18

1K 101 9
                                    

Sebuah ruangan gelap dengan cahaya remang-remang yang masuk melalui celah-celah ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah ruangan gelap dengan cahaya remang-remang yang masuk melalui celah-celah ruangan. Seorang wanita tua menuangkan sesuatu dalam kuwali besarnya, asap tebal mengepul dari wadah tersebut. Aroma rempah-rempah menguar memenuhi ruangan tersebut.

"Kenapa kau lama sekali, ckckck," seorang pria dengan tubuh jangkung memandang wanita tua itu dengan tidak sabaran.

"Bukan kah sudah ku bilang aku akan datang setiap satu bulan sekali. Kau hanya perlu membuat obat-obatan itu dan aku akan membayarmu dengan harga tinggi. Dasar tidak becus!" sentak pria itu marah.

"Maafkan saya yang mulia, bahan dari ramuan itu sangat langka. Saya harus mencarinya ke wilayah Tumapel dengan berjalan kaki selama kurang lebih 2 Minggu untuk mendapatkannya," wanita di hadapan pria itu menunduk hormat, topi kerucut yang di pakainya mendadak terlihat seperti layu. Seolah menggambarkan perasaan tuannya.

"Aku tidak perduli kau harus menempuh jarak sejauh apa, jika kau sudah tidak mampu membuat kan ku obat aku akan mencari penyihir lain, tentunya sebelum itu kau harus membayar kelalaian ini dengan kepala mu." sarkasnya menggebrak meja tempat wanita tua itu meracik ramuannya.

Wanita tua itu tampak panik, jatuh bersimpuh di kaki pria angkuh itu. Merangkak dan tak berani mendongkakan kepala.

"Ampuni hamba yang mulia, beribu-ribu ampun. Hamba akan membuat ramuan yang lebih kuat yang mulia, hamba akan segera menyelesaikannya-"

"Kau itu bodoh atau apa? Hah?! Aku memerintahkan mu dari dulu membuat obat terbaik. Kau tidak lihat mate ku mungkin saja sudah mendapatkan ingatannya kembali, bodoh!"

"Selesaikan obat itu segera sebelum prosesi pernikahan ku, jika kau terlambat dan mate ku kabur. Aku berjanji kau tidak akan bisa melihat hari esok lagi," sinisnya kemudian menghempaskan wanita tua itu ke tanah dengan keras hingga jatuh terjerembab.

"Ampun-"

"Tiga hari lagi aku akan datang kembali ke sini, aku tidak mau tau. Ramuan mu harus sudah jadi, jika tidak berdoalah pada moon goddess untuk keselamatan mu," pria jangkung itu kemudian mengambil sebuah belati perak dan berbalik keluar dari ruangan gelap itu dengan manik birunya yang perlahan memudar berganti menjadi netra indah berwarna kecoklatan.

...

Angin sore ini membelai lembut tubuh kurus seorang pria yang kini mendudukkan dirinya di pinggir danau buatan di belakang rumahnya, tatapannya kosong. Pikirannya jauh melalang buana meninggalkan tubuhnya.

"Khun ..."

"Khun sky," panggilan itu membuatnya tersentak dan sadar dari lamunan panjangnya.

"James?"

"Khun perancang baju pengantin anda sudah tiba, aku di perintahkan untuk membawa anda," James berbicara dengan baku, pria itu tau tempat. Tak mungkin memposisikan diri sebagai teman di lingkungan ini atau tuannya akan marah.

Only MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang