Sera merapikan bajunya dan sedikit menyisir rambutnya dengan jemarinya. Gadis itu beranjak dari tempat tidur dan mencari-cari ponselnya. Dan sialnya ponsel itu hilang.
"Dimana ponselku?" Sera menggeledah kasur dan selimut barangkali ponselnya terselip.
Tapi nihil, barang itu tidak ada.
Wanita itu bergegas keluar dan turun ke bawah, dan dia melihat Fredly sedang meminum wine seorang diri.
"Bisa kamu perlihatkan cctv tadi malam? Ponselku hilang," ucap Sera setelah duduk berhadapan dengan mantan tunangannya itu.
Pria itu merogoh saku dan mengeluarkan ponsel berwarna merah. Sera berbinar saat melihat ponsel itu ada pada Fredly.
Wanita itu meraih ponselnya dan menyalakannya. Alangkah terkejutnya saat layar awal menampilkan foto dirinya di cekoki minuman hingga teler.
"Sialan! Pasti ulah Tamara," gumam Sera yang masih bisa di dengar oleh Fredly.
Tidak ada yang tahu saat ini, Dada Fredly terasa bergejolak saat dirinya melihat foto itu. Pria itu dengan sengaja mengecek isi galeri Sera.
"Kamu sangat berubah Sera, kamu bukan orang yang ku kenal dulu," ucap Fredly lalu meneguk wine setengah gelas.
"Memangnya siapa kamu? harus membuatku kembali seperti dulu. Kamu hanya seorang pria pengangguran yang hanya memiliki bar kumuh ini. Siapa yang mau denganmu!" Kata Sera sembari tersenyum remeh.
"Lalu kenapa saat itu kamu mencintaiku? Saat itu apa yang kamu lihat dariku?" Tanya Fredly dengan mata memerah setengah mabuk.
Sera terdiam. Wanita itu melihat Fredly yang Kembali minum hingga satu botol itu habis. Fredly menutup matanya dan menelungkup kan badannya di atas meja.
Fredly mendengkur dan Sera hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa.
Selama beberapa menit mereka hanya seperti itu. Dan akhirnya dengan nekat Sera beranjak pindah duduk di samping Fredly.
"Fred, bangun! Bagaimana aku bisa meninggalkan mu jika kondisimu seperti ini?!" Sera mengguncang tubuh Fredly dengan keras. Ia menarik telinga Fredly hingga akhirnya pria itu menegakkan badannya dan roboh seketika di atas tubuh Sera.
"Ugh, dia berat sekali." Sera mencoba bangun dan menggeser tubuh Fredly, namun usahanya gagal.
"Fredly bangun!" Sera mencubit paha Fredly sekuat tenaga. Wanita itu sangat kesal saat pria itu tak kunjung bangun.
"Sstttt, sakit sekali. Kau apakan aku hah?" Gumam Fredly dengan suara seraknya.
"Aku mau pulang, cepat bangunlah! Dasar merepotkan!" Celoteh Sera yang membuat Fredly bangun seketika.
Pria itu menatap tajam ke arah Sera dan mendekatkan tubuhnya ke arah wanita itu.
"Apa kamu bilang, merepotkan? Kamu yang sangat merepotkan ku. Kamu terkunci di dalam dan aku menggendongmu dari sini naik ke atas. Kenapa kamu selalu membuat masalah hah? Apa tidak cukup dengan kita tidak berurusan lagi? Kamu selalu muncul di sekitarku dan itu mengganggu ku! Aku benci padamu Sera! Kenapa kamu harus hadir di hidupku!"
"Kamu sudah membuat luka menganga di hatiku, sampai saat ini luka itu masih saja basah dan aku terus mengharapkan kejadian itu adalah mimpi. Aku tidak bisa menerima saat kamu di jamah oleh pria lain. Aku kecewa-"
Cup!
Sera melumat bibir Fredly dengan lembut. Mata wanita itu sedikit basah setelah mendengar kesedihan di mulut pria yang dulu begitu ia cintai, dan saat ini mungkin perasaan itu belum sepenuhnya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Impotent(18+)
RomanceWARNING 21+ Harap bijak dalam membaca! ~~~ "Kita putus, kau dengar itu?!" "Kenapa?" "Karna kau impoten, Leon Vittorio Kenzie!"