Part 15

831 85 8
                                    


Happy Reading :)

"Itulah mengapa Sean sangat membenci Hanbin" ucap Jennie yang masih terisak.

Lim pun hanya menunduk dan menepikan mobilnya. Tanpa sadar Lim menangkup kedua pipi Jennie dan mengusap air mata yang membasahi pipi mandu itu. Jennie yang merasa lega karena telah menceritakan ini pun hanya tersenyum, tanpa aba-aba Jennie memeluk Lim dengan sangat erat. Mata Joy terbelalak tak percaya dengan adegan langsung di antara keduanya.

"Maaf" ucap Jennie yang sadar lalu memperbaiki posisi duduknya.

"Tidak apa-apa, lain kali jika butuh tempat bersandar jangan sungkan menemuiku" ucap Lim tersenyum lalu kembali melajukan mobilnya. Jennie hanya mengangguk kemudian tersenyum kecil.

Setelah menempuh perjalanan menuju mansion Jennie. Akhirnya mereka tiba di depan gerbang besar mansion milik Jennie. Jennie menampakkan dirinya lewat kaca mobil dan menyuruh bodyguard yang menjaga gerbang untuk membuka gerbangnya. Namun Lim menghentikan Jennie.

"Tidak perlu Jen, kami langsung pulang saja" ucap Lim lembut.

"Tidak Lim, kau dan Joy harus masuk dulu sekalian makan siang dan kita obati saja lukamu di dalam" ucap Jennie tegas dan beralih menatap Joy.

"Hm... Baiklah jika kau memaksa" ucap Lim pasrah, lalu memutar kemudi mobilnya untuk memasuki halaman luas mansion milik Jennie.

Mereka bertiga pun turun dari mobil. Lim dan Joy pun tertegun melihat mansion mewah milik Jennie yang begitu luas dan memiliki banyak bodyguard dimana-mana.

"Kenapa diam saja, ayo masuk" ucap Jennie yang merasa kedua orang itu tidak mengikuti langkahnya dibelakang. Namun, di saat Lim dan Joy tersadar dan akan melangkah menghampiri Jennie, pintu gerbang kembali di buka lebar, kemudian mobil Bugatti hitam memasuki mansion dan memarkirkannya tepat di samping mobil Lim. Sean pun keluar dari mobil dengan menggunakan jaket kulit dan kacamata hitamnya.

"Mwo? Joy, kau di sini?" Tanya Sean kaget dan langsung membuka kacamata hitamnya.

"Ne oppa, aku di sini" ucap Joy.

Sean pun menatap Lim dan juga Jennie yang tersenyum ke arahnya, kemudian Sean kembali tersenyum dan menghampiri mommy-nya.

"Kau sudah pulang sayang? Sebenarnya kau dari mana, hum? Mulai pagi hingga kini kau baru pulang" ucap Jennie yang membalas pelukan sang putra.

"Hanya jalan-jalan saja, menikmati kota Seoul tadi. Mommy sendiri kenapa bisa sama tuan Lim dan juga Joy?" Ucap Sean yang melepaskan pelukannya.

"Uncle Lim menolong mommy dari preman sayang, dan Joy putri dari uncle Lim" ucap Jennie berbohong dan memperkenalkan bahwa Joy putri Lim.

"Pantas saja wajah tuan Lim memar" ucap Sean mengangguk. "Terimakasih tuan, Joy, karena sudah menolong mommy. Mommy kenapa tidak di kawal saat keluar, hum?" Lanjut Sean yang tersenyum kearah Lim dan Joy lalu beralih mencium pipi mommy-nya.

"Bukan apa-apa sayang. Tidak enak ada tamu Rosie, jadi ayo suruh tamu kita masuk" ucap Jennie melotot lucu ke arah sang anak.

Sean pun hanya nyengir, kemudian mereka berempat memasuki mansion yang langsung menuju ruang keluarga. Joy sempat kaget jika Sean anak Jennie dan di tambah karena Sean juga anak konglomerat.

Lim dan Joy pun duduk di sofa depan televisi sambil memperhatikan seluruh keindahan mansion Jennie. Lim tidak menyangka jika Jennie benar-benar wanita yang hebat karena mampu menghadapi semuanya sendirian. Jennie ke dapur dan Sean menuju kamarnya.

KUTUB UTARA [CHAESOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang