~Two~

682 65 6
                                    

Hai semua!!

Jangan lupa untuk komen dan vote ya. Karena itu sangat berarti bagi aku:D

Kalian juga bisa kasih aku kritik dan saran oke? Bisa lewat komen atau juga pesan. Kalian bisa chat aku kapan aja. Kalo sempet bakal aku bales kok tenang aja.

Happy Reading All

---

"Pagi semua!"

"Pagi Chenle."

"Cepet sini sarapan Chenle. Nanti telat." Ucap Ten sambil memberikan sepiring roti yang telah di isi oleh selai sebelumnya dan satu gelas susu.

Keadaan meja makan sangat hening karena lima orang yang ada disana fokus makan. Terlebih karena ada sang Daddy disana jadi tidak bisa sedikit berisik. Karena Daddy-nya itu menjunjung tinggi tata krama makan yaitu tidak boleh berisik sama sekali ketika sedang makan bersama.

"Aku bawa mobil hari ini, bisa ga Mae?" Sahut Haechan setelah memastikan yang lain telah selesai menghabiskan sarapannya.

"Bisa. Mau bawa yang mana? Tumben banget mau bawa mobil. Biasanya minta jemput sama Renjun." Jawab Ten.

"Lagi pengen aja. Oh ya Chenle sekalian bareng aku aja ya. Kalo sama abang juga bolak-balik kan?" Lanjut Haechan di hadiahi tatapan terkejut dari yang lain.

"Lo lagi mau apa jujur cepet? Ga kayak Haechan yang biasanya anjir." Sahut Hendery penuh curiga sambil memicingkan matanya ke Haechan yang di balas tatapan sinisnya.

"Gua ga mau apa-apa. Udah nurut aja sih susah banget." Ucap Haechan yang malas berdebat dengan Kakak satu-satunya.

"Chenle, jujur. Lu di ancam apa sama nih anak satu?" Tanya Hendery kepada Chenle dan mengabaikan Haechan yang kini tengah memutarkan matanya malas.

"Ga. Ga di ancam apa-apa. Emang semalem abang ngajak berangkat bareng." Jawab Chenle lancar setelah tadi memikirkan jawaban yang tepat karena ia yakin kalau Hendery akan bertanya kepadanya.

"Bener?" Tanya Hendery lagi sekedar memastikan yang hanya di balas anggukan oleh Chenle.

"Biarin Hendery. Lagian Haechan sama Chenle emang satu sekolah kan? Mereka aja emang yang ga mau berangkat bareng." Ucap Johnny.

"Apa dih? Aku mah gapapa. Chenle tuh yang ga mau. Malu kali dia punya abang kayak aku huft." Sahut Haechan memanas-manasi Chenle.

"ENGGA IH APA SIH LO BANG!! Ga gitu Daddy!!" Pekik Chenle membuat ke-empat orang lainnya segera menutup telinga mereka sebelum berakibat gendang telinga mereka pecah.

"Bang please stop being dramatic okay? Mending kita berangkat sekarang aja ayok." Ucap Chenle menghentikan keributan di pagi hari yang mendung ini. Haechan hanya tertawa kecil sementara Johnny, Ten dan Hendery menggelengkan kepalanya.

Sudah tidak heran lagi mereka itu dengan tingkah Haechan. Setelah berpamitan, Haechan dan Chenle sudah memasuki mobil yang akan di kendarai oleh Haechan.

"Nanti ke gedung gua dulu baru ke gedung lu. Tenang nanti tetep gua anterin pake mobil juga kok kaga jalan kaki." Ucap Haechan memecah keheningan diantara mereka.

"Mau ngapain dulu emangnya?" Tanya Chenle.

"Mau ke kamar mandi."

"Kenapa ga di gedung gua aja dah biar ga bolak-balik?"

"Ssstt suka-suka gua lah. Tolong telpon Renjun dong nanti gua yang ngomong kalo udah di angkat."

Chenle menerima handphone yang di sodorkan oleh Haechan. Segera ia mencari kontak Renjun kemudian menekan tombol telepon yang berada di pojok atas sebelah kanan. Tak lama telepon itu terhubung dengan Renjun di seberang sana.

Dangerous Man {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang