Part 4

1.3K 113 6
                                    

Happy Reading :)

Menerima pertanyaan mendadak, mata Irene pun melotot tak percaya dengan pertanyaan Sean itu. Tapi dia berusaha biasa saja di depan Sean.

"Kalau aunty tidak salah dia menikah di usia 13 tahun dan memilikimu di usia 14 tahun, memangnya ada apa Sean?"

"Tidak ada apa-apa aunty, aku hanya ingin tahu saja, terus kalau aunty menikah umur berapa?" Tanya Sean lagi.

"Tidak biasanya anak Jennie yang dingin ini mau menanyakan sesuatu seperti ini, bukankah dia mengetahui banyak tentang daddy-nya lalu mengapa hal sepele seperti ini dia tidak tahu?" Batin Irene.

"Aunty menikah setelah 3 bulan kamu terlahir di dunia Sean tepatnya di usia aunty yang ke 15 tahun" jawab Irene.

Sean hanya menganggukkan kepalanya tanda ia paham dengan ucapan Irene. Tak lama kemudian suara handphone berbunyi, Sean pun menoleh kearah meja kerja mommy-nya itu dan melihat bahwa HP-nya lah yang sedang berbunyi.

Tringgg~

"Halo mom" ucap Sean yang mengangkat telepon itu.

"..."

"Lalu mommy dimana sekarang?"

"..."

"Baiklah, Rosie akan ke bengkel jika pulang dari sini"

"..."

"Baik mom, Rosie akan segera kesana"

"..."

Tut! Tut!

"Ada apa Sean?" Tanya Irene.

"Mobil mommy mogok tadi pagi aunty tapi, kini mobilnya sudah ada di tempat servis dan mommy juga sudah ada di rumah" jawab Sean.

"Baiklah kalau begitu aunty pulang dulu dan sebaiknya kamu cepat kesana karena ini sudah mulai sore Sean"

"Bisa-bisanya aku menolong orang tapi tidak mengetahui namanya. Ya Tuhan kenapa juga aku memikirkan itu, bukankah menolong seseorang itu tidak perlu saling kenal? Sudahlah" ucapnya sambil menyetir dengan kecepatan yang tinggi karena waktu sudah menunjukkan sore hari.

"Lebih baik aku membeli makanan dulu untuk makan malam sekalian dari pada putriku harus memasak lagi untukku, pasti dia juga lelah seharian memanfaatkan waktu luangnya karena tidak berkuliah, walaupun ada pembantu yang bisa untuk itu. Tapi makanan luar mungkin boleh juga sekali-kali kan" lanjutnya kembali.

Didalam kamar yang megah dan mewah itu terdapat wanita yang habis menelpon, tapi tetap saja ia berjalan kesana kemari entah tujuan apa yang membuatnya seperti itu. Tapi ini sudah sekitar 5 menit ia mondar-mandir tidak jelas.

"Kenapa aku memikirkannya? Ya tuhan aku ini sudah memiliki satu orang anak dewasa tapi kenapa masih memikirkan seorang laki-laki? Tapi pria itu sangat tampan dan kelihatan baik dan lembut. Astaga Jen apa yang kau pikirkan, Rosie anakmu jauh lebih sempurna dari pria itu"

"Tapi tetap saja berbeda Jen, Rosie itu anakmu dan pria itu orang lain, tapi kenapa aku memikirkannya? Hey Jen sadar, kau ini bukan lagi remaja yang dilanda cinta" gerutunya terus-terusan.

KUTUB UTARA [CHAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang