Komen oke?
Kalo komen sepi aku unpublished aja kali ya?
Selain komen jangan lupa vote, kalo ga mau komen boleh kirim tello di link bio akun aku
Happy Reading All
---
Di kantin, Haechan dan yang lainnya sepertinya akan sibuk membahas tentang apa yang terjadi dengan tiga murid baru tapi tentu saja tidak akan diberitahu dengan jelas.
Mereka berenam hanya duduk di meja yang ada di kantin dengan keadaan hening. Itu semua karena Renjun meminta penjelasan dari apa yang terjadi tadi di kelas.
"Ga ada yang mau jawab? Chan?" Ucap Renjun yang sudah lelah dengan keheningan di mejanya.
"Bukan urusan gua, silahkan tanya Jaemin sama Jeno." Ucap Haechan lalu memainkan ponselnya membuat Jeno dan Jaemin mendecih pelan sedangkan dirinya tertawa kecil.
"Jaem?" Panggil Yangyang.
"Ah kalian semua lama. Sini gua aja yang jelasin." Sahut Shotaro yang merasa Jeno dan Jaemin sedang mengulur waktu hingga bel berbunyi.
Jaemin dan Jeno langsung menatap Shotaro dengan tatapan terkejut tentunya. Karena memang untuk masalah itu hanya Haechan yang mengetahuinya.
"Taro." Panggil Haechan sambil melirik Shotaro sebentar lalu kembali fokus dengan ponselnya.
"Iya iya, jadi begini teman-teman. Mereka bertiga itu dulu pembully Jaemin. Dan ya yang tau cuma Haechan dan Jeno. Mereka itu dulu takut sama Jeno jadi mereka ngebully Jaemin kalo ga ada Jeno doang. Dah sekian ini intinya, jadi kalian ga usah nanya lebih detail karena emang ga penting untuk sekarang takut tiba-tiba kejadian yang ga terduga dateng." Jelas Shotaro yang mendapat tatapan tajam dari korban pertanyaan Renjun karena takut Shotaro membocorkan apa yang seharusnya di rahasiakan.
Renjun dan Yangyang hanya diam disana karena tidak tau harus ngomong apa lagi setelah Shotaro selesai menjelaskan.
"Udah kan? Gua ke kelas duluan ya." Ucap Haechan lalu pergi menuju kelas.
"Jaemin kenapa ga bilang?" Ucap Renjun kepada Jaemin setelah kepergian Haechan.
"Buat apa juga? Sesuai sama ucapan Shotaro kalo itu tuh ga penting buat kalian tau. Gua nyusul Haechan deh ya." Ucap Jaemin setelahnya ia ikut menyusul Haechan.
"Taro, kok lu bisa tau?" Ucap Jeno.
Mendengar itu Shotaro tersenyum miring dan menatap tepat mata Jeno dengan tatapan bangganya.
"Kenapa pake nanya? Bukannya lu udah tau jawabannya kenapa gua bisa tau?" Ucap Shotaro lalu bangkit menyusul kedua temannya yang sudah pergi lebih dulu.
Renjun dan Yangyang sebenarnya sangat keheranan. Karena ya, ketiga temannya yang lain langsung pergi begitu sudah menjawab satu pertanyaan dan juga kini di depannya ada Jeno yang tengah mengacak-acak rambutnya terlihat frustrasi.
"Jen?" Panggil Yangyang yang mana membuat Jeno pergi meninggalkan meja mereka.
Renjun dan Yangyang saling menatap lalu menghela napas berat bersamaan.
"Heran gua sama mereka." Ucap Renjun yang di setujui Yangyang disebelahnya.
"Kayaknya cuma kita berdua njun yang waras dari kita berenam." Ucap Yangyang dibalas anggukan setuju lalu kemudian keduanya segera bangkit bergegas untuk menyusul teman-temannya yang sepertinya kembali ke kelas.
---
Jeno kini tengah duduk bersandar di sofa yang berada di dalam ruangan milik Haechan sembari memainkan ponselnya. Ia tengah menunggu sosok pemilik ruangan yang ia tempati saat ini.
Tak lama kemudian sosok pemilik ruangan ini akhirnya tiba juga membuat ia segera bangkut.
