Prolog + Cast

600 20 173
                                    

Ting.

Ting.

Ting.

"Adi ... buka pintunya," titah pria ini dengan mata memejam.

"Berisik, kau! Deepika jadi kabur, kan," gerutu pria bernama Aditya, lalu kembali menutupi kepalanya dengan bantal.

"Aryan, kau yang buka," Pria itu kembali memerintah temannya yang lain.

"Kalau kau tidak mau buka, ya tidur saja," timpal Aryan.

Percakapan ketiga pria itu pun membangunkan pria keempat yang tidur dengan kaki berada di atas sofa, sementara badan tergeletak di lantai.

"Biar aku yang buka," katanya dengan kesadaran tak sampai lima puluh persen.

Brak!

"Shit!" umpatnya saat tak sengaja menabrak dinding. Syukurlah tidak ada yang luka. Dan sebagai akibat, kesadarannya bertambah sekitar empat puluh persen.

Pria itu mengerjap-ngerjapkan mata. Namun, tak mendapati seseorang di depan pintu.

"Mungkin tamunya pulang lagi," simpulnya. Ia pun kembali menutup pintu.

Dengan langkah yang tidak sesempoyongan tadi, ia bergerak menuju dapur. Dia belum sampai di sana ketika sebuah suara terdengar.

"Owekk .... Owekk ...."

Matanya terbuka lebar. Suara bayi? Dari mana? Bukankah di sini tidak ada bayi?

Otaknya bergegas memerintah untuk kembali membuka pintu. Suara tangisan hilang. Pintu pun ditutup lagi, dan tangisan itu datang kembali.

"Bayinya transparan atau bagaimana?" gumamnya kebingungan.

Pintu dibuka lagi, tangis berhenti. Saat ditutup, tangisan itu hadir lagi. Kejadian yang sama terulang hingga tiga kali.

Kali keempat membuka pintu, ia melirik ke bawah. Sesosok bayi perempuan diletakkan di bawah pintu yang sejak tadi tak tampak di matanya. Jarak lima senti dari bayi itu, sebuah amplop putih tergeletak.

Pria itu berdecak, kenapa tidak dari tadi dia lihat ke bawah? Seharusnya dia tidak perlu repot buka-tutup pintu.

Dipungutnya amplop itu. Secarik kertas yang juga berwarna putih terlipat rapi di dalamnya.

"Rawat bayimu, atau kulenyapkan kau."

°°°°°

CAST:

Aryan Sehgal

Aryan Sehgal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Welcome, Baby! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang