***
Kondisi lingkungan sekolah SMA JAKARTA48 saat ini sangat sepi. Pada saat pukul sembilan pagi seperti ini seluruh siswa dan siswi berada didalam kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran. Namun lain halnya dengan seorang siswa yang berjalan santai melewati koridor.
Siswa itu adalah zean melangkahkan kakinya menyusuri koridor dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku celana. Cowo dengan Hoodie hitam melekat ditubuhnya itu, menatap sekeliling sekolah yang terlihat begitu sepi dengan senyum tidak jelas.
Meskipun telah diberi ultimatum bahwa ia tengah dalam hukuman masa skors selama seminggu, namun zee tidak peduli dan malah berangkat ke sekolah tanpa mempedulikan hukuman dari pak samsul.
Saat dikost nya zee merasa perasaannya tiba-tiba tidak enak, dan terus memikirkan Chika serta teman-temannya. Hingga ia memutuskan untuk tetap berangkat ke sekolah.
"Sepi amat, keknya kalo ngebakar sekolah enak nih" ujar zee menatap sekeliling sekolah dengan bersiul merdu.
"Iya seru. Habis itu gue lebaran pake baju Oren" celetuknya lagi.
zee menghentikan langkahnya dengan spontan saat melihat seseorang yang berdiri tidak jauh dihadapannya.
"Malaikat pencabut nyawa" gumam zee menatap takut kearah pak samsul yang seolah siap menerkam dirinya.
zee meneguk ludahnya susah payah saat melihat pak samsul sudah berdiri tegak dihadapannya dengan tatapan tidak bersahabat menatap dirinya. Guru dengan kumis tebal itu mengelin celananya yang kedodoran dan bersiap mengejar zee.
"Pak samsul tukang kubur, kabur!!!"
Baru saja zee hendak berlari menghindari pak samsul, namun ia dihentikan oleh pak samsul yang langsung menarik hoodie bagian belakang zee hingga membuat cowo itu tersentak kaget.
"Hehehe, Selamat pagi pak. Bapak makin ganteng aja, tapi masih gantengan saya" ujar zee menyengir kuda menatap pak samsul.
"Hehehe, gausah banyak drama! Ngapain kamu kesekolah? Kamu lupa, bahwa kamu lagi diskors selama satu Minggu?!" Uajr pak samsul beralih menarik tali hoodie dibagian leher zee.
"Jawab!" Sentak pak samsul saat zee masih terdiam.
"L-lepasin dulu pak. L-leher saya ke-cekek" ujar zee terbatas-bata saat tali hoodie terasa mencekek lehernya.
Dengan cepat pak samsul pun melepaskan tarikan itu. Pria dengan tinggi yang tidak seberapa serta rambut yang begitu klimis itu masih menaruh pertanyaan pada zee.
zee dibuat bingung selaligus takut menghadapi pak samsul saat ini. Ia harus menjawab apa pertanyaan dari guru yang hobi menghukum nya itu. Namun sebuah ide cerdik terlintas begitu saja di kepalanya.
"Eh itu Bu Lita pak!" Ujar zee heboh seraya menunjuk kebelakang pak samsul.
Mendengar nama sang pujaan hatinya, pak samsul pun dengan segera mengikuti arah tunjuk zee.
"Mana Bu Lita?" Tanya pak samsul masih mencari keberadaan Bu lita.
Pak samsul yang sadar dibodohi oleh zean pun langsung berbalik dan menghadap zee namun ia dibuat kaget saat zee sudah berlari ngabret menghindari nya.
"ADA DIKANTOR PAK!" Sahut zee seraya berlari menjauhi pak samsul.
"ZEAN! AWAS KAMU YA! BERANI-BERANINYA NGERJAIN BAPAK!" Teriak pak samsul yang langsung berlari mengejar zee dengan mencincing kedua celananya yang masih saja kedodoran.
zee semakin panik saat melirik sekilas kebelakang dan pak samsul masih mengejar dirinya dengan lari yang cukup cepat.
"AMPUN PAK! JANGAN BAWA SAYA KE ALAM BAKA! SAYA KESINI CUMA MAU MAKAN BATAGOR MANG UJANG, SEKALIAN KETEMU SAMA AYANG!" Teriak zee masih berusaha berlari menghindari pak samsul.