helooo
tidak ada yg berhasil jawab 3 betul, tapi udah ada yg bener 2 jadi salah satu doang. saran ku jangan terkecoh ya guys, contohnya sebelumnya tuh yang "jin" 😌😌 taulah maksud aku apa
jadi aku update karena pengen aja bukan karena ada yang bener 3 oke☺️
jadi kalian harus banyak komen!!
Happy Reading All
---
"Beomgyu? Bisa lihat mata kakak sekarang mode apa?" Tanya Mark sambil merendahkan badannya. Ia kini berdiri di hadapan Beomgyu yang tengah duduk di pinggir kasur.
"Serius..." Jawab Beomgyu sambil menunduk.
"Lalu?"
"Kak... Please?"
"Hanya jawab beberapa pertanyaan kakak. Tidak bisa?"
CEKLEK
Beomgyu kembali menundukkan kepalanya sementara Mark menoleh ke belakang ketika mendengar suara pintu terbuka dan ia mendapatkan Sungchan yang berdiri di dekat pintu.
"Kenapa?"
"Telpon. Hehe sorry kak."
"Siniin."
Sungchan berjalan dengan ragu lalu memberikan ponsel di genggamannya kepada Mark lalu tersenyum kecil dan mengangguk saat Beomgyu mengangkat kepalanya dan menatapnya penuh harapan.
Mark tahu, adiknya tidak akan berani mengganggu dirinya ketika sedang marah. Apalagi hanya karena ada panggilan masuk. Kecuali dari satu orang. Jika ia yang menelponnya, maka adiknya itu akan berani menghampirinya hanya untuk memberikan ponselnya.
"Kakak pulang, kalian istirahat. Beomgyu mulai besok dan seterusnya berangkat bareng Sungchan dan Jeno. Tidak ada bantahan."
Beomgyu segera memeluk Sungchan di depannya saat Mark keluar dari kamarnya.
"Jangan nangis anjir. Pusing lu nanti." Ucap Sungchan sambil mengelus rambut Beomgyu.
"Udah Sungchan. Gua takut banget sama kak Mark." Ucap Beomgyu di sela-sela tangisannya.
"Udah pulang kak Mark nya kak?" Tanya Sungchan saat Jeno memasuki kamar.
"Udah, Beomgyu udahan nangisnya. Ganti baju abis itu tidur." Titah Jeno yang langsung di turuti oleh si bungsu.
---
"Kenapa? Tumben banget."
'Jangan di marahin Beomgyu-nya.'
"Iya engga."
'Sekarang kamu masih di sana?'
"Eum, tapi aku di lobby mau pulang."
'Kamu kalo mau nanya ke aku aja kak jangan ke Beomgyu."
"Iya nanti aku tanya ke kamu."
'Jangan dadakan tapi.'
"Sekarang aja gimana?"
'Dadakan namanya tapi iya boleh, ke apart aku aja kalo gitu.'
"Sendiri?"
'Udah tidur juga dia.'
"Aku otw ya kalo gitu."
'Iya hati-hati, udah makan?'
"Belum."
'Aku mau nyiapin makan malam kamu dulu kalo gitu. Aku tutup ya.'
---
Mark sudah sampai di tujuannya saat ini. Ia bahkan sudah berdiri di depan pintu apartemen tujuannya. Sesaat ia mendengar suara pintu dibuka dengan segera ia memeluk sosok di depannya setelah pintu itu di buka dari dalam.
"Lepas, masuk dulu ga enak kalo diliat orang kak."
Mark langsung melepas pelukannya karena sosok itu sudah memarahinya. Mark segera mengikuti sosok yang tadi ia peluk dan ternyata ia dibawa ke arah dapur.
"Makan dulu kak, suka atau engga sama menunya?"
"Suka. Aku suka apapun yang kamu masak."
"Buaya. Cepet makan kita ngobrolnya setelah kamu makan."
"Iya."