"Ayo." Ajak Jeno yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari sosok yang baru saja masuk itu.
"Gua gebuk sini pala belakang lu Jung Jeno." Ucap Haechan lalu berjalan menuju kursi yang letaknya tidak jauh dari sofa yang di duduki oleh Jeno.
Mendengar itu Jeno malah tertawa karena mimik wajah Haechan yang lagi marah malah terlihat lucu baginya. Mohon untuk diam-diam saja karena jika sosok itu tahu ia bisa abis saat itu juga.
"Udah milih mau bawa apa?" Tanya Haechan sambil mulai menyalakan komputernya.
"Gimana mau milih, gua aja dari tadi di sini doang. Ga berani keluar takut ada nama anak-anak inti di depan pintu-pintu yang lain." Ucap Jeno sambil menatap Haechan.
"Bagus karena emang ada nama-nama mereka di depan pintu." Kata Haechan dengan senyum bangga karena Jeno tidak melakukan apa-apa selama ia tinggal tadi.
"Jadi, bisa anterin gua ke ruangan gua ga nih? Lu udah ngisi ruangan gua kan btw?" Tanya Jeno.
"Udah, ruangan lu yang pertama gua isi malahan." Ucap Haechan yang disambut senyum lebar dari Jeno hingga matanya hilang.
"Makasih sayang, lu ga lupa sama kesayangan gua kan." Ucap Jeno yang langsung diberikan bogeman mentah-mentah dari Haechan.
"Jaga bicaranya ya kawan. Kalo tentang kesayangan lu udah kok tenang." Ucap Haechan.
"Gila santai aja dong. Ayo sekarang aja berangkatnya." Ajak Jeno yang langsung disetujui oleh Haechan.
Akhirnya mereka berdua keluar dari ruangan Haechan dengan Jeno yang langsung menutup mata dan ia jalan di tuntun oleh Haechan.
Itu semua karena adanya nama-nama para anggota inti di pintu yang ada di kanan dan kiri lorong itu.
Haechan menuntun Jeno menuju ruangan yang ada bacaan nama 'LIJEN' di depannya.
Setelah masuk, Jeno tanpa di suruh langsung segera membuka matanya dan berjalan-jalan melihat-lihat ruangan yang isinya sungguh mengejutkan.
"Gimana? Sesuai permintaan lu ga?" Tanya Haechan yang sedang menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan berdiri di belakang Jeno.
"Sesuai kok, thanks btw." Ucap Jeno sambil berjalan menghampiri salah satu rak disana.
"Ambil yang lu mau, nanti langsung keluar lewat pintu yang ada di pojok situ. Langsung tembus ke tempat parkir tadi. Gua ke mobil duluan." Ucap Haechan lalu pergi meninggalkan Jeno sendiri di ruangan pribadinya.
---
Surprise hihi
Ga deh, ini tuh karena aku butuh pendapat kalian
COBA SARANIN AKU HARUS BUAT CERITA KAYAK APA SETELAH BOOK INI
KOMEN UNTUK SARAN --->>
Aku mikir ini dari siang sampe malem ga kepikiran apapun. Ya emang lagi ga mood juga, tapi tetep aja aku harus punya sedikit plan dan outline biar ga melenceng. Cerita ini aja kebanyakan melenceng dari outline awal...
JADI TOLONG KASIH SARAN KALO MAU AKU UPDATE MULU KALO GA YA UDAH LAH
Kalo pake cerita lama pun susah, aku ilang feel plus ga buat outline jadi kayak cuma judul doang? MANA BISA AKU INGET ITU HAMPIR 2 TAHUNAN YG LALU😭🙏🏻
Ini bakalan aku jadiin terakhir update kalo misal sepi komen hehe. Ga tau update lagi kapan suka-suka mood aku aja ya.
See you next chapter guys
SORRY FOR TYPO OKAY
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Man {Markhyuck}
FanfictionSudah ku bilang bukan? Jangan mengusik keluarga ku jika tidak ingin terjadi apa-apa pada dirimu sendiri atau orang terdekatmu. ~ Fullsun yang kalian ketahui itu hanya lapisan luar. Kalian semua tidak ada yang mengetahui lapisan dalam diriku. |On Go...