~Twenty Four~

257 33 2
                                    

Helloo

Apa kabar?

KOMEN GUYS BIAR AKU MOOD BUAT NGEDRAFT!!

Happy Reading All

---

"Udah siap?" Tanya Jeno yang di jawab anggukan kecil dari sebelahnya kemudian ia langsung melajukan mobilnya.

Mereka saat ini akan pergi ke sebuah rumah yang letaknya sangat terlampau jauh dari kawasan perkotaan.

Setelah lumayan lama di perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di tempat tujuan.

Keduanya turun lalu segera berjalan masuk ke dalam.

Rumah yang menjadi tujuan mereka itu terbuat dari kayu, terlihat jika rumah itu adalah rumah yang sudah lama sekali. Dan di depan pintu itu sudah banyak orang yang  menunggu kedatangan mereka berdua dengan menggunakan pakaian yang serba hitam dari atas kepala hingga ujung kaki.

Mereka semua menundukkan badannya ketika Haechan dan Jeno sudah berdiri di depan pintu. Salah satu dari mereka membuka pintunya lalu menundukkan kepalanya.

Haechan dan Jeno melangkah masuk tanpa membuka suara sama sekali. Di dalam rumah itu tidak terisi dengan perabotan rumah tangga apapun. Hanya ada sebuah sofa yang terlihat sudah tidak layak di pakai.

Tak lama ada seorang pria yang sepertinya umurnya tidak jauh dari Haechan dan Jeno yang menghampiri tempat keduanya berdiri.

Ketika pria itu sudah di depan keduanya, ada dua raut wajah yang berbeda. Haechan yang biasa saja dan Jeno yang terkejut.

"Kaget Jen? Harusnya engga sih." Ucap pria itu.

"Dimana Han?" Sahut Haechan yang tidak ingin berbasa basi.

"Ayo ikut." Ajak pria yang tadi dipanggil dengan nama Han oleh Haechan.

Haechan dan Jeno mengikuti Han yang entah akan membawanya kemana. Sampai dimana mereka tiba di sebuah pintu yang di depannya ada sesosok pria berpakaian serba hitam lagi yang langsung membukakan pintunya ketika mereka tiba.

Mereka bertiga segera masuk dan pemandangan yang sangat menakjubkan bagi mereka menyambut kedatangannya.

Tiga orang pria yang sedang duduk di tengah-tengah ruangan saling bersandar punggung satu sama lain dengan wajah yang hampir tidak bisa dikenali.

"Masih hidup mereka?" Tanya Jeno entah kepada siapa yang jelas bukan kepada Haechan.

"Masih, tadi kata kalian jangan sampe mati dulu." Jawab Han sambil mendudukkan diri di bangku yang ada di pojok ruangan.

"Silahkan Jeno, gua lagi ga mau ngapa-ngapain hari ini." Ucap Haechan lalu menghampiri Han dan ikut duduk di sebelahnya.

Sebenarnya bukan karena tidak ingin, hanya saja ia mau Jeno melampiaskan dendamnya langsung pada pelakunya.

Jeno yang mendengar itu secara tidak sadar menyeringai kecil lalu mulai mengeluarkan benda yang tadi ia bawa dan di simpan di saku jaketnya.

Dengan perlahan Jeno bawa kakinya menghampiri ketiga sosok itu lalu ia mulai berjalan memutari ketiganya dengan wajah yang tidak bersahabat saking terlampau datarnya. Matanya menatap tajam satu per satu orang yang ada di bawahnya tepat pada mata mereka.

Tangan kanannya menaik lalu matanya ikut melihat benda yang berada di tangannya dengan kakinya yang masih tetap melangkah mengitari ketiganya.

Jeno memberhentikan langkahnya lalu memutar arah tubuhnya hingga berhadapan langsung dengan sosok pertama yang sedang menatapnya penuh harap dan penuh penyesalan.

Dangerous Man {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang