Part 18

788 81 0
                                    


Happy Reading :)

"Kau mau ini gadis cantik?" Tanya Seulgi tersenyum sambil menawarkan roti berisi daging.

Jisoo tersenyum melihat penawaran Seulgi kepadanya. Apa mungkin Seulgi mengetahui isi hatinya sekarang ini? Kalau pun ia berarti Seulgi adalah orang yang peka.

"Boleh uncle, kayaknya enak" ucap Jisoo menerima pemberian Seulgi. Hal itu tidak lepas dari pandangan Irene, yang dimana Irene tersenyum tipis melihat Seulgi dengan anaknya.

"Tentu dong, tidak mungkin aku menawarkan ini jika rasanya tidak enak" ucap Seulgi yang membuat Jisoo terkekeh.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Jennie dan Sean turun menghampiri mereka yang lagi asik dengan kegiatannya masing-masing.

"Sebaiknya kita makan malam dulu" ucap Jennie yang membuat mereka menoleh kearahnya sambil mengangguk.

Di meja makan yang begitu besar dan aesthetic mereka semua makan dengan tenang dan hanya dihiasi dengan suara sendok dan garpu yang sedang beradu diatas piring. Mereka tampak menikmati makanan yang begitu enak karena tidak ada diantara mereka yang bersuara saat makan.

Lim pun memakan makanannya, tapi ia terus mencuri pandang kearah Jennie, begitu pula sebaliknya Jennie yang juga ikut mencuri pandangan tidak sengaja bertemu dengan mata Lim sehingga membuat mereka tersenyum tertahan.

Joy dan Sean pun tidak kalah,
karena kedua anak itu juga ternyata diam-diam melirik orang tua masing-masing. Joy hanya menelan makanannya kasar akibat mereka yang tak tau tempat, sedangkan Sean hanya menatap mereka dengan datar dan memainkan sendoknya. Sean dan Joy nampak berfikir, sebenarnya mereka berdua ini kenapa bisa akrab sekali, perasaan mereka tidak sering bertemu, atau... di awal pertemuan mereka sudah menyimpan hati masing-masing? Wah, Joy dan Sean tidak tau kalau itu.

"Kalian kelihatan akrab sekali, kenapa tidak mencoba kejenjang yang lebih serius" ucap Irene yang berhenti makan hanya untuk menatap Jennie dan Lim.

Jennie dan Lim gelagapan, apa yang harus ia katakan sekarang? Apakah Irene melihatnya senyum satu sama lain? Bagaimana bisa mereka yang baru kenal langsung di suruh nikah, walaupun sebenarnya mereka sama-sama mau mungkin.

"Apa yang kau bicarakan eonni" ucap Jennie yang kembali menunduk menyuapkan makanannya.

"Jujurlah Jen jika kau masih membutuhkan pendamping hidup" ucap Irene yang meminum air putih.

"Sudahlah eon aku tidak ingin membahas hal semacam itu, apalagi jika perlu aku harus meminta izin juga sama Rosie" ucap Jennie yang berhenti makan.

"Kau tidak berniat punya Daddy Sean?" Tanya Irene pada Sean.

"Belum kupikirkan" jawab Sean singkat sambil melanjutkan makannya tanpa melihat Irene.

Jisoo yang mendengar dan melihat cara jawaban Sean pun mendengus kasar, bisa-bisanya ia menjawab sesingkat dan sedingin itu kepada eomma-nya. Apakah Sean menjadi kutub Utara untuk semua orang?

"Bisakah kau berbicara sopan sedikit terhadap eomma ku?" Ucap Jisoo datar, sedatar-datarnya. "Dia lebih tua darimu Roseanno Park!" Lanjut Jisoo yang mulai kesal.

KUTUB UTARA [CHAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang