23 - Sahej VS Aryan

35 5 70
                                    

“Baby shark doo-doo, doo-doo, doo-doo,
Baby shark, doo-doo, doo-doo, doo-doo, Baby shark, doo-doo, doo-doo, doo-doo
Baby shark~”

Dua puluh empat jam hampir berlalu, tapi lagu itu masih terputar dan sepertinya akan terus begitu sebelum Sahej mengalami linu.

Sejak pagi kemarin, setelah Aryan dan Aditya diputus oleh kekasih-kekasih mereka, Sahej dengan tidak ada akhlaknya memutar lagu Baby Shark keras-keras. Alasannya? Untuk Baby Alia; Baby Alia suka lagu itu. Jadi, Sahej memutar lagu itu nonstop dengan volume yang sengaja dikeraskan.

Hal itu tentu saja membuat Aryan dan Aditya, dua orang manusia yang tengah mengalami patah hati, tidak bisa menangis dengan khusyuk. Jangankan menangis dengan khusyuk, air mata mereka saja tidak mau keluar sama sekali. Mereka berdua pun hanya diam di pojok ruangan, sesekali menatap sinis Sahej yang sedang berjoget ria bersama Baby Alia dalam gendongannya.

Sedang di dapur, Zavier dengan santai menghabiskan tiga box pizza. Tadi dia memesan empat box untuk sarapan mereka berempat, tapi dua makhluk patah hati itu tidak mau makan sejak kemarin. Jadi, ya sudah, Zavier yang menghabiskan bagian mereka. Dengan senang hati.

"Bro, kau tidak mau hentikan temanmu itu? Aku takut kalau dia nanti sungguhan jadi hiu," bisik Aryan pada Aditya.

"Biarkan saja. Malah bagus kalau dia jadi hiu, kita tinggal melemparnya ke laut, lalu penghuni rumah ini akan berkurang satu dan rumah ini pun tidak sesak," timpal Aditya malas.

"Itu memang bagus, tapi aku sangat kesal. Apa kau tidak merasa si Sahej Shark itu sedang berpesta di atas penderitaan kita? Dia sedang mengejek kita, Adi," tutur Aryan.

Aditya, masih dengan wajah malasnya, menatap Aryan yang duduk di sebelahnya. "Jadi, kau mau apa?"

"Aku mau berdiri," kata Aryan yang langsung berdiri detik itu juga. "Hey, Sahej Shark!" serunya menunjuk Sahej. "Kau ini keterlaluan sekali, ya?! Sudah tahu teman-temanmu sedang patah hati, kau malah berjoget begitu?" omelnya.

Sahej menghentikan tariannya sebentar dan menoleh pada Aryan. "Lalu apa urusanku? Yang patah hati kalian, yang putus cinta kalian, jadi kenapa aku harus repot-repot ikut sedih?" balasnya datar.

Satu detik kemudian, pria itu kembali menghadap ke depan dan bergoyang-goyang lagi. Melihatnya, Aryan memegangi dadanya dengan satu tangan, sedang tangan satunya menunjuk Sahej dengan wajah tersakitinya yang over-dramatis. "Kau benar-benar tidak berperikemanusiaan!" serunya.

Sahej hanya mengibaskan tangan, tanpa menoleh, tanpa mengatakan apa-apa, malah kini dengan sengaja menggoyangkan pantatnya—mengejek Aryan dan Aditya.

"Sudahlah, tidak usah buang-buang tenaga untuk menghentikannya. Dia tidak akan mau berhenti," ujar Aditya sembari menepuk pundak Aryan.

Aryan pun kembali duduk, begitu juga dengan Aditya. Apa mereka harus pergi dari rumah ini biar bisa menangis dengan tenang? Sepertinya memang begitu.

"Baiklah," kata Sahej. Aryan dan Aditya saling tatap dengan wajah sama-sama tidak paham. "Aku akan mengganti lagunya," lanjut si Sahej Shark itu.

Walau kata-katanya sudah cukup jelas untuk menjawab kebingungan mereka, tapi Aryan merangkul pundak Aditya dan mereka sama-sama menatap Sahej penuh curiga.

"Kira-kira lagu apa yang akan dia putar?" bisik Aryan, karena mereka melihat Sahej yang mengutak-atik ponsel.

"Mungkin Twinkle-twinkle little star," jawab Aditya sekenanya.

Aryan diam, memfokuskan perhatiannya pada Sahej seperti halnya yang dilakukan Aditya. Zavier pun tiba-tiba ikur bergabung bersama mereka berdua sambil membawa satu box pizza yang masih belum habis juga.

Welcome, Baby! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang