16 - Bayi Zavier?

66 8 119
                                    

Saanvi antara terkejut dan tidak percaya memandang bayi perempuan yang tersenyum dalam dekapannya. Senyumannya juga ikut mengembang, jiwa keibuannya memberontak untuk memarahi orang-orang di hadapannya yang lalai, tapi di sisi lain ia begitu bahagia melihat bayi ini.

"Bu Saanvi, kau---"

"Iya, aku, kenapa? Apa maksudnya ini? Kalian tega menjadikan bayi ini mainan? Apa sudah tidak ada mainan lain sampai bayi pun kalian lempar-lempar?" sahut Saanvi marah.

Vijay yang masih berada di dalam mobil buru-buru keluar, sementara Aditya dan Zavier juga mulai berdiri.

"Sayang, bayi siapa ini?" tanya Vijay begitu melihat Baby Alia.

Air mata Saanvi malah mengalir di antara senyumannya. Dia sangat-sangat bahagia saat ini. "Bayi ini jatuh dari langit, Sayang," ujarnya.

"Eh, eh, permisi, itu bayi kami," sahut Aditya dan Zavier seraya berjalan mendekat.

"Bayi kalian?" Saanvi menatap kedua pria di hadapannya sambil berusaha menjauhkan Baby Alia dari mereka. "Bukannya tadi kalian sudah melemparnya seolah-olah ini hanyalah boneka bayi?"

"Itu ... itu karena ketidaksengajaan, Nyonya. Lihat penyihir itu, semuanya gara-gara dia," jelas Aditya sambil menunjuk Rasika yang masih berdiri mematung.

"Bilang saja kalian tidak bisa merawatnya," kata Saanvi.

"Kami bisa!" sahut Aditya dengan nada sedikit tinggi. "Maaf, Nyonya, tapi itu bayi kami, tolong kembalikan," pintanya.

Saanvi menatap Vijay seolah meminta bantuan agar Aditya tak mengambil bayi dalam dekapannya, tapi Vijay menggeleng dan justru berkata, "Sayang, itu bukan bayi kita. Kembalikan, ya?"

Dengan terpaksa---dan sebenarnya sangat-sangat tidak mau---Saanvi mengembalikan Baby Alia pada Aditya.

Di saat yang sama, Rasika bagai baru kembali mendapatkan kesadarannya. Ia melipat-lipat selendangnya dan bergerak maju mendekat pada orang-orang itu.

"Bayimu? Ini bayimu?" ulang Rasika menatap Aditya dan Zavier bergantian. "Bu Saanvi, mereka ini tidak punya istri, inilah para playboy yang kita curigai tempo hari, mereka pasti menculik bayi ini!" lanjutnya menggebu-gebu.

"Hey, jaga bicaramu, ya! Kami bukan penculik," Zavier tak terima.

"Rasi---hei, ada apa berkumpul di sini?" Nick tiba-tiba muncul di tengah gerbang, niatnya memanggil Rasika untuk makan, justru mendapat suguhan pemandangan ini.

"Kalian semua?" tunjuk Nick pada semua orang. "Eh? Bayi? Bayi siapa itu?" tanyanya begitu melihat bayi perempuan yang tersenyum-senyum dalam gendongan Aditya.

"Sayang, benar kataku, mereka itu penculik," ujar Rasika.

"Apa?!" pekik Nick. "Pe-penculik? Yang katamu bekerja pada mafia bawah tanah untuk menjual organ-organ dan manusia?" lanjutnya heboh sendiri.

Aditya dan Zavier terlihat kikuk, sementara Rasika, Saanvi, dan Vijay menatap mereka garang. Nick sendiri masih setia dengan wajah terkejutnya yang dibuat-buat dan sangat berlebihan itu.

"Kami bisa jelaskan," kata Zavier setelah beberapa saat.

"Ya, itu harus!" seru Rasika.

Dua pasang suami-istri itu perlahan mengikuti Zavier dan Aditya ke rumah mereka.

Sekitar sepuluh meter jaraknya dari situ, dua gadis ini menatap datar pemandangan itu. Dua gadis itu adalah Haseena dan Sandhya. Mereka ke sini untuk mengintip apa yang para pria itu lakukan; siapa tahu, para playboy itu sangat menyesal karena telah mematahkan hati mereka berdua, tapi nyatanya tidak. Malah mereka mendengar dengan jelas Aditya berkata, "Bayi itu bayi kami".

Welcome, Baby! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang