24 - Misi Mencari Mantan

30 5 90
                                    

Membunuh monster, melawan raksasa, atau bertempur dengan pasukan penyihir yang punya kekuatan luar biasa; ketiga opsi itu terdengar jauh lebih baik daripada misi yang akan Sahej, Aditya, Aryan, dan Zavier jalani hari ini. Deretan mantan kekasih mereka mungkin tidak punya ilmu hitam dan sejenisnya, tetapi mereka jauh lebih berbahaya daripada monster jenis apa pun.

Sekarang, mereka berempat, ditemani Baby Alia yang mengoceh sambil berbaring di stroller bayi, tengah berada di sebuah kafe untuk sarapan pagi. Sejujurnya mereka malas makan karena memikirkan semua itu, tetapi berperang kan juga butuh tenaga.

"Kita ke mana dulu?" tanya Aryan.

"Ke rum---"

"Uhuk!" Kata-kata Sahej terpotong oleh si hobi tersedak, Aditya, yang minumannya sampai menyembur keluar saat ekor matanya tak sengaja melirik ke sudut kafe.

"Makanya baca doa dulu!" omel Sahej.

Aditya masih fokus terbatuk-batuk; Aryan dan Zavier geleng-geleng. "Kau melihat apa sampai tersedak begitu?" tanya Aryan.

Aditya menunjuk ke arah itu, di mana seorang gadis berambut pirang keriting duduk sendirian di situ. "Mantanku," katanya.

"Nah, tunggu apa lagi? Ayo sana, tanyakan padanya soal Alia," perintah Zavier.

Aditya menggeleng dengan wajah menyedihkan. "Masalahnya ... dia ...."

"Astagfirullah!"

Aditya tak jadi melanjutkan kata-katanya, Aryan dan Zavier juga langsung menatap Sahej yang beristighfar layaknya melihat makhluk halus.

"Ada apa?" tanya Aryan panik.

Sahej menutup wajahnya dengan tangan kirinya sambil sedikit menunduk; usaha yang payah untuk bersembunyi karena kursinya menghadap ke tengah ruangan. "Mereka ada di sini," jawabnya berbisik.

"Mereka siapa?" tanya Aditya dan Zavier kompak.

"You-know-who."

"Voldemort?!" tebak Aryan heboh sambil menggebrak meja.

"Kau pikir kau Harry Potter?" desis Sahej. Ia kemudian memberi isyarat dengan gelengan kepalanya ke arah kiri, di mana beberapa gadis duduk melingkar di kursi sebelah mereka.

"Salah satu dari mereka mantanmu? Yang mana?" bisik Zavier.

"Umm ... semuanya."

"Uhuk!" Aditya tersedak part 2; Aryan dan Zavier melongo.

Menyadarkan diri, mereka bertiga menoleh ke arah meja itu dan mulai menghitung para gadis yang duduk melingkar di situ. Jumlahnya 5 orang.

"Kalian jangan bertanya dulu bagaimana bisa mereka berlima menjadi mantan pacarku. Sekarang pertama-tama bantu aku untuk menghadapi mereka," ucap Sahej masih sambil bersembunyi dengan cara tidak niat itu.

Aryan menggaruk tak gatal janggutnya, Aditya dan Zavier kompak menatap bergantian Sahej dan para gadis itu dengan ekspresi mereka yang ternganga.

"Aha! Aku ada ide!" seru Aryan tiba-tiba sedikit lebay. Perhatian ketiga temannya seketika tertuju padanya. "Adi takut bertemu mantannya, begitu juga Sahej. Jadi, kenapa kalian tidak bertukar saja? Adi yang mendatangi mantan-mantan Sahej dan sebaliknya. Bagaimana?" usulnya.

Satu, dua, tiga detik mereka berpikir. Di detik keempat, Aditya dan Sahej serempak mengangguk. "Oke."

"Bagus, sekarang cepat ke sana," titah Aryan.

Welcome, Baby! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang