FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
SEQUEL PERJODOHAN MANTAN
BISA DIBACA TERPISAH!
****
Dunia Zionathan adalah Brianna.
Dunia Brianna adalah Zionathan.
Yah, setidaknya itu yang dikatakan orang-orang di sekitar mereka yang selalu merasa bahwa mereka lebih dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°★
Brianna duduk di tepi kolam renang rumahnya. Satu kakinya masuk ke dalam kolam, dan satunya lagi ia tekuk sampai dada dengan dagunya yang ia letakkan di lutut. Pandangannya kosong menatap air kolam renang yang nampak tenang.
Ia pikir ia sudah tidak sedih mengenai Zionathan yang tidak menontonnya, tapi ia salah. Ia malah terus memikirkannya dan merasa sedih.
"Kenapa di sini malem-malem?"
Brianna menoleh ke belakang, menemukan Zionathan yang hanya mengenakan celana pendeknya dengan handuk yang melingkar di leher. Nampaknya dia akan berenang.
"Gabut aja. Kamu mau berenang?"
"Iya. Temenin?"
Brianna mengangguk saja.
Setelah meletakkan handuk di sebuah kursi, Zionathan langsung masuk ke kolam renang itu. Kedua manik gadis itu mengikuti pergerakkan laki-laki itu dari ujung kolam ke ujung lainnya.
Zionathan memang sempurna dari segala sisi. Pandangannya terhadap Zionathan seolah terbuka. Ia selalu menganggap Zionathan itu sama dengan laki-laki lain, tapi jelas Zionathan berbeda. Kini ia mengerti mengapa banyak perempuan tergila-gila pada laki-laki ini.
Selain menang soal fisik, dia pun pintar dalam olahraga, akademik, dan bisnis. Omong-Omong soal bisnis, Brianna tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia mendengar soal laptop Zionathan yang rusak tadi. Meskipun Brianna tidak tahu soal bisnis apa yang laki-laki itu kerjakan, tapi ia yakin itu penting.
Laki-Laki itu berhenti di tengah kolam, menyugar rambutnya ke belakang. "Kenapa?" tanyanya terengah.
"Sini. Aku mau ngomong."
"Penting gak? Mau selesain dua round lagi, boleh?"
Brianna memilih mengiyakan. Jarang-Jarang Zionathan mau berenang. "Boleh."
Bukannya kembali melanjutkan kegiatannya, laki-laki itu malah menghampirinya dan berdiri tepat di hadapan Brianna. Percuma dia meminta persetujuan Brianna.
"Katanya mau dua round lagi?"
"Gak jadi. Gue tau ini penting. Setidaknya penting bagi lo."
"Tau dari mana?"
"Muka lo serius gini. Kapan lo bisa masang muka seserius ini?"
Zionathan memang benar-benar mengenalnya. Brianna sampai ragu, apakah ada di dunia ini laki-laki yang bisa memahaminya seperti Zionathan?
"Lanjut lagi aja sana. Aku bisa nanti."
Zionathan menyipratkan air ke wajah Brianna membuat tubuhnya terlonjak kaget akan sensasi basah di wajahnya.