Mark memulai makannya dengan perlahan sambil di tatap secara intens dari depannya. Membuatnya beberapa kali tersenyum bahkan tertawa karena merasa malu.
Setelah hampir setengah jam Mark selesai makan lalu sosok itu segera mencuci piringnya barulah mereka berdua pergi menuju kamar untuk berbicara.
Keduanya bersebelahan dengan posisi duduk setengah rebahan yang menyandar pada kepala kasur.
"Jadi mau nanya apa sayang?"
"Kamu manggil aku kayak gitu cuma pas aku lagi marah doang. Jadi kayaknya kedepannya aku bakal marah mulu deh."
"Enak aja ya kamu, jangan aneh-aneh. Cepetan deh."
"Kamu tau siapa pelaku Beomgyu?"
"Tau kan udah ku bilang. Cuma kalo untuk bales dendam, saranku nanti aja. Bagi aku ini baru permulaan atau pembukaan untuk yang lebih parah."
"Jadi Beomgyu bakalan luka mulu?"
"Kemungkinan iya kalo dia ga mau lawan. Tapi tenang aja aku udah nyuruh beberapa orang kok buat jagain Beomgyu. Kalo emang udah melewati batas wajar, kamu bebas mau ngelakuin apa aja aku kasih izin."
"Kerjasama yuk kamu pinter banget abisnya."
"Ga mau. Punya aku masih kecil punya kamu udah besar banget ya. Yang ada punya aku di jatuhin sama yang iri."
"Kamu masih ga mau ngasih tau?"
"Engga. Sayang, bahkan mereka aja ga tau satu sama lain. Kecuali sebentar lagi setelah semuanya udah selesai baru mereka bakalan ketemu."
"Keren deh."
"Kamu juga, bahkan aku masih belum bisa dapet nama."
"Karena aku ga pake nama."
"Cih bohong banget."
"Emang sih."
"Sialan."
"Aku percayain Beomgyu sama kamu ya."
"Iya Mark, kamu bisa percaya sama aku."
---
Haechan memasuki kelasnya dengan raut wajah yang keheranan. Sebab dua sahabatnya itu tidak ada. Lebih tepatnya Jaemin dan Renjun. Kalau Jeno mah anak itu pasti bakal datang sebentar lagi.
Indra penglihatannya melihat ada Yangyang yang sedang duduk di bangkunya sembari mengerjakan tugas- ah lebih tepatnya menyalin tugas milik Soobin. Akhirnya ia memilih bertanya pada Yangyang setelah mendudukkan diri di bangku.
"Jaemin sama Renjun kemana?" Tanya Haechan sambil mengeluarkan buku.
"Ga masuk, kakeknya meninggal. Jadi semalem terbang." Jawab Yangyang tanpa menoleh ke Haechan.
"Oh? Bagus. Makasih Yangyang atas jawabannya." Ucap Haechan yang tiba-tiba tersenyum gembira.
"Bagus apanya anjir Seo Haechan?" Tanya Yangyang karena heran dengan ucapan Haechan bahkan ia sampai menoleh ke arahnya.
"Gapapa, gua mau liat juga dong." Ucap Haechan yang mencoba mengalihkan topik mereka sambil bangkit dan berjalan ke arah Yangyang untuk ikut menyalin tugas.
---
Nah nah part ini dikit aja. Part depan ada something lohh😌
Kalo komen banyak aku lanjut update oke oke
ada yang sadar akan sesuatu ga nih wkwkwk
bye sayang nya echan
see you
SORRY FOR TYPO GUYS
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Man {Markhyuck}
FanficSudah ku bilang bukan? Jangan mengusik keluarga ku jika tidak ingin terjadi apa-apa pada dirimu sendiri atau orang terdekatmu. ~ Fullsun yang kalian ketahui itu hanya lapisan luar. Kalian semua tidak ada yang mengetahui lapisan dalam diriku. |On Go...