"ZEE!!!"
"SINI KAMU!!"
Suara bariton seorang guru laki laki yang tengah mengejar seorang murid laki laki begitu menggelegar. Pak pak Samsul tanpa kenal lelah terus berteriak memanggil manggil muridnya dengan menggunakan sebuah toa yang ia pegang ditanganya. zee itu selalu saja menyusahkan nya.
"AYO KEJAR SAYA PAK!"
"ZEE BERHENTI ATAU SAYA CABUTIN BULU KAKI KAMU!!"
Lelaki tampan dengan kancing seragam sengaja dibuka dan kaos hitam polos dibagian dalamnya itu berlari dengan secepat kilat menghindari Pak Samsul yang masih mengejarnya. Satu kelebihan seorang zee, yakni pandai dalam hal berlari.
"SEMANGAT PAK LARINYA! BIAR PERUT BAPAK PUNYA BATA KAYA SAYA!"
zee berlari mundur sembari terus meledek kearah pak samsul yang berada jauh dibelakangnya, hingga ia tidak sadar bahwa ada seorang gadis dibelakangnya. Tepat saat ia membalikan badannya, tubuhnya menabrak tubuh seorang siswi hingga membuat siswi itu nyaris terjatuh jika zee tidak manahanya.
Tatapan keduanya seakan terkunci menatap satu sama lain selama beberapa detik dengan posisi zee yang menahan pinggang gadis itu.
"Apannsih Lo! Lepas!"
Setelah sadar menjadi pusat perhatian gadis itu memberontak menjauhkan tangan zee dari tubuhnya dengan tatapan penuh amarah.
"S-sory Lo gapapa kan?" Tanya zee pada gadis itu.
"Gapapa pala bapa kau! Sakit pinggang gue!" Ucap gadis itu sembari memegangi pinggangnya.
"Ya maaf. Lagian Lo tiba tiba-tiba ada dibelakang gue" sahut zee sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Lo yang salah tau gak?! Ini tuh sekolah bukan arena balap lari! Lo kalo mau lari larian ya dilapangan bukan disini" ucap gadis itu tidak santai.
"Kalo gue lari larian ya di hati Lo aja gimana?" Goda zee menaik turunkan alisnya.
"bole--
Ucapan zee terhenti saat Pak samsul yang tiba-tiba datang dan langsung menjewer telinganya membuat ia mengaduh kesakitan.
"ADUHHH ADUUH!"
"Aduh sakit pak!" Lirih zee namun tak digubris oleh Pak samsul.
"DIAM KAMU!" Sentak Pak samsul tepat di hadapan wajah zee hingga ia memejamkan matanya saat percikan air surga mengenai wajahnya.
"Kamu tau apa salah kamu?!" Tanya pak samsul penuh amarah.
zee hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya cengo sembari terduduk dilantai.
"Kamu itu baru saja menjebol pintu kamar mandi tau! Bisa bisa nya kamu malah godain murid baru"
"Bukan saya pak yang jebolin" elak zee.
"Kalau bukan kamu siapa lagi hah?!"
Sementara gadis itu hanya menatap keributan dihadapannya dengan tatapan tidak minat bercampur kesal. Pasalnya belum sehari ia bersekolah disini, sudah ada yang membuat ia kesal.
"Ampun pak jangan cingcang saya hidup hidup" zee seraya memohon pada gurunya.
"ampun ampun! Kemarin kamu rusakin papan tulis sekarang jebolin pintu kamar mandi, nanti apa?!"
"nyukurin kumis bapak" sahut zee dengan lempeng.
Mendengar ucapan dari mulut muridnya, pak samsul sontak melebarkan bola matanya. zee ini tidak pernah lepas dari kepungan guru guru, selalu saja ada kenakalan yang ia lakukan, mungkin sehari tanpa merusuh itu bagaikan sehari tanpa tanpa makan dan minum.