Part 30

1K 91 9
                                    


Berhubung chapter sebelumnya banyak yang komen Chaesoo, Chaesoo, dan Chaesoo. Baiklah author akan buat setelah cerita ini selesai, mungkin cerita ini masih ada sedikit chapter tapi di usahain cepat karena author akan sibuk :)

Jadi cerita selanjutnya itu Chaesoo tapi GxG (futa), oke hanya itu untuk penyampaian dari author walaupun mungkin nggak penting :)


























Happy Reading :)


Kejadian sekitar tiga bulan lalu membuat Jisoo jauh lebih baik sekarang, walaupun rasa takut dan trauma itu belum hilang sepenuhnya. Suho dan Hanbin pun sudah di tangani oleh Jennie dan Irene, mereka memasukkan kedua manusia itu kedalam penjara dengan hukuman yang seberat-beratnya.

Tidak ada yang perlu di takuti lagi dari Jisoo tentang kedua om-om pedofil itu, tapi apa salahnya jika Jisoo harus tetap waspada kan? Kini Jisoo dan Joy sedang lari-lari pagi di sekitar taman kota Seoul yang dekat dengan mansion Jennie. Joy juga kemarin nginap untuk menemani Jisoo yang harus menyelesaikan tugas kuliahnya tepat waktu. Mereka berada di taman Seoul karena permintaan Joy, katanya sih sekalian pulang dari olahraga, jadi mau tidak mau Jisoo mengiyakan itu. Dia juga sudah menyiapkan baju ganti setelah olahraga dan juga baju kuliahnya untuk sentar siang.

"Chu, aku angkat telpon dulu ya sekalian beli minum. Nggak papakan?" Tanya Joy yang berhenti lari sambil menatap Jisoo. Jisoo hanya mengangguk sebagai jawaban.

Joy pun pergi untuk mengangkat panggilan dari seseorang, sedangkan Jisoo mencari tempat untuk duduk. Belum sempat mendudukkan pantatnya, Jisoo malah mematung ketika seekor anjing mendekat kearahnya sambil menggonggong. Menelan saliva dengan kasar Jisoo langsung berlari karena takut dengan anjing besar itu.

"EOMMAAAAAAAAA~" teriak Jisoo ketakutan sambil berlari, terhitung saat ini Jisoo sudah mengelilingi taman itu sebanyak dua kali. Keringat membasahi wajah cantiknya itu, tidak memikirkan lelah dan tidak tau harus bagaimana. Kini Jisoo malah menaiki sebuah pohon dan duduk di sana sambil memeluk pohon itu.

"Hiks, hiks, eommaaa~" rengekan itu terus terucap dalam mulutnya, ia juga menangis walaupun air matanya tidak terlihat karena keringat di wajahnya. "Tolong Jisoo eomma~" masih dengan suara yang manja.

Sean ada di sekitar taman itu, dia baru datang untuk lari-lari pagi, walaupun ini sudah sedikit kesiangan. Sean menyipitkan matanya, ketika melihat sebuah anjing hitam mendongak sambil menggonggong. Ia berhenti untuk melihat anjing itu, lalu melihat apa yang anjing itu lihat di atas pohon. Karena terhalang daun lebar pohon itu, akhirnya Sean mendekati anjing hitam itu.

"Tangkap!" Teriak Sean melemparkan batang pohon ke tempat yang jauh untuk anjing itu, anjing itupun langsung berlari untuk mengambilnya.

Sean kini berada tepat di bawah pohon, ia mendongak menatap apa yang ada di atas. Sean kaget ketika mendapati Jisoo dengan isakan tangisan.

"Jisoo? Hey, kau baik-baik saja?" Tanya Sean yang membuat Jisoo menatapnya.

"Oppa~ anjing itu mengejarku, hiks..." Ucap Jisoo yang menghapus air mata sekaligus keringatnya.

"Udah pergi ko, sekarang turun ya?" Ucap Sean lembut. Jisoo menggeleng tanda tidak mau, tapi nyatanya gelengan itu bukan jawaban tidak mau.

"Tidak bisa turun" ucap Jisoo lirih, yang membuat Sean tertawa, bagaimana bisa seseorang naik ke atas tapi tidak bisa turun.

"Lalu kenapa ada di sana?" Tanya Sean ketika selesai dengan tawanya.

"Oppaaaa" rengek Jisoo seperti anak kecil, Sean sangat gemas dengan tingkah Jisoo yang semakin hari makin menjadi-jadi seperti bayi.

KUTUB UTARA [CHAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang