***Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun setelah jatuh dari motor bukannya pulang ke kost nya, zee justru memilih untuk mampir ke basecamp. Mungkin karena dikost nya ia hanya merasakan kesunyian yang abadi. zee sangat benci kesunyian. Ia takut akan kesunyian, dan baginya kesunyian hanya membawanya ke luka masa lalu.
Benar kata orang. Dunia tidak baik baik saja jika, orang tua telah tiada. Namun pada kenyataannya, semua orang akan mati bukan? Tidak ada yang abadi di dunia ini.
Setelah memarkirkan motornya di pekarangan basecamp bersama jejeran motor anggota lain, cowo dengan jeans yang robek dibagian lututnya itu memasuki basecamp dengan tertatih tatih, kakinya sangat terasa sakit untuk jalan karena tertindih motor tadi.
"Bang Lo kenapa? vebi juga kok ringsek gitu?" Tanya adel yang langsung bangun dari duduknya saat melihat zee berjalan pincang dengan motor yang rusak.
"Gapapa. Cuma nyungsruk aspal doang tadi" sahut zee menanggapinya.
"Bang mending Lo masuk terus obatin kaki sama tanganya, ngeri gue lihat darahnya netes gitu" ujar adel bergidik saat melihat hoodie zee terkena beberapa bercak darah.
zee mengangguk sekilas. Cowo itu langsung berjalan memasuki basecamp dengan menahan ngilu dikakinya.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsal- ASTAGHFIRULLAH! LO KENAPA KAYA GEMBEL GITU ZEE?!" Pekik aran terkejut melihat penampilan zee yang berantakan dengan bercak darah dihoodie nya.
"Berisik Lo setan!" Umpat zee memilih duduk dikursi kosong samping cio.
inti DADU itu menatap penuh pertanyaan kearah zee yang tengah meminum sekaleng minuman soda. Cowo itu terlihat santai dan tidak memperdulikan lukanya yang terus mengeluarkan darah.
Setelah meneguk hingga habis minuman itu, zee yang paham dengan raut wajah penuh tanya teman- temannya itu menghela nafas malas untuk menceritakan kejadian yang ia alami tadi.
"Tadi gue sama vebi nyium aspal" sahut zee dengan wajah santainya.
"APAH?!" Pekik tian yang langsung melempar rubik mainya ke wajah aldo.
"Sakit pea idung gue!" ujar aldo memegangi hidung nya yang terasa nyut-nyutan.
zee memegangi kepalanya yang terasa pusing mendengar ocehan dan pekikan teman temannya yang kelewat lebay.
"Tumben banget Lo jatoh dari motor. Gak digangguin anak anak cava kan?" Tanya cio seraya menyesap rokonya.
zee melepas Hoodie yang terpasang ditubuhnya, hingga memperlihatkan perut kotak kotaknya. "Gak kok bukan mereka" sahut zee.
"Lo tunggu sini, biar gue ambilin obat merah" ujar aran berjalan kearah dapur.
Suasana basecamp malam ini ramai seperti biasanya. Anggota inti maupun anggota lain berkumpul, bermain, dan mengobrol santai. Daisy Duck sendiri memang geng motor yang tidak pernah mencari gara gara. Mereka akan diam selagi tidak diganggu oleh siapapun, tapi jika sampai ada yang berani menganggunya, mereka semua tidak segan segan menghabisi orang itu. Apalagi cio dan zee yang tidak kenal rasa takut.
"Lagian Lo malam malam gini dari mana si? Biasanya juga udah nangkring makan gorengan disini" tanya aldo yang asik memainkan ponselnya, ngapain lagi jika bukan membalas pesan ke dua puluh lima pacarnya itu.
"Ini malem Minggu ngab. Ya gue habis ngapel ke rumah ayang" sahut zee seraya memakan permen kaki yang tersisa di saku celananya.
"Ngapel? Emang Lo punya ayang? Kan Lo jomblo" ujar aldo terkikik meledek bersama tian.