang kau tak akan tega membiarkan aku tidur sendiri kan?!" teriak Fort frustasi, dia tidak akan Sudi tidur sendiri saat dia sudah beristri.

Ceklek ...

Peat menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan menatap Fort tajam. Fort tersenyum senang. Peat mana mungkin tega kan membiarkan Fort merana dan tidur bersama guling-guling tak bernyawa ini.

Only MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang