Part 3

1.6K 122 2
                                    

Happy reading :)

"Selamat pagi Presdir Park, saya sekertaris Presdir nyonya Kim Jennie" sapa sekertaris.

"Saya sudah diberitahu sebelumnya oleh Presdir Kim jika yang menggantikannya adalah anda Presdir park" lanjutnya lagi dengan sopan.

"Saya hanya ingin dokumen yang akan dibahas" jawabnya dingin.

"Ini Presdir" ucap sekertaris.

Begitu menerima dokumen, Sean pun langsung membacanya dengan teliti. Setelah cukup memahaminya Sean pun langsung menyuruh sekertaris mommy-nya untuk menyiapkan minuman dan cemilan. Karena bukan meeting diluar jadi di perusahaan pun itu tidak jadi masalah.

Sean sedikit bersantai lalu menuju meja mommy-nya kemudian Sean mendudukkan dirinya diatas kursi sambil mengambil sebuah bingkai foto, dimana itu foto dirinya dengan sang mommy. Bibirnya pun mulai tertarik kesamping untuk tersenyum, ada rasa bahagia dengan dirinya karena perjuangan sang mommy yang tiada habisnya untuk dirinya sendiri.

"Aku benar-benar membencimu dan juga keluargamu, tapi kau tau dibalik itu mommy tetap berusaha membuat hatiku agar tidak dendam kepadamu. Dan seharusnya aku memakai marga Kim saja, tapi karena mommy yang masih menghargaimu sebagai ayahku maka dia memberiku marga park"

"Kau telah membuat hati mommy hancur di usia yang sangat-sangat muda, bahkan saat itu mommy harus ambil paket belajar untuk tetap meraih mimpinya dan lihatlah sekarang, dia adalah orang yang sangat di segani di negeri Korea ini bahkan dunia"

"Aku hanya berharap semoga
mommy bisa mendapatkan
pengganti mu yang jauh lebih baik" ucapnya terus dengan pelan sambil tersenyum di kalimat terakhirnya, tak terasa air matanya membasahi pipinya. Sean pun langsung mengusap wajahnya dan berlalu ke toilet yang ada di dalam ruangan tersebut.

Disisi lain Jennie terus meninggikan suaranya terhadap orang yang ada dihadapannya itu. Jennie yang merasa kesal itupun berdiri, hingga akhirnya Jennie memberikan tamparan yang sangat keras di pipi kiri orang tersebut. Tanpa berbasa-basi lagi Jennie dengan cepat mengambil tasnya disisi kanan kursi lalu kemudian ia keluar dari cafe menuju parkiran mobilnya. Tanpa sadar air mata Jennie terus mengalir dibalik kacamata hitamnya itu dan dengan segera Jennie memasuki mobilnya dengan keadaan kesal, marah, dan frustasi yang menjadi-jadi.

Tanpa berpikir panjang, Jennie pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sampai saatnya mobilnya tiba-tiba saja berhenti ditepi jalan dan itu pun sudah sangat jauh dari cafe yang ia keluar tadi.

"Sial! Harusnya aku meeting saja kalau begini! Sudah emosi karena orang itu, sekarang aku harus berkelahi juga dengan mobil sialan ini!" gerutu Jennie kesal.

"Kalau kau mogok seperti ini bisa-bisa aku menggantikan mu dengan mobil yang lebih mewah dan tentunya jauh lebih baik dari kau mobil sialan!"

"Ah~, kenapa juga aku menyalahkan mobil ini, dasar Jennie payah" ucapnya frustasi.

Tak berapa lama Jennie pun keluar untuk mengecek mobilnya namun, sayang sekali dia tidak ahli dalam masalah mesin, hingga tak lama kemudian sebuah mobil sedan putih mengkilat berhenti di depan mobil Jennie yang mogok dan keluarlah seorang pria dengan memakai kacamata hitam.

"Maaf nyonya, apa ada masalah dengan mobil mu?" Tanyanya kepada Jennie.

"Ah iya, mobilku tiba-tiba saja mogok" jawabnya.

KUTUB UTARA [CHAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang